Instrumen Angket Aktivitas Belajar Siswa

dapat dilihat pada lampiran 35 halaman 291. Instrumen tes bertujuan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa dilihat dari jawaban siswa. Pemahaman siswa tidak hanya dilihat dari jawaban benar atau salah hasil perhitungan siswa, tetapi juga dilihat dari proses siswa dalam menyajikan jawaban mereka.

3.4.3 Penyusunan Instrumen

3.4.3.1 Instrumen Angket Aktivitas Belajar Siswa

Angket dalam penelitian ini berupa daftar pernyataan. Setiap pernyataan memiliki 4 pilihan jawaban yang terdiri dari SL Selalu, Sering SR, Jarang JR, Tidak Pernah TP. Cara penilaian angket aktivitas belajar menggunakan skala Likert sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut. Tabel 3.1 Skala Likert Kategori Makna pernyataan Positif Negatif SelaluSangat Setuju 4 1 SeringSetuju 3 2 JarangTidak Setuju 2 3 Tidak Pernah Sangat Tidak Setuju 1 4 Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, angket terlebih dahulu diujicobakan pada kelas uji coba untuk mengetahui reliabilitas dan validitas angket. Selanjutnya angket direvisi berdasarkan hasil uji coba 3.4.3.1.1 Analisis Validitas Angket Instrumen hendaknya memiliki validitas isi. Budiyono 2003:59 mengatakan bahwa untuk menilai apakah suatu angket mempunyai validitas yang tinggi, bisa anya dilakukan melalui expert judgemen yaitu penelaahan validasi dilakukan oleh pakar. Penilaian instrumen angket mempunyai validitas isi dilakukan oleh pakar atau validator sehingga suatu butir dikatakan valid jika sudah dilakukan penilaian oleh validator. Validator dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing. Selain validitas isi, angket juga perlu dicari konsistensi internalnya. Konsistensi internal menunjukkan adanya korelasi positif antara skor masing- masing butir angket tersebut. Artinya butir-butir tersebut harus mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Untuk menghitung korelasi butir soal angket digunakan rumus korelasi moment produk Karl Pearson dalam Budiyono 2003: 65 sebagai berikut ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan: : indeks validitas untuk butir ke-i n : cacah subjek yang dikenai tes instrumen X : skor untuk butir ke-i Y : skor total Hasil perhitungan dibandingkan denga nilai tabel kritis r product moment dengan taraf signifikan . Jika untuk butir ke-i kurang dari 0,349 maka butir tersebut harus dibuang. Analisis validitas butir angket dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Validitas Angket Aktivitas Belajar Butir Angket R hitung Validitas 1 0,681 Valid 2 0,468 Valid 3 0,814 Valid 4 0,595 Valid 5 0,438 Valid 6 0,223 Tidak Valid 7 0,631 Valid 8 0,594 Valid 9 0,370 Tidak Valid 10 0,015 Tidak Valid 11 0,553 Valid 12 0,221 Tidak Valid 13 0,240 Tidak Valid 14 0,570 Valid 15 0,561 Valid 16 0,560 Valid 17 0,534 Valid 18 0,509 Valid 19 0,495 Valid 20 0,348 Tidak Valid 21 0,255 Tidak Valid 22 0,492 Valid 23 0,583 Valid 24 0,714 Valid 25 0,055 Tidak Valid 26 0,438 Valid 27 0,396 Valid 28 0,385 Valid 29 0,670 Valid 30 0,368 Valid 31 0,538 Valid 32 0,312 Tidak Valid 33 0,467 Valid 34 0,322 Tidak Valid 35 0,166 Tidak Valid 36 0,632 Valid 37 0,150 Tidak Valid 38 0,324 Tidak Valid Dalam uji coba angket ini, jumlah butir yang valid adalah 25 butir, dan yang tidak valid 13 butir. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 25. 3.4.3.1.2 Analisis Reliabilitas Angket Reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil relatif tidak berbeda bila dilakukan kembali kepada subyek yang sama. Reliabilitas dihitung digunakan rumus Alpha Cronbach dalam Budiyono 2003:69 sebagai berikut: ∑ Dengan: : indeks reliabilitas instrumen : cacah butir instrumen : varians skor butir ke- I = 1, 2, …, n. : varians total Dalam penelitian ini butir angket dikatan reliabel jika indeks reliabilitas yang diperoleh telah melebihi 0,349 atau 0,349. Dalam uji coba angket diperoleh r 11 = 0,82 0,394, sehingga disimpulkan bahwa angket reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 26.

3.4.3.2 Lembar Tugas Siswa Tes

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran Modificationaction Process Object Schema (M-APOS ) untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa: penelitian kuasi eksperimen di Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kabupaten Tangerang.

7 40 173

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN SISWA BERDASARKAN TEORI APOS PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 17

ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI KREATIVITAS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KARTASURA.

0 0 19

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 KLEGO DALAM MEMPELAJARI MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI IQ SISWA.

1 2 16

PROFIL METAKOGNISI SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM POKOK BAHASAN BANGUN RUANG KELAS VIII SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 19

Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Kelas IX Pada Materi Bangun Ruang

0 1 10

PENGARUH TEORI BELAJAR BRUNER TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS IX SMP ADABIYAH PALEMBANG

0 0 108

PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 20172018

0 0 20

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

0 3 17

KREATIVITAS MATEMATIS SISWA SMP N 1 SUMPIUH KELAS VIII PADA MATERI BANGUN RUANG DITINJAU DARI LEVEL BERPIKIR MATEMATIS RIGOR

0 0 17