56
homoskedastisitas” Sunjoyo dkk., 2013. Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot antara nilai prediksi variabel independen dengan
nilai residualnya. Dasar yang digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas antara lain:
a. Ada pola tertentu seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian mnenyempit, maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, b. Tidak ada pola yang jelas serta titik – titik yang menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.6.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya t-1. Analisis regresi adalah untuk melihat
pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya Sunjoyo, 2013.
Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian dengan Run Test. Run Test digunakan untuk melihat
apakah data residual terjadi secara random atau tidak sistematis. Jika asymp sig 2-tailed pada output runs test lebih besar dari 0,05, maka data tidak mengalami
atau mengandung autokorelasi dan sebaliknya Ghozali, 2006.
3.6.3 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji kemampuan variabel independen good corporate governance dan konvergensi IFRS dalam
57
mempengaruhi variabel dependen yaitu manajemen laba dapat menggunakan alat analisa statistik berupa uji t, uji F.
1. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara individu atau parsial
variabel independen mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Dasar pengambilan keputusan
adalah: H ditolak atau Ha diterima jika nilai signifikan 5.
Good Corporate Governance dan konvergensi IFRS diuji masing-masing
dengan menggunakan uji-t, dalam hal ini kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
H diterima apabila nilai signifikansi 0,05
Ha diterima apabila nilai signifikansi 0,05 2. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen Good Corporate Governance dan konvergensi IFRS secara bersama-sama
mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba. Dasar pengambilan keputusan adalah: Ho akan ditolak atau Ha diterima jika
nilai signifikansi F 5 . Data analisis dengan model regresi berganda adalah sebagai berikut :
Y = α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ β
4
X
4
+ β
5
X
5
+ β
6
X
6
+e Keterangan :
Y : Manajemen Laba X1 : Kepemilikan Institusional
58
X2 : Komite Audit
X3: Komisaris Independen X4 : Ukuran Dewan Komisaris
X5 : Ukuran Dewan Direksi X6 : Konvergensi IFRS
α : Konstanta β
1
, β
2
, β
3,
β
4
, β
5,
β
6,
: Koefisien Regresi e : Error tingkat kesalahan
3. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai
koefisien determinasi adalah diantara 0 dan 1 0 ≤ R
2
≤ 1. Nilai R
2
yang mendekati 1 berarti bahwa variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen, dan apabila nilai R
2
semakin kecil mendekati 0, berarti variabel-
variabel independen hampir tidak memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
3.7 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mengujungi situs Bursa Efek Indonesia yaitu
www.idx.co.id .
Waktu penelitian ini adalah dimulai dari bulan Juni sampai dengan selesai.