Uji Parsial t-test Pengujian Hipotesis

69 Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual Test Value a ,00457 Cases Test Value 19 Cases = Test Value 20 Total Cases 39 Number of Runs 24 Z ,978 Asymp. Sig. 2-tailed ,328 Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014. Berdasarkan tabel 4.4, hasil uji autokorelasi dengan uji run test menunjukkan nilai asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,328 nilai ini lebih besar dari nilai alpha yaitu 5 0,328 0,05. Dengan demikian, kriteria pengujian autokorelasi melalui pengujian run test dapat dipenuhi, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadinya autokorelasi pada data yang observasi.

4.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji kemampuan variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen yaitu dengan menggunakan alat analisa statistik berupa uji t, uji F dan koefisien determinasi.

4.1.1 Uji Parsial t-test

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara parsial. 70 Tabel 4.5 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -,219 ,214 -1,024 ,313 KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL -,081 ,468 -,032 -,173 ,864 KOMITE AUDIT ,010 ,016 ,109 ,638 ,528 KOMISARIS INDEPENDEN ,697 ,299 ,483 2,332 ,026 UKURAN DEWAN KOMISARIS ,039 ,032 ,268 1,216 ,233 UKURAN DEWAN DIREKSI -,020 ,015 -,335 -1,335 ,191 KONVERGENSI IFRS -,069 ,065 -,202 -1,065 ,295 a. Dependent Variable: MANAJEMEN LABA Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014. Berdasarkan tabel 4.5, dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis secara parsial dari masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut : � � : Kepemilikan Institusional � � berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI. Hasil uji signifikan parsial t-test, dimana nilai t hitung variabel kepemilikan institusional diperoleh sebesar -0,173, dengan nilai signifikansinya sebesar 0,864, sedangkan t tabel adalah 2,0369, dengan tingkat signifikansi 0,05. Oleh karena itu t hitung t tabel, -0,173 2,0369 dan signifikan t lebih besar dari 0,05 0,864 0,05. Hal ini berarti secara parsial kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2011-2013, maka H 1 ditolak. 71 � � : Komite Audit � � berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI. Nilai t hitung untuk komite audit diperoleh sebesar 0,638 dengan tingkat signifikansi 0,528 sedangkan t tabel adalah 2,0369, dengan tingkat signifikansi 0,05. Oleh karena itu t hitung t tabel, 0,638 2,0369 dan signifikan t lebih besar dari 0,05 0,528 0,05. Hal ini berarti secara parsial komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2011-2013, maka � 2 ditolak. � � : Komisaris Independen � � berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI. Nilai t hitung untuk komisaris independen diperoleh sebesar 2,332 dengan tingkat signifikansi 0,026 sedangkan t tabel adalah 2,0369, dengan tingkat signifikansi 0,05. Oleh karena itu t hitung t tabel, 2,332 2,0369 dan signifikan t lebih kecil dari 0,05 0,026 0,05. Hal ini berarti secara parsial komisaris independen berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2011-2013., maka � 3 diterima. � � : Ukuran Dewan Komisaris � � berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI. Nilai t hitung untuk ukuran dewan komisaris diperoleh sebesar 1,216 dengan tingkat signifikansi 0,233 sedangkan t tabel adalah 2,0369, dengan tingkat signifikansi 0,05. Oleh karena itu t hitung t tabel, 1,216 2,0369 dan signifikan t lebih besar dari 0,05 0,233 0,05. Hal ini berarti secara parsial ukuran 72 dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2011-2013, maka � 4 ditolak. � � : Ukuran Dewan Direksi � � berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI. Nilai t hitung untuk ukuran dewan direksi diperoleh sebesar -1,335 dengan tingkat signifikansi 0,191 sedangkan t tabel adalah 2,0369, dengan tingkat signifikansi 0,05. Oleh karena itu t hitung t tabel, -1,335 2,0369 dan signifikan t lebih besar dari 0,05 0,191 0,05. Hal ini berarti secara parsial ukuran dewan direksi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2011-2013, maka � 5 ditolak. � � : Konvergensi IFRS � � berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI. Nilai t hitung untuk konvergensi IFRS diperoleh sebesar -1,065 dengan tingkat signifikansi 0,295 sedangkan t tabel adalah 2,0369, dengan tingkat signifikansi 0,05. Oleh karena itu t hitung t tabel, -1,065 2,0369 dan signifikan t lebih besar dari 0,05 0,295 0,05. Hal ini berarti secara parsial konvergensi IFRS tidak berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2011-2013, maka � 6 ditolak. Model regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut: Y = -0,219 - 0,081X 1 + 0,010X 2 + 0,697X 3 + 0,039X 4 - 0,02X 5 - 0,069X 5 + e Dimana: Y : Manajemen laba 73 X1 : Kepemilikan Institusional X2 : Komite Audit X3 : Komisaris Independen X4 : Ukuran Dewan Komisaris X5 : Ukuran Dewan Direksi X6 : Konvergensi IFRS e : Error tingkat kesalahan Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda, masing-masing variabel menjelaskan bahwa: 1. Konstanta sebesar -0,219 menyatakan bahwa apabila tidak ada variabel bebas maka tingkat manajemen laba adalah sebesar -0,219. 2. Kepemilikan institusional memiliki arah hubungan yang negatif sebesar - 0,081, dengan asumsi setiap peningkatan kepemilikan institusional sebesar 1 akan menyebabkan penurunan manajemen laba sebesar 0,081. Sebaliknya, peningkatan kepemilikan institusional sebesar 1 akan pula penurunan manajemen laba sebesar 0,081 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. 3. Komite audit memiliki arah hubungan yang positif sebesar 0,010, dengan asumsi setiap kenaikan komite audit sebesar 1 akan menyebabkan peningkatan manajemen laba sebesar 0,010. Sebaliknya, penurunan komite audit sebesar 1 akan menyebabkan pula penurunan manajemen laba sebesar 0,010 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. 4. Komisaris independen memiliki arah hubungan yang positif sebesar 0,697, dengan asumsi setiap komisaris independen sebesar 1 akan menyebabkan 74 peningkatan manajemen laba sebesar 0,697. Sebaliknya, penurunan komisaris independen sebesar 1 akan menyebabkan pula penurunan manajemen laba sebesar 0,697 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. 5. Ukuran dewan komisaris memiliki arah hubugan yang positif sebesar 0,039, dengan asumsi setiap kenaikan ukuran dewan komisaris sebesar 1 akan menyebabkan peningkatan manajemen laba sebesar 0,039. Sebaliknya, penurunan ukuran dewan komisaris sebesar 1 akan menyebabkan pula penurunan manajemen laba sebesar 0,039 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap 6. Ukuran dewan direksi memiliki arah hubungan yang negatif sebesar -0,02, dengan asumsi setiap kenaikan ukuran dewan direksi sebesar 1 akan menyebabkan penurunan manajemen laba sebesar 0,02. Dan sebaliknya, penurunan dewan komisaris independen sebesar 1 akan menyebabkan kenaikan manajemen laba sebesar 0,02 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. 7. Konvergensi IFRS memiliki arah hubungan yang negatif sebesar -0,069, dengan asumsi setiap kenaikan konvergensi IFRS sebesar 1 akan menyebabkan penurunan manajemen laba sebesar 0,069. Sebaliknya, penurunan dewan komisaris independen sebesar 1 akan menyebabkan kenaikan manajemen laba sebesar 0,069 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. 75

4.4.2 Uji Simultan F-test

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 46 93

Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 51 83

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 67 73

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance dan leverage terhadap Manajeman laba pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2011-2013

0 2 102

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TELAH GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 7 95

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance dan leverage terhadap Manajeman laba pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2011-2013

0 1 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan (agency theory) - Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Dan Konvergensi Ifrs Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 0 36

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Dan Konvergensi Ifrs Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 0 12

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 0 12