hipertensi yang tidak menimbulkan gejala-gejala, biasanya ditemukan saat penderita cek up. Hipertensi maligna merupakan keadaan hipertensi yang
membahayakan biasanya disertai keadaan kegawatan sebagai akibat komplikasi pada organ-organ seperti otak, jantung dan ginjal.
2.3.3 Jenis Hipertensi
Hipertensi ada dua jenis, yaitu hipertensi utama primary hypertension dan hipertensi sekunder Secondary hypertension. Hipertensi utama adalah suatu
kondisi yang jauh lebih sering dan meliputi 95 dari hipertensi. Penyebab dari hipertensi
utama adalah
berbagai faktor
yang memiliki
efek-efek kombinasinyasehingga menyebabkan hipertensi. Pada hipertensi sekunder yang
meliputi 5 dari hipertensi disebabkan oleh suatu kelainan spesifik pada salah satu organ atau system tubuh Susilo, 2011.
Seperti disebutkan sebelumnya hipertensi, 5 dari orang-orang dengan hipertensi memunyai apa yang disebut hipertensi sekunder. Hipertensi pada
individu-individu ini disebabkan oleh suatu kelainan spesifik dari suatu organ tertentu atau pembuluh darah seperti ginjal, kelenjar adrenal, atau pembuluh darah
aorta. Penyakit-penyakit ginjal dapat menyebabkan hipertensi sekunder. Tipe dari hipertensi sekunder ini disebut hipertensi ginjal atau hipertensi renal karena
adanya suatu persoalan didalam ginjal Susilo, 2011.
2.3.4 Gejala Hipertensi
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala yang khusus. Meskipun secara tidak sengaja, beberapa gejala yang bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan hipertensi. Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung mimisan, migren, atau sakit kepala sebelah,
Universitas Sumatera Utara
wajah kemerahan, mata berkunang-kunang, sakit tengkuk, dan kelelahan Susilo, 2011.
Gejala-gejala tersebut bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau
menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena
adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal Susilo, 2011. Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita hipertensi
mungkin tidak menunjukkan gejala selama bertahun – tahun. Masa laten ini menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang
bermakna. Bila terdapat gejala biasanya bersifat tidak spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis, mudah
marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, dan mata berkunang-kunang. Apabila hipertensi tidak diketahui dan tidak dirawat dapat
mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark miokardium, stroke atau gagal ginjal. Namun deteksi dini dan parawatan hipertensi dapat menurunkan
jumlah morbiditas dan mortalitas Julius, 2008. Hipertensi dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur.
Penderita hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai resiko besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan
jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal Fauzi, 2014. Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala
sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh
Universitas Sumatera Utara
pembuluh darah bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia peningkatan urinasi pada malam hari dan
azetoma [peningkatan nitrogen urea darah BUN dan kreatinin]. Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien
yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi hemiplegia atau gangguan tajam penglihatan Wijayakusuma,2000. Gejala lain yang umumnya
terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain
Wiryowidagdo,2002.
2.3.5 Faktor-faktor Risiko Hipertensi 1. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dikontrol