memenuhi tahap objek dan skema. Ringkasan pemahaman berdasarkan teori APOS secara umum dari hasil tes tertulis dan wawancara siswa beraktivitas
belajar sedang dapat dilihat pada Tabel 4.7.
4.2.3 Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Lembar Tugas Siswa Tes
Pembelajaran berperan untuk mengoptimalkan siswa berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran itu sendiri. Siswa dituntut untuk lebih aktif dan guru dituntut untuk memfasilitasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Akan tetapi dalam memecahkan lembar tugas matematika siswa masih mengalami kesulitan terutama dalam soal yang butuh pemahaman
lebih dalam. Pada pembelajaran Discovery Learning peran guru masih dominan, sedangkan yang diharapkan adalah siswa yang lebih dominan dan lebih aktif.
Selama pembelajaran matematika kubus dan balok, peneliti berusaha membimbing siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
Montessori dalam Sardiman 2009: 96 menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri. Guru akan
berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan siswanya. Montessori memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan
aktivitas di dalam pembentukan diri anak adalah anak itu sendiri, sedang guru hanya memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan
dibuat oleh siswa. Sedangkan Reusseau dalam Sardiman 2009: 96 memberikan penjelasan bahwa dalam kegiatan belajar segala pengetahuan harus diperoleh
dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan
bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis.
Adanya kesulitan dalam menyelesaiakan masalah matematika menyebabkan indikator masalah untuk tiap tahapnya ada yang belum dilaksanakan secara
maksimal oleh siswa. Pada tahap aksi, hampir keseluruhan siswa mampu menyelesaikan tahap ini dengan baik. Untuk tahap proses, objek dan skema
didukung oleh aktivitas belajar yang sudah dilakukan oleh siswa. Siswa yang beraktivitas tinggi cenderung mampu bertahan dalam menghadapi masalah
sehingga dapat mengerjakan msalah dengan berbagai cara. Kebanyakan siswa dalam penelitian ini belum mampu memenuhi semua
tahap pemahaman berdasarkan teori APOS. Salah satu faktor yang menyebabkan adalah kurangnya ketrampilan memahami soal yang diberikan. Bagi siswa yang
beraktivitas rendah, dibuktikan mereka belum mampu mengembangkan pemahaman mereka diluar cara-cara yang sudah diajarkan oleh guru.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan, antara lain ditunujukkan sebagai berikut.
1. Waktu Penelitian Singkat
Keterbatasan yang muncul dalam penelitian ini adalah waktu penelitian singkat yakni 7 kali pertemuan 4 kali pembelajaran di kelas, 1 kali pengisian
angket aktivitas belajar matematika, 1 kali tes pemahaman siswa, dan 1 kali wawancara. Membimbing siswa untuk menjadi seorang yang memahami konsep
dengan baik, membutuhkan waktu yang lama dan harus dilakukan secara