memiliki riwayat salah satu orang tuanya menderita penyakit tidak menular, maka dimungkinkan sepanjang hidup keturunannya memiliki peluang 25 terserang
penyakit tersebut. Jika kedua orang tua memiliki penyakit tidak menular maka kemungkinan mendapatkan penyakit tersebut sebesar 60.
2. Faktor Risiko yang Dapat Dikontrol
a. Konsumsi garam Hipertensi memang bisa dipicu oleh kelebihan asupan garam didalam
tubuh tertutama yang berasal dari makanan-makanan gurih dan makanan cepat saji. Namun demikian kekurangan garam juga tidak baik bagi kesehatan. Oleh
karena itu, kita tetap harus mengkonsumsi garam dalam jumlah cukup sesuai dengan keperluan Susilo, 2011.
b. Obesitas Kegemukan Obesitas juga merupakan salah satu faktor yang
menyeabkan timbulnya berbagai macam penyakit bera, salah satunya hipertensi. Penelitian epidemiologi menyebutkan adanya hubungan antara berat badan
dengan tekanan darah baik pada pasien hipertensi maupun normotensi. Pada populasi yang tidak ada peningkatan berat badan seiring umur, tidak dijumpai
peningkatan tekanan darah sesuai peningkatan umur. Yang sangat mempengaruhi tekanan darah adalah kegemukan pada tubuh bagian atas dengan peningkatan
jumlah lemak pada bagian perut atau kegemukan terpusat Susilo, 2011. Dari data observasional WHO tahun 1996, regresi multivariat dari tekanan
darah menunjukkan sebuah peningkatan 2-3 mmHg tekanan darah sistolik dan 1-3 mmHg tekanan darah diastolik pada setiap 10 kg kenaikan berat badan. Mereka
Universitas Sumatera Utara
yang memiliki lemak yang bertumpuk didaerah sekitar pinggang dan perut lebih mudah terkena tekanan darah tinggi bila dibandingkan dengan mereka yang
memiliki kelebihan lemak dipanggul dan paha. c. Konsumsi Rokok
Penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok menjadi salah satu faktor risiko hipertensi yang dapat di modifikasi. Merokok merupakan faktor risiko yang
potensial untuk ditiadakan dalam upaya melwan arus peningkatan hipertensi khususnya dan penyakit kardiovaskuler secara umum di Indonesia Susilo,2011
d. Konsumsi Alkohol Alkohol juga sering dihubungkan dengan hipertensi. Orang yang minum
alkohol terlalu sering atau terlalu banyak memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada individu yang tidak minum atau minum sedikit.
Menurut Hendra Budiman dari FK-UNIKA Atmajaya, pada penelitian epidemiologi dengan pendekatan cross sectional rata-rata tekanan darah
meningkat bila intake alkohol diatas tiga gelas per hari. Pada penderita hipertensi yang konsumsi alkoholnya tinggi, tekanan darah akan menurun dengan
menurunnya konsumsi alkohol. e. Stres
Stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatetik. Adapun stress ini
dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal. Stress tidak hanya memicu timbulnya hipertensi, tetapi juga banyak
penyakit fisik berat lainnya yang disebabkan oleh stress Susilo, 2011. f. Olahraga
Universitas Sumatera Utara
Meskipun tekanan darah meningkat secara tajam, ketika berolah raga secara teratur anda akan lebih sehat dan memiliki tekanan darah yang lebih rendah
daripada mereka yang tidak melakukan olah raga. Hal ini sebagian disebabkan karena mereka yang berolah raga makan secara lebih sehat, tidak merokok, dan
tidak minum banyak alkohol, meskipun olah raga juga tampaknya memiliki pengaruh langsung terhadap menurunnya tekanan darah . Sebaiknya melakukan
olah raga yang teratur dengan jumlah yang sedang daripada melakukan olah raga berat tetapi hanya sesekali.
Dengan melakukan gerakan yang tepat selama 30-45 menit atau lebih dari 3-4 hari perminggu dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 10 mm Hg pada bacaan
sistolik maupun diastolik. Selain dapat menurunkan tekanan darah,olah raga juga dapat menurunkan berat badan,membakar lebih banyak lemak dalam darah dan
memperkuat otot.
2.3.6 Pencegahan