5.4.4 Kebiasaan Informan Dalam Merokok dan Minum Alkohol
Menurut Susilo 2011, penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok menjadi salah satu faktor resiko hipertensi yang dapat dimodifiksi. Merokok
merupakan faktor resiko potensial untuk ditiadakan dalam upaya melawan arus peningkatan hipertensi khususnya dan penyakit kardiovaskuler secara umum.
Hasil penelitian Bowman dalam Sunge 2013, memperlihatkan bahwa kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari
15 batang perhari. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa 3 orang dari 5 informan
menyatakan mengkonsumsi rokok tetapi tidak mengkonsumsi alkohol sedangkan 2 orang dari 5 informan menyatakan tidak mengkonsumsi rokok ataupun
mengkonsumsi alkohol. Secara jelas di ungkapkan informan berikut : “Iya bapak merokok uda lama lah mungkin SMP kalau tidak salah, iya
inget kali bapak zaman sekolah dulu ya masih mumpet-mumpet, oh kalau alkohol gak pernah bapak pernah memang dulu di ajak tapi gak mau
bapak Informan 1.
“Ah wawak enggak pernah merokok opo meneh minum alkohol itu ya gak pernah sama sekali tapi wawak laki dia merokok memang kalo wawak ya
gak pernah Informan 2.
Merokok iya tapi kalau minum alkohol tidak lah Informan 3. Dengan menghisap sebatang rokok maka akan mempunyai pengaruh besar
terhadap kenaikan tekanan darah atau hipertensi. Hal ini dapat disebabkan karena CO yang dihasilkan oleh asap rokok dapat menyebabkan pembuluh darah
“cramp” sehingga tekanan darah naik, dinding pembuluh darah menjadi robek
Universitas Sumatera Utara
Soeharto I., 2011. Sejalan dengan ini diungkapkan Saragih 2011, bahwa telah terbukti dengan mengkonsumsi satu batang rokok dapat terjadi peningkatan
denyut jantng dan tekanan darah selama 15 menit sehingga jika penderita hipertensi mengkonsumsi rokok tentu akan semakin meningkatkan tekanan
darahnya. Sementara terdapat informan lainnya yang menyatakan :
“Merokok lah uda dari dulu lama lah kira-kira SMP ntah SMA lah ya sampai sekarang, kalau minum alkohol enggak pernah Informan 4.
“Enggak enggak pernah ibuk merokok apalagi minum alkohol lah Informan 5.
Dari hasil penelitian Rosmery 2006, yang mengkaji determinan faktor penyebab hipertensi menyimpulkan bahwa ada hubungan kosumsi alkohol dengan
kejadian hipertensi, dimana meminum alkohol pada tingkat rata-rata 15 sebanyak 2 gelas atau lebih mempunyai resiko 4 kali menderita komplikasi
hipertensi dibandingkan orang yang tidak meminum alkohol atau yang minum kurang 1 gelas perhari. Sementara menurut Hendra Budiman 1993 dalam
Syazana 2010, pada penelitian epidemiologi dengan pendekatan cross sectional, rata-rata tekanan darah akan meningkat bila intake alkohol diatas 2 gelas perhari.
Menurut Bandura dalam Notoadmodjo 2010, bahwa perilaku manusia merupakan hasil interaksi yang terus-menerus antara suatu perilaku, pengetahuan,
dan lingkungan. Perilku manusia dipengaruhi oleh kemampuan mengantisipasi konsekuensi. Proses perubahan perilaku ini merupaka proses pembelajaran
melalui pengamatan. Proses pembelajaran tersebut terbangun oleh perhatian,
Universitas Sumatera Utara
mengingat, kemampuan untuk melakukan dan kemauan untuk melakukan. Seseorang akan mengalami perubahan perilaku setelah mereka mengalami prose
situ sediri atau proses tersebut terjadi disekitar mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informan masih saja
mengkonsumsi rokok padahal informan sedang terkena tekanan darah tinggi. Hal ini dapat terjadi karena informan belum melihat secara langsung akibat dari
konsumsi rokok dan konsumsi alkohol terhadap penyakit hipertensinya sehingga mereka masih menganggap kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol
sebuah tindakan yang wajar.
5.4.5 Kebiasaan Informan Dalam Minum Kopi