Sikap .1. Sikap Informan Tentang Hipertensi pada Umumnya Terkena pada

Menurut Rahmi 2012, olahraga yang paling baik dilakukan adalah jalan pagi. Olahraga ini tidak terlalu banyak meningkatkan kemampuan fisik dan pembakaran lemak pada tubuh. Olahraga dapat mengurangi tekanan darah bukan hanya disebabkan berkurangnya berat badan, tetaoi juga disebabkan bagaimana tekanan darah dihasilkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa infoman telah memahami hipertensi secara konseptual, informan dapat menyebutkan keterkaitan antara gejala dasar dan keterkaitan olahraga dengan hipertensi. Hal ini dapat terjadi karena informan telah sering mendapatkan informasi yang cukup diberikan petugas kesehatan ketika melakukan checkup tentang hipertensi yang dideritanya, keadaan ini membuat mereka memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang olahraga yang baik untuk penderita hipertensi. 5.3 Sikap 5.3.1. Sikap Informan Tentang Hipertensi pada Umumnya Terkena pada Usia Lanjut Hipertensi pada umumnya terjadi pada manusia yang berusia setengah umur lebih dari 40 tahun. Salah satu faktor yang mempengaruhi hipertensi adalah umur. Dengan bertambahnya umur, resiko terkena hipertensi menjadi lebih besar yaitu sekitar 40, dengan kematian usia diatas 65 tahun. Pembuluh darah pada lansia lebih tebal dan kaku atau disebut dengan aterosklerosis, sehingga tekanan darah akan meningkat Maryam, 2008. Universitas Sumatera Utara Hal yang berbeda diungkapkan Salam 2009, remaja sesungguhnya juga dapat terjadi pada remaja, faktor resiko terjadinya hipertensi primer pada remaja diantaranya adalah faktor keturunan hereditas, obesitas dan tingginya asupan natrium. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara faktor keturunan dengan kejadian hipertensi pada remaja. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa 4 orang dari 5 informan menyatakan sikap yang setuju tentang hipertensi pada umumnya terkena pada usia lanjut sedangkan 1 informan menyatakan tidak setuju dengan alasan anaknya masih usia muda sudah terkena hipertensi, secara rinci diutarakan informan berikut : “Iya memang sakit ini kan udah tua baru pada muncul penyakitnya dulu masih muda mana pernah sakit sakitan sekarang aja baru penyakitan Informan 3. “Lah ya namanya udah tua kan ya tinggal sakit sakitnya aja Informan 4. Semakin tua seorang individu maka akan semakin besar memiliki risiko terkena berbagai penyakit termasuk hipertensi. Menurut Herviana 2014, bahwa kejadian hipertensi semakin tinggi dengan semakin meningkatnya umur. Pembentukan plak dipembuluh darah aterosklerosis dan penurunan elastisitas pembuluh darah akan semakin meningkat dengan meningkatnya umur. Hal sejalan diungkapkan dalam penelitian Andriansyah 2010, memperlihatkan bahwa seseorang yang berumur 45 tahun memiliki resiko hipertensi sebesar 8,5 kali dari pada responden 45 tahun. Penderita hipertensi essensial sebagian besar timbul pada usia diatas 35 tahun dan hanya 20 yang Universitas Sumatera Utara berada dibawah usia 35 tahun, prevlensi hipertensi umumnya dijumpai pada usia 40 tahun, dan kemungkinan mendapat komplikasi pembuluh darah otak 6-10 kali lebih besar dibandingkan usia 50 tahun. Sementara terdapat beberapa informan yang memiliki pandangan yang berbeda seperti yang di ungkapkan berikut : “Enggak juga lah anak wawak yang perempuan itu juga udah darah tinggi masih pun 27 ntah 28 umurnya dia tu Informan 2. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Salam 2009, menunjukkan bahwa terdapat prevaalensi hipertensi pada awal remaja sebesar 33,3. Faktor hereditas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan memiliki resiko 5,0 kali. Obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi, dimana anak yang obesitas memiliki resiko 7,6 kali untuk menderita hipertensi. Hipertensi tidak hanya terjadi pada orang dewasa atau usia lanjut, tapi juga dapat terjadi pada remaja. Prevalensi hipertensi pada anak dan remaja diperkirakan 1-3. Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar Riskesdas tahun 2007 di Indonesia, prevalensi hipertensi pada remaja sebesar 9. Sekitar 70 kejadian hipertensi pada remaja merupakan hipertensi primer Sigit, 2005. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa informan memberikan reaksi atau respons mendukung adanya kejadian hipertensi pada usia muda. Sikap informan yang mendukung bahwa hipertensi dapat terjadi pada usia muda disebabkan informan telah melihat secara langsung dan mendapatkan informasi Universitas Sumatera Utara dari tenaga kesehatan tentang hipertensi yang saat ini mulai menyerang anak-anak muda. 5.3.2 Sikap Informan Tentang Hipertensi Pada Umumnya Lebih Banyak Terkena Laki-laki dari pada Perempuan Setiap jenis kelamin memiliki struktur organ dan hormon yang berbeda. Demikian juga pada perempuan dan laki-laki berkaitan dengan hipertensi, laki-lai mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. Laki-laki juga mempunyai resiko yang lebih besar terhadap morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler. Sedangkan pada perempuan biasanya lebih rentan terhadap hipertensi ketika mereka sudah berumur di atas umur 50 tahun Susilo, 2011. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa 1 orang dari 5 informan menyatakan kurang tahu, 1 orang menyatakan sikap yang setuju dengan alasan kalau perempuan lebih banyak yang darah rendah, 2 orang menyatakan antara setuju dan tidak setuju dengan alasan perempuan juga banyak yang hipertensi juga dan 1 orang menyatakan sama saja tidak ada perbedaan lebih banyak laki-laki atau perempuan yang menderita hipertensi secara rinci diutarakan oleh informan berikut : “Hmmm iya lah nampaknya lebih banyak laki-laki kalau perempuan itu lebih banyak ke darah rendah Informan 3. “Sama aja lah nampaknya orang sakit kayak gini kan memang banyak Informan 4. “Mungkin aja ya, tapi kan sekarang malah yang banyak penyakit yang mamak-mamak ini Informan 5. Universitas Sumatera Utara Prevalensi penderita hipertensi lebih sering ditemukan pada pria daripada wanita, hal ini disebabkan pada umumnya yang bekerja adalah pria dan pada saat menghadapi masalah pria cenderung emosi dan mencari jalan pintas seperti merokok, mabuk-mabukan minum alkohol, dan pola makan yang tidak baik sehingga tekanan darah meningkat. Sedangkan pada wanita dalam mengatasi masalah stess, masih dapat mengatasinya dengan tenang dan stabil. Tetapi tekanan cenderung meningkat pada wanita setelah menopause, hal ini disebabkan oleh faktor psikologis dan system endokrin Suryati, 2005. Sementara informan lainnya turut menyatakan bahwa: “ Nampaknya iya ya tapi perempuan pun kan banyak juga karena orang itu kan yang masak kalau aku kan tinggal makannya aja Informan 1. “Kurang tahu ya banyak laki-laki atau perempuan sama aja lah tergantung orangnya mungkin Informan 2. Hasil penelitian ini menunjukkan sikap informan yang menyatakan kalau hipertensi dapat terjadi kepada siapa saja dan dimana saja. Hal ini dapat diketahui informan berdasarkan kejadian hipertensi yang terjadi sekarang ini bukan hanya banyak terjadi kepada laki-laki saja, tetapi perempuan juga banyak yang menderita hipertensi. Universitas Sumatera Utara 5.3.3 Sikap Informan Tentang Hipertensi pada Umumnya Terkena pada Orang yang Memiliki Pekerjaan dan Pendapatan yang baik Seiring berubahnya gaya hidup mengikuti era globalisasi, kasus hipertensi terus meningkat, gaya hidup yang gemar makan makanan fast food yang kaya lemak, malas berolahraga, stress, alkohol atau garam yang lebih dalam makanan bisa memicu terjadinya hipertensi. Stress cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stress telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal M. Shadine, 2010. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa 3 dari 5 informan menyatakan sikap setuju dengan alasan semakin banyak uang semakin banyak makanan berlemak yang dimakan dan aktivitas berkurang seperti menyuci sudah tidak lagi dilakukan karena sudah ada mesin cuci, dan 2 orang menyatakan kurang setuju karena penyakit sekarang sudah banyak diderita oleh siapa saja dan tergantung seseorang memanfaatkan uangnya untuk hal yang positif atau negatif, secara jelas diungkapkan informan berikut : “Ya setuju memang saya mau makan apa bisa dibeli, nyuci udah pakek mesin, dah punya pembantu kan enak memang tapi kan uda kurang geraknya semua udah ada yang ngerjakan Informan 2”. “Kalau orang banyak duitnya itu yang banyak penyakitnya, tapi tergantung dia jaga kesehatannya kadang kan ada semua tempat makan baru pun tau maunya makan enak aja Informan 3”. “Iya kalau orang itu dihabiskan uangnya buat makan yang enak-enak aja ya, ntah pun kebanyakan pekerjaan bisa jadi banyak pikiran ya bisa juga Informan 5”. Universitas Sumatera Utara Meningkatnya tingkat pendapatan juga berpengaruh terhadap pemilihan jenis makanan. Seseorang yang memiliki pendapatan tinggi cenderung mengkonsumsi pangan tinggi kalori tinggi lemak dan karbohidrat daripada pangan tinggi serat. Seperti banyak diketahui bahwa pangan tinggi kalori dan rendah serat dapat menyebabkan obesitas yang berdampak pada peningkatan tekanan darah dan penyakit degeneratif. Makanan berisiko lainnya adalah makanan asin, makanan awetan, dan jeroan. Semua makanan tersebut berkontribusi dalam peningkatan timbunan lemak tubuh yang berujung pada peningkatan berat badan, penimbunan lemak berlebih dan peningkatan tekanan darah. Peningkatan asupan kalori juga berhubungan dengan peningkatan insulin plasma, yang berperan sebagai faktor natriuretik dan menyebabkan peningkatan reabsorbsi natrium ginjal sehingga menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hasil peneitian ini memperlihatkan bahwa informan memberikan reaksi atau respons mendukung adanya kejadian hipertensi pada orang yang memiliki penghasilan yang baik. Hal ini dikarenakan semakin banyak uang yang dimiliki semakin besar keinginan untuk makan-makanan yang berlemak dan berkolesterol dan semakin kurangnya aktifitas dirumah karena dengan memiliki banyak uang orang tersebut akan membeli peralatan yang lebih cepat dan tidak membuat capek seperti mesin cuci, remote tv dan lain-lain. 5.4 Kebiasaan 5.4.1 Makanan yang Selalu Dikonsumsi Setiap Hari

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pernikahan Usia Muda di Kelurahan Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

2 94 114

Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

20 192 114

Solidaritas Kekerabatan Pada Masyarakat Jawa Perantauan (Studi Deskriptif Di Kelurahan Sawit Seberang, Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat)

20 108 98

Pengaruh Keberadaan PTPN II Kebun Sawit Seberang Terhadap Tingkat Pendapatan Masyarakat Setempat (Studi Kasus : Kec. Sawit Seberang Kab. Langkat).

0 23 84

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERNIKAHAN USIA MUDA DI KELURAHAN SAWIT SEBERANG KECAMATAN SAWIT SEBERANG KABUPATEN LANGKAT

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik 2.1.1 Umur - Gambaran Karakteristik dan Sosial Budaya Masyarakat Terhadap Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat 2014

1 12 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Gambaran Karakteristik dan Sosial Budaya Masyarakat Terhadap Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat 2014

0 2 9

GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWIT SEBERANG KECAMATAN SAWIT SEBERANG KABUPATEN LANGKAT

0 1 15

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

0 0 9

Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

0 1 18