Tahap 4: Masyarakat belajar 4
Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar beranggotakan 5- 6 siswa yang heterogen untuk memecahkan masalah pada LKK tentang
melengkapi bait pantun dengan kartu kata yang tepat Tahap 5: Permodelan
5 Guru memberikan contoh tentang bagaimana menyusun kartu kata sehingga
membentuk bait pantun yang benar Tahap 6: Refleksi
6 Guru membimbing siswa merangkum dan menyimpulkan materi pantun yang
telah dipelajari Tahap 7: Penilaian nyata
7 Siswa mengerjakan evaluasi secara individu
2.2 KAJIAN EMPIRIS
Penelitian dibawah ini didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan melalui model CTLberbantuan media kartu kata. Penelitian tersebut adalah
penelitian yang dilakukan oleh: 1
Anggriawan Nova Prasetyapada tahun 2013 dengan judul “Penggunaan Pendekatan Kontekstual dalam Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi
Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ke-
terampilan menulis puisi siswakelas V SDN Mudal Purworejomengalami peningkatan pada proses dan hasil pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan
dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus I mencapai
65,47, siklus II 77,38 dan siklus III mencapai 87,51. Aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus I mencapai 65,57, siklus II 77,97 dan
siklus III mencapai 86,31. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan setiap siklus. Persentase ketuntasan siswa pada siklus I mencapai 69,57,
siklus II 78,26 dan siklus III mencapai 91,30; 2
Aris Setyo Wibowo pada tahun 2015 dengan judul “Penerapan Model
KontekstualCTL u ntuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan menulis deskripsi siswakelas II SDN Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali pada
siklus I mencapai ketuntasan klasikal sebesar 66,66 dan pada siklus II meningkat sebesar 92,60;
3 Eka Mila
Aryani dan Sri Hariani pada tahun 2014 dengan judul “Penggunaan
Media Kartu Kata dalam Menyusun Kalimat Sederhana Siswa Kelas II SDN Sidodadi II154 Surabaya”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus
I, pembelajaran telah terlaksana 100 dengan skor ketercapaian 63,75. Sedang pada siklus II pembelajaran juga telah terlaksana 100 dengan skor
ketercapaian yang mengalami peningkatan menjadi 81,25. 4
Fajar Dwi Astuti pada tahun 2013
dengan judul “Penerapan Pendekatan Kon- tekstual untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis dan Membaca Puisi
Siswa Kelas V SD Negeri Beteng Tahun Ajaran 20112012 ”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam keterampilan membaca dan menulis puisi mencapai ketuntasan klasikal sebesar
58,3 kemudian pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 87,5.
5 Sri Wahyuningsih
pada tahun 2013 dengan judul “Peningkatan Keterampilan
Menulis Surat Pribadi Menggunakan Model Contextual Teaching and Lear- ning Siswa
Kelas IV SD Negeri Jatingarang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan menulis surat pribadi siswapada siklus I sebesar 68 dan
pada siklus II meningkat sebesar 73; 6
Andrea R Milner, dkk pada tahun 2011 dengan judul “Elementary Science Student’s Motivation and Learning Strategy Use: Contructivist Classroom
Contextual Factors in a Life Science Laboratory and a Traditional Clas- sroom”. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh penerapan pem-
belajaran kontruktivisme terhadap peningkatan motivasi siswa sekolah dasar dalam proses pembelajaran pada kelas yang menerapkan pembelajaran kon-
truktivisme dibanding kelas biasa; 7
Erik Berndt, dkk pada tahun 2014 dengan judul “Learning Contextual Inquiry and Distributed Cognition: a case study on technology use in
anaesthesia”. Hasil penelitian menyatakan bahwa pembelajaran Contextual Inquiry lebih memudahkan dalam belajar dengan menganalisis pengetahuan
awal untuk menemukan sebuah pengetahuan baru yang kompleks sebagai tantangan belajar dengan menerapkan kerangka yang biasa ditemui;
8 Kokom Komalasari pada tahun 2012 dengan judul “The Living Values-Based
Contextual Learning to Develop the Students’ Character”. Hasil temuan
penelitian menunjukkan bahwa: 1 model pembelajaran kontekstual berbasis nilai konseptual mengintegrasi nilai-nilai hidup menjadi bahan, metode,
media, sumber belajar dan mengajar evaluasi konseptual; 2 model pembe-
lajaran kontekstualberbasis nilai dilakukan melalui variasi nilai pembelajaran dalam pembelajaran kontekstual yaitu pembelajaran berbasis masalah, pem-
belajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, KKN dan pembelajaran berbasis kerja; 3 pelaksanaan model pembelajaran kontekstualberbasis nilai
memiliki efek sebesar 26 pada pengembangan karakter siswa. Berdasarkan kajian empiris tersebut, maka dapat diketahui bahwa model
CTL berbantuan kartu kata dapat meningkatkan kualitas pembelajaran berupa peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siwa yang dapat
digunakan sebagai pendukung dalam pelaksanaan tindakan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan keterampilan menulis pantun melalui
model CTL berbantuan kartu kata pada siswa Kelas IV-B SD Labschool Unnes.
2.3 KERANGKA BERPIKIR