Konsep Dasar Pengembangan Diri dalam Pendidikan Karakter
menuju kearah yang lebih maju dan sempurna. Perkembangan itu sendiri menghasilkan bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari
tahap aktifitas yang sederhana ketahap yang lebih tinggi . perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu
bentuktahap ke tahap berikutnya, yang kian hari bertambah maju dari
masa pembuahan sampai masa kematian. 3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Diri Siswa
Adapun mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa, para ahli berbeda pendapat lantaran sudut pandang dan pendekatan
mereka terdapat eksistensi siswa tidak sama. Untuk lebih jelas berikut pemaparan aliran-aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor
perkembangan siswa, sebagai berikut
7
: a.
Aliran Nativisme Adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran
pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini bernama Arthur Schopenhauer 1788-1860 seorang filosof Jerman. Aliran ini disebut
juga aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kecamata hitam, aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia
itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu pendidikan,
pandangan seperti itu disebut “pesimisme pedagogis”. Sebagai contoh jika sepasang orang tua ahli musik, maka anak yang mereka lahirkan
akan menjadi pemusik pula. Harimau pun hanya melahirkan harimau, jadi pembawan dan bakat orang tua selalu berpengaruh mutlak
terhadap perkembangan kehidupan anaknya.
b. Aliran Empirisme
Kebalikan dari aliran Nativisme adalah aliran empirisisme dengan tokoh utama Jhon Locke 1632-
1704. Nama asli aliran ini adalah “The
7
Ibid., h. 42-47
School Of British Empiricism ”, namun aliran ini lebih berpengaruh
terhadap pemikir Amerika sehingga melahirkan sebuah aliran filsafat bernama “environmentalisme” aliran lingkungan dan psikologi
bernama “environmental psychology” psikologi lingkungan yang
relatif masih baru Reber, 1988. Doktrin aliran ini yang amat masyhur adalah “tabula rasa” sebuah isltilah bahasa latin yang berarti batu tulis
kosong atau lembaran kosong”. Doktrin ini menekankan arti penting
pengalaman, lingkungan dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman
pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya. Dalam hal ini para penganut empirisisme
menganggap setiap anak yang lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong , tak punya kemampuan dan bakat apa-apa. Hendak menjadi
apa seorang anak kelak bergantung pada pengalamanlingkungan yang mendidiknya. Memang amat sukar dipungkiri bahwa lingkungan yang
memiliki pengaruh besar terhadap proses perkembangan dan masa depan siswa. Dalam hal ini, lingkungan keluarga bukan bakat bawaan
dan lingkungan masyarakat sekitar telah terbukti menentukan tinggi rendahnya mutu perilaku dan masa depan seorang siswa.
c. Aliran Konvergensi
Aliran ini merupakan aliran gabungan dari aliran empirisisme dan nativisme. aliran ini menggabungkan arti penting hederitas
pembawaan dengan
lingkungan sebagai
faktor-faktor yang
berpengaruh perkembangan manusia. Tokoh utama bernama Louis William Stren 1871-1938 seorang filosof dan psikologi Jerman.
Aliran filsafat yang dipelopopri disebut “personalisme” sebuah
pemikiran filosofis yang sangat berpengaruh terhadap disiplin-displin ilmu yang berkaitan dengan manusia. diantara disiplin ilmu yang
menggunakan asas personalisme adalah “personologi” yang mengembangkan teori yang komprehensif luas dan lengkap mengenai
kepribadian manusia. Para penganut aliran ini, berkeyakinan bahwa baik faktor pembawaaan dan lingkungan andilnya sama besar dalam
menentukan masa depan seseorang. Jadi, seorang siswa yang lahir dari keluarga santri atau kyai, umpamanya kelak ia akan menjadi ahli
agama apabila ia dididik di lingkungan pendidikan keagamaan. Berdasarkan uraian mengenai aliran-aliran doktrin filosofis yang
berhubungan dengan proses perkembangan di atas, penulis menyimpulkan bahwa faktor
yang mempengruhi tinggi-rendahnya mutu hasil perkembangan siswa pada dasarnya terdiri atas dua macam:
1 Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri
yang meliputi pembawaan dan potensi psikologi tertentu yang turut mengembangkan siswa itu sendiri
2 Faktor eksternal yaitu faktor yang datang atau adanya dari luar diri
siswa yang meliputi lingkungan khususnya pendidikan dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungannya.