Pengertian Program Akselerasi Hubungan pengembangan diri rutin terhadap al-akhlak al-karimah siswa-siswi program akselerasi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
c. Kesenjangan keterampilan harus didiagnosa sehingga peserta didik
dapat dibantu untuk menguasai keterampilan dasar yang masih kurang dikuasainya
d. Guru, konselor, atau kelompok peserta didik cerdas diperlukan untuk
membantu peserta didik yang mengalami masalah social yang terkait dengan loncat kelas
e. Setiap pengambilan putusan untuk loncat kelas perlu
mempertimbangkan , kematangan fisik, stabilitas emosi, motivasi, dan kemampuan untuk mengatasi tantangan pada peserta didik. Yang
terpenting adalah kebutuhan peserta didik akan stimulasi intelektual yang sesuai kecepatan belajarnya
f. Perlu ada masa percobaan minimal 6 minggu sampai 1 semester
peserta didik perlu dibantu untuk menyadari bahwa jika ia tidak berhasil berkembang di kelas baru, ia akan diminta kembali kekelas
awalnya. Pendampingan konselor harus dilakukan untuk membantu anak agar tidak merasakan bahwa dirinya gagal jika tidak berhasil
loncat kelas. D.
Penelitian yang Relevan
1. Arif Rahman Hakim, skripsi tahun 2010 di UIN Jakarta yang berjudul
“Pengaruh Pelaksanaan Ibadah Shalat terhadap Akhlak Siswa di SMPN 3 Ciputat-Tangerang
”. Hasil penelitian yang diambil dari sampel sebanyak 20 dari jumlah 250 siswa yang terdapat di SMPN 3 Ciputat ini
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara pelaksanaan ibadah shalat terhadap akhlak siswa di SMPN 3 Ciputat. Hal tersebut dapat
dilihat nilai Rxy = 0,243 yang terletak pada kategori 0,20-0,40 yang berarti
kolerasi lemah atau rendah.
2. Ahmad Amirul, Jurnal Tahun 2009 di UIN Bandung yang berjudul
“Pengaruh Pelaksanaan Shalat Berjama’ah terhadap Prilaku sosial”.
Kesimpulan dari jurnal ini adalah shalat berjama‟ah adalah shalat yang
dikerjakan dengan berkelompok sedikitnya terdiri atas dua orang yang
mempunyai ikatan yaitu seorang dari mereka menjadi imam dan yang lain menjadi makmum dengan syarat-syarat yang ditentukan, dimana makmum
wajib mengikuti imam dari mulai takbir samapai dengan salam. Selain shalat
berjama‟ah beribadah kepada Allah Swt juga terdapat hikmah dan keutaman dari shalat tersebut. Di samping memiliki manfaat dan pahala
yang besar, shalat berjama‟ah mempunyai dimensi psikologis tersendiri
antara lain: aspek demokratis, rasa diperhatikan dan berarti, kebersamaan, tidak adanya jarak personal dan terapi lingkungan. Perilaku tidak terbentuk
dengan sendirinya, perilaku dapat terbentuk karena adanya faktor-faktor ekstern individu yang memegang peranannya. Ada empat cara
pembentukan perilaku yaitu: adopsi, deferensial, integrasi dan trauma.
3.
Sofyan, skripsi tahun 2012 di UIN Jakarta yang berjudul “Pelaksanaan Shalat
Berjama’ah dalam Pembentukan Akhlak Siswa Kelas VI SDN Kebon Pala 03 Pagi”. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kegiatan
shalat berjama‟ah di SDN Kebon Pala 03 pagi secara umum adalah sebuah
upaya untuk mewujudkan pendidikan nasional yakni melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat memperbaiki akhlak siswa, memperkuat
keimanan dan ketaqwaan siswa serta memperluas keilmuan siswa. Secara khusus kegiatan shalat
berjama‟ah ini bertujuan agar siswa terbiasa menjalankan ibadah secara lebih baik dan benar dan terbiasa berakhlak
mulia. Pelaksanaan shalat berjama‟ah yang diterapkan di sekolah dapat
disimpulkan memiliki hubungan dengan pembentukan akhlak siswa, hal ini dibuktikan dengan nilai korelasi 0,305 dan diterimanya Ha yang berarti
ada pengaruh positif yang signifikan antara pelaksanaan shalat berjama‟ah
terhadap pembentukan akhlak siswa.
Dari ketiga penelitian di atas, penulis dapat menyimpulkan adanya hubungan positif antara pelaksanaan shalat
berjama‟ah terhadap perilaku sosial , akhlak siswa. Perilaku sosial dan akhlak siswa sangat tepat untuk
dijadikan referensi skripsi ini.