45
14 PTPP √
X √
√ -
15 SMBR X
X X
X -
16 SMGR √
√ √
√ Sampel 11
17 TINS √
√ √
√ Sampel 12
18 TLKM √
√ √
√ Sampel 13
19 WIKA √
X √
√ -
20 WSKT X
X X
X -
3.3 Batasan Operasional
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini memberikan batasan operasional untuk
menghindari kesimpang siuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan.
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba.
2. Variabel independen dalam penelitian ini adalah mekanisme good corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, komite
audit, komisaris inependen, ukuran dewan komisaris, dan ukuran dewan direksi serta variabel independen selain mekanisme GCG yaitu
konvergensi IFRS. 3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 13 dari 20 perusahaan
BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.
46
3.4 Defenisi Operasional
Menurut Jogiyanto 2010 defenisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek perusahaan kedalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang
menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan di dalam riset. Variabel independen atau variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi terikat, karena adanya variabel bebas. Di dalam penelitian ini variabel penelitian diklasifikasikan menjadi dua kelompok variabel,
yaitu variabel bebas independent variable dan variabel terikat dependent variable. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu: kepemilikan
institusional, komite audit, komisaris independen, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, dan konvergensi IFRS, sedangkan manajemen laba sebagai
variabel dependen.
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen atau biasa disebut dengan variabel terikat menurut Idrus 2009 adalah “variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya
variabel bebas.” Variabel dependen pada penelitian ini adalah Manajemen Laba. Manajemen laba adalah suatu kondisi dimana manajemen melakukan
intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal sehingga meratakan, menaikkan, dan menurunkan pelaporan laba. Pengukuran
manajemen laba menggunakan discretinary accrual DAC. Dalam penelitian ini discretonary accrual digunakan sebagai proksi karena merupakan komponen yang
dapat dimanipulasi oleh manajer seperti penjualan kredit. Untuk mengukur DAC, terlebih dahulu akan mengukur total akrual. Total akrual diklasifikasikan menjadi
47
komponen discretionary dan nondiscretionary Midiastuty, 2003, dengan tahapan:
e. Mengukur total accrual dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi.
Total Accrual TAC = laba bersih setelah pajak net income – arus kas operasi cash flow from operating
f. Menghitung nilai accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS
Ordinary Least Square: TAC
t
A
t-1
= α
1
1 A
t-1
+ α
2
ΔREV
t
- ΔREC
t
A
t-1
+ α
3
PPE
t
A
t-1
+e Dimana
TAC
t
: total accruals perusahaan i pada periode t A
t-1
: total aset untuk sampel perusahaan i pada akhit tahun t-1 REV
t
: perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t REC
t
: perubahan piutang perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t PPE
t
:aktiva tetap gross property plant and equipment perusahaan tahun t g. Menghitung nondiscretionary accruals model NDA adalah sebagai berikut:
NDAt = α
1
1 A
t-1
+ α
2
ΔREV
t
- ΔREC
t
A
t-1
+ α
3
PPE
t
A
t-1
Dimana NDAt : nondiscretionary accruals pada tahun t
α : fitted coefficient yang diperoleh dari hasil regresi pada perhitungan total accruals.
48
h. Menghitung discretionary accruals DACt : TAC
t
A
t-1
- NDA
t
Dimana DACt : discretionary accruals perusahaan i pada periode t
3.4.2 Variabel Independen
Variabel independen atau biasa disebut dengan variabel bebas menurut Idrus 2009 adalah “variabel yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya
variabel terikat”. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Good Corporate Governance dengan proksi kepemilikan institusional,
kepemilikan manajemen, komisaris independen, ukuran dewan komisaris, dan ukuran dewan direksi.
a. Kepemilikan institusional ����������� ������������� =
��ℎ�� ������������� ����� ��ℎ��
× 100 b. Komite Audit
Ukuran komite audit dihitung dengan jumlah anggota komite audit yang ada di perusahaan.
c. Komisaris independen ��������� ���������� =
��������� ���������� ������ℎ ���������
× 100 d. Ukuran dewan komisaris
Ukuran dewan komiaris merupakan jumlah dewan komisaris yang ada di perusahaan.
e. Ukuran dewan direksi
49
Ukuran dewan direksi merupakan jumlah dewan direksi yang ada di perusahaan.
2. Konvergensi IFRS. Data derajat konvergensi degree of convergence GAAP lokal suatu Negara
dengan IFRS, didapat dengan mengukur perbedaan antara PSAK dengan IFRS. Pengukuran ini didasarkan pada peneilitian Asbaugh dan Pincus 2001
yang dikembangkan oleh Wardhani 2009. Standar yang digunakan sebagai dasar untuk mengukur derajat konvergensi IFRS dalam penelitian Wardhani
2009 adalah sebagai berikut: a. Presentation of financial statement
b. Inventories c. Cash flow statement
d. Net profit or loss for the period, fundamental errors and changes in Accounting policies
e. Events after balance sheet date f. Segment reporting
g. Property, plant, and equipment h. Leases
i. Employee benefit j. The effect of change in foreign exchange rate foreign currency
translation k. Business combination
l. Related party disclosure
50
m. Consolidated financial statement in accounting for investement in subsidiaries
n. Accounting for investment in associate o. Earnings per share
p. Interim financial reporting q. Impairment of assets
r. Intangible assets s. Revenue recognition
t. Financial instrument. Standar yang digunakan untuk mengukur derajat konvergensi IFRS
dalam penelitian Ashbaugh dan Pincus 2001 adalah sebagai berikut: a. Melaporkan laporan arus kas
b. Pengugkapan kebijakan akuntansi c. Pengungkapan dampak perubahan kebijakan akuntansi
d. Pengungkapan perubahan estimasi akuntansi e. Pengungkapan penyesuaian atas periode sebelumnya
f. Pengungkapan pristiwa setelah tanggal neraca g. Pengungkapan transaksi dengan pihak istimewa
h. Pengungkapan informasi segmen.
51
Standar yang digunakan peneliti sebagai pengukur derajat konvergensi IFRS dengan PSAK adalah sebagai berikut:
1. Presentation of financial statements PSAK 1 IAS 1
2. Cash flow statement
PSAK 2 IAS 7 3. Fundamental errors and changes in accounting
policies PSAK 25 IAS 18
4. Event after balance sheet date PSAK 8 IAS 10
5. Segment reporting PSAK 5 IFRS 8
6. Property, plant, and equipment
PSAK 16 IAS 16 7.
Employee benefit PSAK 24 IAS 19
8. The effect of change in foreign exchange rate PSAK 10 IAS 21
9. Business combination PSAK 22 IFRS 3
10. Related party disclosure PSAK 7 IAS 24
11. Consolidated financial statement PSAK 4 IAS 27
12. Accounting for investment associate PSAK 15 IAS 28
13. Interim financial reporting PSAK 3 IAS 24
14. Impairment of assets PSAK 48 IAS 36
15. Intangible assets PSAK 19 IAS 38
16. Revenue recognition PSAK 23 IAS 18
17. Financial instrument PSAK 50 IAS 32
Dalam mengukur derajat konvergensi, penelitian ini menggunakan skala 1 hingga 4. Kriteria yang digunakan untuk meberikan skala dalam pengukuran
variabel ini adalah sebagai berikut: a. Nilai 1 apabila dalam laporan mengenai perbandingan antara GAAP
lokal atau PSAK yang diterapkan perusahaan dengan IFRS dinyatakan bahwa tidak ada standar akuntansi yang ekuivalen no similar guidance,
no specific guidancerequirement dengan GAAP lokal. b. Nilai 2 apabila laporan mengenai perbandingan antara GAAP lokal atau
PSAK yang diterapkan perusahaan dengan IFRS terdapat standar yang ekuivalen, namun tidak sama dengan IFRS dan dijelaskan mengenai
perbedaan-perbedaannya allows only, explanatory less extensive.
52
Misalnya dalam PSAK mengakui dua kriteria, namun dalam IFRS hanya mengakui satu dari dua kriteria tersebut.
c. Nilai 3 apabila laporan mengenai mengenai perbandingan antara GAAP lokal atau PSAK yang diterapkan perusahaan dengan IFRS dinyatakan
bahwa standar dalam GAAP lokal mirip dengan IFRS dengan pengecualian tertentu has similar requirements, except for atau broadly
similar, except for. d. Nilai 4 apabila laporan mengenai perbandingan antara GAAP lokal atau
PSAK yang diterapkan perusahaan dengan IFRS dinyatakan bahwa standar dalam GAAP lokal mirip dengan IFRS similar to IFRS
seluruhnya tanpa ada penjelasan mengenai perbedaan antara IFRS dengan GAAP lokal tersebut. Wardhani, 2009.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka dan dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan
mengolah literatur, artikel, jurnal maupun media tertulis lain yang berkaitan dengan topik pembahasan dari penelitian ini. Sedangan dokumentasi dilakukan
dengan mengumpulkan sumber-sumber data dokumenter seperti laporan tahunan perusahaan yang menjadi sampel penelitian data sekunder.
Data sekunder yang digunakan diperoleh dari internet melalui situs
www.idx.co.id berupa laporan keuangan maupun laporan tahunan annual
report perusahaan.
53
3.6 Model Analisis Data
Analisa data dilakukan dengan menggunakan metode analisa kuantitatif yaitu dengan mengumpulkan, mengolah, dan menginterpretasikan data yang
diperoleh sehingga memberi keterangan yang benar dan lengkap untuk pemecahan masalah yang dihadapi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model regresi berganda dengan menggunakan bantuan software SPSS. Jenis pengujian yang dapat dipakai dalam penelitian ini, yaitu uji statistik
deskriptif, uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis, dimana masing-masing pengujian ini diharapkan dapat membantu peneliti didalam mengolah dan
menginterpretasikan data untuk menghasikan suatu keputusan penelitian.
3.6.1 Pengujian Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, median, variance, serta standar deviasi
data yang digunakan dalam penelitian. Dimana komponen-komponen statistik deskriptif dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata mean adalah jumlah seluruh angka pada data yang dibagi dengan jumlah data yang ada,
2. Median adalah nilai tengah data setelah data tersebut diurutkan dari angka terkecil ke angka tertinggi,
3. Range adalah selisih dari nilai tertinggi dengan nilai terendah dalam suatu kumpulan data,
4. Standard deviation adalah nilai simpangan baku. Semakin kecil nilainya, maka data yang digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata,
54
Variance adalah jumlah selisih antara data dengan rata-rata data dan kemudian dibagi dengan jumlah data dikurangi 1n-1 atau nilai kuadrat dari standard
deviation. 3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik
Model penelitian sebaiknya diuji terlebih dahulu asumsi klasiknya untuk memastikan tidak adanya bias atau rancu yang dapat membuat hasil penelitian
menjadi tidak akurat Sunjoyo dkk. 2013.
3.6.2.1 Uji Normalitas
Sunjoyo dkk., 2013 menyatakan bahwa “Uji normalitas berguna pada tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Uji normalitas berfungsi untuk
melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal”. Cara yang
digunakan untuk mendeteksi apakah residual mengikuti berdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik. Data yang menyebar di sekitar garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, selain itu bisa juga melalui uji analisis
statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogrov-Smirnov atau biasa disingkat K-S Ghozali, 2008
dalam Sunjoyo dkk, 2013. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis : H
: Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
55
Bila sig 0,05 dengan α = 5, berarti distribusi data normal H diterima, sebaliknya bila sig
0,05 dengan α = 5, berarti distribusi data tidak normal Ha diterima.
3.6.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam dalam suatu model regresi linear
berganda. Korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebas menunjukkan hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu
Sunjoyo dkk., 2013. Mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, jika diantara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0.90,
maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas, 2. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari 1 nilai tolerance dan lawannya 2
variance inflation factor VIF, nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau
sama dengan nilai VIF 10.
3.2.6.3 Uji Heterokedastisitas
“Uji heterokedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut
56
homoskedastisitas” Sunjoyo dkk., 2013. Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot antara nilai prediksi variabel independen dengan
nilai residualnya. Dasar yang digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas antara lain:
a. Ada pola tertentu seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian mnenyempit, maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, b. Tidak ada pola yang jelas serta titik – titik yang menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.6.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya t-1. Analisis regresi adalah untuk melihat
pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya Sunjoyo, 2013.
Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian dengan Run Test. Run Test digunakan untuk melihat
apakah data residual terjadi secara random atau tidak sistematis. Jika asymp sig 2-tailed pada output runs test lebih besar dari 0,05, maka data tidak mengalami
atau mengandung autokorelasi dan sebaliknya Ghozali, 2006.
3.6.3 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji kemampuan variabel independen good corporate governance dan konvergensi IFRS dalam
57
mempengaruhi variabel dependen yaitu manajemen laba dapat menggunakan alat analisa statistik berupa uji t, uji F.
1. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara individu atau parsial
variabel independen mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Dasar pengambilan keputusan
adalah: H ditolak atau Ha diterima jika nilai signifikan 5.
Good Corporate Governance dan konvergensi IFRS diuji masing-masing
dengan menggunakan uji-t, dalam hal ini kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
H diterima apabila nilai signifikansi 0,05
Ha diterima apabila nilai signifikansi 0,05 2. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen Good Corporate Governance dan konvergensi IFRS secara bersama-sama
mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba. Dasar pengambilan keputusan adalah: Ho akan ditolak atau Ha diterima jika
nilai signifikansi F 5 . Data analisis dengan model regresi berganda adalah sebagai berikut :
Y = α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ β
4
X
4
+ β
5
X
5
+ β
6
X
6
+e Keterangan :
Y : Manajemen Laba X1 : Kepemilikan Institusional
58
X2 : Komite Audit
X3: Komisaris Independen X4 : Ukuran Dewan Komisaris
X5 : Ukuran Dewan Direksi X6 : Konvergensi IFRS
α : Konstanta β
1
, β
2
, β
3,
β
4
, β
5,
β
6,
: Koefisien Regresi e : Error tingkat kesalahan
3. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai
koefisien determinasi adalah diantara 0 dan 1 0 ≤ R
2
≤ 1. Nilai R
2
yang mendekati 1 berarti bahwa variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen, dan apabila nilai R
2
semakin kecil mendekati 0, berarti variabel-
variabel independen hampir tidak memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
3.7 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mengujungi situs Bursa Efek Indonesia yaitu
www.idx.co.id .
Waktu penelitian ini adalah dimulai dari bulan Juni sampai dengan selesai.
59
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari internet melalui situs www.idx.co.id. Data yang digunakan merupakan data laporan
keuangan dan laporan tahunan perusahaan BUMN yang dipublikasikan setelah diaudit oleh auditor independen pada tahun 2011-2013. Berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan, diperoleh 13 perusahaan BUMN yang menjadi sampel dari totalo 30 populasi perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode tahun 2011-2013. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Jenis pengujian yang dapat dipakai dalam penelitian ini, yaitu uji statistik deskriptif, uji asumsi
klasik dan pengujian hipotesis, Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 19.
4.2 Analisis Statistik Deskriptif