26
2.1.6 Komite Audit
Keberadaan komite audit melalui surat edaran Bapepam Nomor SE03PM2002. Dalam pelaksanaan tugasnya komite audit mempunyai fungsi
membantu dewan komisaris untuk:
1. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, 2. Menciptakan kedisiplinan dan pengendalian yang dapat mengurangi
kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan. 3. Meningkatkan efektivitas fungsi internal audit maupun eksternal audit.
4. Mengindentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris. Komite audit mempunyai peran yang penting dan strategis dalam hal
memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan, menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya
good corporate governance. Dengan berjalannya fungsi komite audit secara efektif, maka control terhadap perusahaan akan lebih baik sehingga konflik
keagenan yang terjadi akibat keinginan manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan sendiri dapat diminimalisasi.
2.1.7 Dewan Komisaris Independen
Pengertian komisaris menurut Emirzon dalam Wulandari 2013 adalah lembaga yang bertugas mengawasi atau mengontrol jalannya perusahaan yang
dipimpin oleh dewan direksi. Pembentukan Komisaris Independen ini didasarkan oleh keinginan untuk memberikan perlindungan terhadap pemegang
saham minoritas dalam PT terbuka dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik good corporate governance perusahaan tercatat wajib
27
memiliki Komisaris Independen yang jumlahnya secara proporsional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan Pemegang Saham Pengendali.
Proporsi dewan komisaris independen dalam mekanisme good corporate governance berperan penting tidak hanya melihat kepentingan pemilik tetapi juga
kepentingan perusahaan secara umum. Karakteristik dewan komisaris khususnya komposisi dewan komisaris independen dapat menjadi suatu mekanisme yang
menentukan tindakan manajemen laba. Dewan komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan
yang good corporate governance. Jika fungsi independensi dewan direksi cenderung lemah, maka ada kecenderungan terjadinya moral hazard yang
dilakukan oleh para direktur perusahaan untuk kepentingannya melalui pemilikan
perkiraan-perkiraan akrual yang berdampak pada manajemen laba. 2.1.8 Ukuran Dewan Komisaris
Dewan komisaris merupakan mekanisme penggendalian intern tertinggi yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen punjak.
Berdasarkan Bursa Efek Jakarta BEJ Nomor: Kep-315BEJ06 2000 dalam sari, 2010 “mengharuskan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk
memiliki dewan komisaris yang memonitor perusahaan agar tercipta Good Corporate Governance di Indonesia”. Artinya Dewan Komisaris merupakan
organ perusahaan yang bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta
memastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan GCG.
28
Ukuran dewan komisaris yang dimaksud disini adalah banyaknya jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Ukuran dewan komisaris
menentukan tingkat keefektifan pemantauan kinerja perusahaan. Menurut Chtourou 2001 dalam Sari, 2010 “jumlah dewan yang semakin besar maka
mekanisme monitoring manajemen perusahaan akan semakin baik”. 2.1.9 Ukuran Dewan Direksi
Dewan direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan tersebut secara jangka pendek maupun
jangka panjang. Dewan direksi juga merupakan salah satu indikator dalam pelaksanaan good corporate governance yang bertugas dan bertanggungjawab
untuk menjalankan manajemen perusahaan.
2.1.10 Konvergensi IFRS