Dengan: : indeks reliabilitas instrumen
: cacah butir instrumen : varians skor butir ke-
I = 1, 2, …, n. : varians total
Dalam penelitian ini butir angket dikatan reliabel jika indeks reliabilitas yang diperoleh telah melebihi 0,349 atau
0,349. Dalam uji coba angket diperoleh r
11
= 0,82 0,394, sehingga disimpulkan bahwa angket reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 26.
3.4.3.2 Lembar Tugas Siswa Tes
Tes diberikan kepada siswa setelah mendapatkan materi bangun ruang kubus dan balok. Sebelum tes diberikan kepada siswa, soal terlebih dahulu
diujicobakan pada kelas uji coba untuk mengetahui reliabilitas, validitas, taraf kesukaran dan daya beda dari tiap butir tes. Selanjutnya instrumen direvisi dan
berdasarkan hasil analisis uji coba. Materi tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi bangun ruang sisi datar kubus dan balok yang diajarkan di kelas
VIII SMP semester 2. Adapun prosedur penyusunan tes pemahaman siswa adalah sebagai berikut.
1. Menentukan tujuan dilakukan tes
2. Menyusun spesifikasi tes, seperti: bentuk tes, jumlah soal tes, dan alokasi
waktu. 3.
Menyusun kisi-kisi sesuai dengan indikator pemahaman siswa pada materi bangun ruang berdasarkan teori APOS.
4. Menulis soal.
5. Menelaah soal tes sesuai dengan indikator yang telah disusun.
6. Melakukan uji coba tes.
7. Menganalisis butir tes.
8. Memperbaiki tes.
9. Melaksanakan tes.
3.4.3.2.1 Analisis Validitas Butir Tes
Menurut Arikunto 2009:66 tes disebut valid jika memenuhi kriteria validitas isi, validitas konstruk, validitas empiris, dan validitas prediksi. Berkaitan
dengan penelitian ini, tes yang disusun tidak bersifat prediktif karena tes ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemahaman siswa, dan tidak untuk
memprediksi suatu apapun. Validitas isi berkaitan dengan mampu tidaknya tes ini mengukur
ketercapaian tujuan yang telah dirumuskan. Sedangkan validitas konstruk berkaitan dengan kemampuan masing-masing butir soal untuk membangun tujuan
tes. Tujuan tes tercapai jika setiap butir tes mampu mengukur indikator yang berkaitan. Untuk mengetahui validitas isi dan validitas konstruk kemudian
dilakukan pengecekan oleh pakar dalam hal ini adalah dosen pembimbing dan guru pengampu. Pemilihan validator ini berdasarkan pertimbangan bahwa
instrumen tes pemahaman perlu divalidasi oleh ahli dalam bidang matematika. Instrumen dikatakan valid jika validator menyatakan bahwa instrumen tes
pemahaman siswa tersebut valid. Sementara validitas empiris dilakukan melalui hasil tes uji coba.
Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurnya. Jadi dikatakan valid tes harus mengukur sesuatu dan
melakukannya dengan cermat. Untuk mengetahui butir soal digunakan rumus korelasi product moment.
∑ ∑ ∑ √ ∑
∑ ∑
∑ Keterangan :
: koefisien korelasi butir soal : banyaknya peserta tes
: skor butir soal : skor total
Setelah diperoleh harga kemudian dibandingkan dengan
dengan taraf signifikan
. Jika maka soal dikatakan valid dan
sebaliknya. Berdasarkan hasil uji coba soal tes kemampuan pemahaman siswa yang
telah dilaksanakan diperoleh untuk N = 32 dan taraf signifikan
adalah 0,349. Pada analisis hasil uji coba soal tes pemahaman siswa dari 8 butir soal uraian diperoleh 7 butir soal valid dan 1 butir soal tidak valid. Butir soal yang
tidak valid adalah butir soal nomor 1 yang merupakan soal indikator tahap aksi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31.
3.4.3.2.2 Analisis Reliabilitas Tes
Selain validitas, suatu tes juga harus reliabel. Tes ini dikatakan reliabel jika mampu memberikan hasil yang sesuai dengan kenyataan. Untuk mengetahui
reliabilitas tes menggunakan rumus alpa sebagai berikut.
∑
Arikunto, 2009: 109 Dengan
∑ ∑
Keterangan: r
11
: Reliabilitas instrumen yang dicari n
: Banyaknya butir soal N
: Jumlah peserta X
: Skor tiap butir soal i
: Nomor butir soal
∑
: Jumlah varians skor tiap-tiap butir soal : Varians total
Perhitungan reliabilitas akan sempurna jika hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Jika r
11
t
tabel
maka soal tersebut reliabel. Jadi, dalam penelitian ini soal yang akan diambil adalah soal yang reliabel yaitu
r
11
t
tabel
. Dalam perhitungan ini, nilai
0.834775605 sehingga
soal tes dikatakan reliabel dan dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 32.
3.4.3.2.3 Analisis Tingkat Kesukaran
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari
tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara proporsional Sudjana,
2013:222. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut tingkat kesukaran difficulty index. Menurut Arifin 2012: 147, tingkat
kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang bisa dinyatakan dengan indeks. Untuk menghitung
tingkat kesukaran soal uraian menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. 1
Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus :
2 Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus:
3 Membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria berikut:
Tabel 3.3 Kriteria tingkat kesukaran Kriteria
Tingkat Kesukaran 0,00
0,30 Sukar
0,31 0,70
Sedang 0,70
1,00 Rendah
Keterangan: TK
: Tingkat Kesukaran
4 Membuat penafsiran tingkat kesukaran dengan cara membandingkan
koefisien tingkat kesukaran dengan kriteria. Tingkat kesukaran soal yang akan digunakan dalam penelitian adalah butir
soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang dan mudah. Hasil analisis terhadap tingkat kesukaran dari 8 butir soal tes menunjukkan bahwa 4 butir soal memenuhi
kriteria sedang, 3 butir soal memenuhi kriteria mudah, dan 1 butir soal memenuhi kriteria sukar. Butir soal yang nomor 1, 3, 5, memenuhi kriteria mudah.
Sedangkan yang memenuhi kriteria sedang adalah butir soal nomor 2, 4, 6, 7, selanjutnya, hasil tingkat kesukaran tiap butir soal dapat dilihat pada lampiran 33.
3.4.3.2.4 Analisis Daya Pembeda
Menurut Arifin 2012: 145, daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai menguasai materi dengan
siswa yang kurang pandai kurangtidak menguasai materi. Untuk menguji daya pembeda, langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut.
1. Menghitung jumlah skor total tiap siswa
2. Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan skor terkecil.
3. Menetapkan 27 skor terbesar sampai sebagai kelompok atas dan 27 skor
terkecil sebagai kelompok bawah. 4.
Menghitung rata-rata skor untuk masing-masing kelompok kelompok atas maupun kelompok bawah
5. Menghitung daya pembeda soal dengan rumus:
̅ ̅
Keterangan :
DP : daya pembeda
̅ : rata-rata kelompok atas
̅ : rata-rata kelompok bawah
Tabel 3.4 Kategori Daya Pembeda Daya Pembeda DP
Klasifikasi DP
Sangat baik Baik
Cukup Kurang baik
Arifin, 2012: 146 Berdasarkan perhitungan daya pembeda butir soal diperoleh 7 butir soal
dengan klasifikasi sangat baik, dan 1 butir soal kurang baik. Dari hasil analisis kedelapan butir soal, satu soal yang tidak signifikan dibuang yaitu butir soal
nomor 1. Selanjutnya, hasil daya beda tiap butir soal dapat dilihat pada lampiran 34.
3.4.3.3 Instrumen Pedoman Wawancara