Tujuan Hubungan pengembangan diri rutin terhadap al-akhlak al-karimah siswa-siswi program akselerasi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

mempunyai ikatan yaitu seorang dari mereka menjadi imam dan yang lain menjadi makmum dengan syarat-syarat yang ditentukan, dimana makmum wajib mengikuti imam dari mulai takbir samapai dengan salam. Selain shalat berjama‟ah beribadah kepada Allah Swt juga terdapat hikmah dan keutaman dari shalat tersebut. Di samping memiliki manfaat dan pahala yang besar, shalat berjama‟ah mempunyai dimensi psikologis tersendiri antara lain: aspek demokratis, rasa diperhatikan dan berarti, kebersamaan, tidak adanya jarak personal dan terapi lingkungan. Perilaku tidak terbentuk dengan sendirinya, perilaku dapat terbentuk karena adanya faktor-faktor ekstern individu yang memegang peranannya. Ada empat cara pembentukan perilaku yaitu: adopsi, deferensial, integrasi dan trauma. 3. Sofyan, skripsi tahun 2012 di UIN Jakarta yang berjudul “Pelaksanaan Shalat Berjama’ah dalam Pembentukan Akhlak Siswa Kelas VI SDN Kebon Pala 03 Pagi”. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kegiatan shalat berjama‟ah di SDN Kebon Pala 03 pagi secara umum adalah sebuah upaya untuk mewujudkan pendidikan nasional yakni melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat memperbaiki akhlak siswa, memperkuat keimanan dan ketaqwaan siswa serta memperluas keilmuan siswa. Secara khusus kegiatan shalat berjama‟ah ini bertujuan agar siswa terbiasa menjalankan ibadah secara lebih baik dan benar dan terbiasa berakhlak mulia. Pelaksanaan shalat berjama‟ah yang diterapkan di sekolah dapat disimpulkan memiliki hubungan dengan pembentukan akhlak siswa, hal ini dibuktikan dengan nilai korelasi 0,305 dan diterimanya Ha yang berarti ada pengaruh positif yang signifikan antara pelaksanaan shalat berjama‟ah terhadap pembentukan akhlak siswa. Dari ketiga penelitian di atas, penulis dapat menyimpulkan adanya hubungan positif antara pelaksanaan shalat berjama‟ah terhadap perilaku sosial , akhlak siswa. Perilaku sosial dan akhlak siswa sangat tepat untuk dijadikan referensi skripsi ini.

E. Kerangka Berfikir

Akhlak adalah segala sesuatu yang telah tertanam kuat atau terpatri dalam diri seseorang, yang akan melahirkan perbuatan-perbuatan yang tanpa melaui pemikiran atau perenungan terlebih dahulu, artinya bahwa perbuatan itu dilakukan dengan refleks dan spontan tanpa dipikrakan terlebih dahulu. Jika sifat yang tertanam itu darinya muncul perbuatan-perbuatan terpuji menurut rasio dan syariat, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang baik al-Akhlak al-mahmûdah sedangkan jika terlahir perbuatan-perbuatan buruk maka sifat tersebut dinamakan dengan akhlak buruk al-Akhlak al-Madzmûmah. Perhatian terhadap pentingnya akhlak kini muncul kembali, yaitu disaat manusia zaman modern ini dihadapkan pada masalah moral dan akhlak yang cukup serius, yang kalau dibiarkan akan menghancurkan masa depan bangsa yang bersangkutan. Pada realita kehidupan saat ini, dapat dilihat dan dinilai sendiri bagaimana moral dan perilaku seorang anak terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Beberapa bulan lalu dikejutkan oleh pemberitaan tentang kerusuhan yang disebabkan perilaku menyimpang dari kalangan siswa . di sinilah perlu adanya pembinaan akhlak orang tua dan sekolah perlu dipertanyakan. Sejauh mana peran orang tua dan pihak sekolah dalam melakukan pembinaan akhlak terhadap perilaku atau lebih khususnya akhlak mereka. Seperti yang telah diketahui bahwa lapangan pendidikan dimana pekerjaan mendidik berlangsung dalam masyarakat ini tidak hanya keluarga. Tetapi sekolah pun pendidikan anak dapat dilaksanakan oleh para guru-guru. Maka ketika mereka melakukan penyimpangan yang biasanya disalahkan oleh orang tua adalah gurunya. Di sinilah peran pembinaan akhlak di sekolah harus lebih dikembangkan. Karena perkembangan itu sendiri sebagai rententan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju kearah yang lebih maju dan sempurna. Perkembangan itu sendiri menghasilkan bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktifitas yang sederhana ketahap yang lebih tinggi . perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui