beraktivitas belajar tinggi, 3 beraktivitas belajar rendah, sedangkan yang mendominasi kelas adalah siswa beraktivitas sedang yakni sebanyak 16.
Menurut Ardiantoro 2013: 3 menyatakan bahwa siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah memiliki kecenderungan hanya dapat mencapai tingkat
aksi dalam kategori APOS, karena pada tahap aksi siswa hanya meyelesaikan masalah secara prosedural, jadi tidak diperlukan banyak aktivitas belajar untuk
dapat menyelesaikan permasalahan secara prosedural. Untuk dapat menentukan prosedur mana yang lebih mudah dan lebih cepat dalam menyelesaikan masalah,
siswa harus sering berlatih yntuk menggunkan prosedur secara berulang. Jadi siswa yang cenderung memiliki aktivitas belajar sedang cenderung mencapai
tingkat proses dalam teori APOS. Sedangkan siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi cenderung mencapai tingkat objek bahkan skema.
4.2.2 Deskripsi Pemahaman Siswa berdasarkan Teori APOS
Kemampuan pemahaman siswa berdasarkan teori APOS untuk setiap kategori aktivitas belajar matematika dapat dideskripsikan pada pembahasan
sebagai berikut.
4.2.2.1 Kemampuan Pemahaman Siswa yang beraktivitas belajar matematika
tinggi.
Pada penelitian ini, subjek wawancara untuk pemahaman siswa yang beraktivitas belajar tinggi adalah RAS dan ST. Diperoleh simpulan bahwa RAS
mampu memenuhi kriteria aksi, proses, objek dan skema dengan sempurna. Kemudian, untuk subjek ST juga mampu memenuhi kriteria pada tahap aksi,
tahap proses, dan tahap objek dengan benar, serta tahap skema yang hampir benar. Akan tetapi, masih terdapat satu tahap skema yang belum maksimal dimana ST
salah menuliskan hasil hasil penjumlahan bilangan bulat dengan bilangan bentuk akar.
Berdasarkan hasil analsisis dapat disimpulkan bahwa RAS dan ST mampu memahami konsep luas permukaan kubus dan balok dengan tahapan teori APOS
secara baik, yakni tahap aksi, proses, objek dan skema. Ringkasan kemampuan pemahaman siswa secara umum dari hasil tes tertulis dan wawancara pemahaman
berdasarkan teori APOS untuk siswa yang beraktivitas belajar tinggi dapat dilihat di tabel 4.9.
4.2.2.2 Kemampuan Pemahaman Siswa Berdasarkan Teori APOS yang
Beraktivitas Belajar Matematika Sedang.
Pada penelitian ini, subjek wawancara untuk kemampuan pemahaman berdasarkan teori APOS yang beraktivitas belajar sedang adalah YAD dan AAW.
Dari subjek YAD diperoleh simpulan bahwa YAD mampu memenuhi kriteri tahap aksi, proses, dan objek, akan tetapi belum mampu memenuhi tahap skema
dengan baik karena lupa dengan konsep yang sudah pernah dipelajari. Sementara itu, untuk subjek YAD diperoleh bahwa subjek AAW mampu memenuhi tahap
aksi dengan benar, tahap proses, tahap objek, akan tetapi belum mampu memenuhi kriteria tahap skema. Pada tahap objek, subjek AAW sudah sesuai
kriteria hanya saja subjek AAW kurang teliti dalam menentukan nilai p. Subjek AAW juga kurang tepat dalam menentukan hasil akhirnya. Secara keseluruhan
subjek AAW sudah dapat dikatakan memenuhi kriteria proses. Pada tahap skema, subjek AAW hanya mampu melakukan proses aksi yaitu menggunkan rumus luas
permukaan kubus untuk mencari panjang sisi kubus, langkah selanjutnya subjek
AAW kebingungan untuk mengaitkan dengan konsep kesejajaran dan konsep Phytagoras.
Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa YAD dan AAW mampu melakukan kriteria tahap aksi, proses, dan objek dengan cukup baik, namun belum
mampu memenuhi kriteria pada tahap skema, karena lupa dengan konsep lain yang sudah pernah dipelajari. Ringkasan pemahaman berdasarkan teori APOS
secara umum dari hasil tes tertulis dan wawancara siswa beraktivitas belajar sedang dapat dilihat pada Tabel 4.7.
4.2.2.3 Kemampuan Pemahaman Siswa Berdasarkan Teori APOS yang