Uji Normalitas Uji Multikolienaritas

63

4.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dapat dilakukan secara kasat mata yaitu dapat dilihat pada grafis histogram dan grafik PP Plots. Suatu data akan berdistribusi normal jika grafik histogram menyerupai bel yang menghadap ke atas. Hal ini bisa dilihat dalam tampilan grafik berikut ini: Gambar 4.1 Uji Normalitas 1 : Histogram Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014. Sementara dilihat dari grafik PP Plot, data dikatakan terdistribusi normal jika penyebaran data menggambarkan titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal pada normal 64 probability plot. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa normalitas data terpenuhi. Hal ini bisa dilihat dalam tampilan grafik normal probability plot sebagai berikut: Gambar 4.2 Uji Normalitas 2 : Grafik PP Plots Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014. Pengujian normalitias dapat juga diuji secara statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Menurut Ghozali 2008 dalam Sunjoyo dkk, 2013 uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis sebagai berikut: Ho : Data residual berdistribusi normal. Ha : Data residual tidak berdistribusi normal. Bila sig 0 , 0 5 dengan α = 5 , berarti d istribusi data normal Ho diterima , sebaliknya bila sig 0,05 dengan α = 5, berarti distribusi data 65 tidak normal Ha diterima . Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan tes Kolmogorov-Smirnov ditunjukkan oleh tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2 Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 39 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation ,12554636 Most Extreme Differences Absolute ,214 Positive ,214 Negative -,140 Kolmogorov-Smirnov Z 1,335 Asymp. Sig. 2-tailed ,567 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Diolah dengan SPSS, 2014.

4.3.2 Uji Multikolienaritas

Korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebas menunjukkan hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu Sunjoyo dkk., 2013. Untuk melihat ada tidaknya gejala multikolinearitas, peneliti melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir yaitu : tolerance 0,10 dan VIF Variance Inflation Factor 10. Uji multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance dan VIF menunjukkan hasil seperti pada tabel 4.3 berikut: 66 Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolienaritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -,219 ,214 KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL -,081 ,468 -,032 ,755 1,325 KOMITE AUDIT ,010 ,016 ,109 ,874 1,144 KOMISARIS INDEPENDEN ,697 ,299 ,483 ,598 1,673 UKURAN DEWAN KOMISARIS ,039 ,032 ,268 ,529 1,892 UKURAN DEWAN DIREKSI -,020 ,015 -,335 ,406 2,465 KONVERGENSI IFRS -,069 ,065 -,202 ,709 1,411 a. Dependent Variable: MANAJEMEN LABA Sumber : Diolah dengan SPSS, 2014 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya gejala multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan nilai tolerance dan VIF. Masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10. Untuk kepemilikan institusional memiliki nilai tolerance 0,755; komite audit memiliki nilai tolerance 0,874; komisaris independen memiliki nilai tolerance 0,598; ukuran dewan komisaris memiliki nilai tolerance 0,529; ukuran dewan direksi memiliki nilai tolerance 0,406; dan konvergensi IFRS memiliki nilai tolerance 0,709. Jika dilihat dari VIF, masing-masing variabel independen lebih kecil dari 10 yaitu kepemilikan institusional memiliki VIF 1,325; komite audit memiliki VIF 1,144; komisaris independen memiliki VIF 1,673; ukuran dewan komisaris memiliki VIF 1,892; ukuran dewan direksi memiliki VIF 2,465; dan konvergensi IFRS memiliki 67 VIF 1,411. Kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel independennya. 4.3.3 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji ini dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot. Dasar yang digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas antara lain: c. Ada pola tertentu seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, d. Tidak ada pola yang jelas serta titik – titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat ditunjukan pada gambar 4.3 berikut ini : Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014. 68 Dari grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak baik di atas angka 0 pada sumbu Y tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain mengindikasikan bahwa adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data penelitian lainnya. Maka dapat di simpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini sehingga model ini layak untuk digunakan untuk melihat pengaruh kepemilikan institusional, komite audit, komisaris independen, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, dan konvergensi IFRS terhadap tingkat manajemen laba perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI.

4.3.4 Uji Autokorelasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 46 93

Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 51 83

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 67 73

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance dan leverage terhadap Manajeman laba pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2011-2013

0 2 102

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TELAH GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 7 95

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance dan leverage terhadap Manajeman laba pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2011-2013

0 1 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan (agency theory) - Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Dan Konvergensi Ifrs Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 0 36

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Dan Konvergensi Ifrs Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 0 12

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 0 12