Tafsir Tematis Perspektif Mufassir

59 Moqsith pernah menjadi peneliti di The WAHID Institute dan The Religious Reform Project RePro Jakarta. Selain itu, ia juga pernah menjadi Redaktur Jurnal Tashwirul Afkar PP Lakpesdam NU Jakarta, konsultan fikih Majalah Syir’ah Jakarta, dan pernah menjadi anggota Dewan Pengasuh PP Zainul Huda Arjasa, Sumenep, Jawa Timur. Ia juga aktif menuliskan pemikirannya lewat buku dan sejumlah artikel di media massa. Karya tulisnya dalam bentuk buku yaitu: Fiqh Anti Trafiking: Jawaban Atas Berbagai Kasus Kejahatan Perdagangan Manusia dalam Perspektif Hukum Islam Cirebon: Fahmina Institute, 2006 dan Membangun Pluralisme Agama di Indonesia: Modul Workshop Islam dan Pluralisme Jakarta: The WAHID Institute, 2007 Ia juga menyumbangkan karya ilmiahnya di sejumlah buku, seperti Islam, Negara, dan Civil Society Jakarta: Paramadina, 2005, Menggugat Tradisi Pergulatan Pemikiran Anak Muda NU Jakarta: Kompas, 2004, Islam Pribumi, Mendialogkan Agma dan Membaca Realitas Jakarta: Erlangga, 2003, Kala Fatwa Menjadi Penjara Jakarta: The WAHID Institute, 2006, Bincang Tentang Agama di Udara, Fundamentalisme, Pluralisme, dan Peran Publik Agama Jakarta: MADIA, 2005, dan lain- lain. 6

2. Tafsir Tematis Perspektif Mufassir

Judul : “Konsep Syifā’ dalam Tafsīr Mafātiḥ al-Ghayb karya Fakhruddin al-R āzī” Penulis : Aswadi Institusi : Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun Lulus: 2007. Penulis disertasi ini adalah orang yang memiliki latarbelakang pendidikan pesantren. Pedndidikan kesarjanaannya S1 di bidang dakwah di 6 Silahkan lihat halaman biografi penulis dalam disertasinya Abdul Moqsith, Perspektif al- Qur’an Tentang Pluralitas Agama Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, h. 303. 60 IAIN Sunan Ampel Surabaya. 7 Gelar magisternya ia raih pada tahun 1997 di IAIN Alauddin Makasar dengan judul tesis “Konsep Mujādalah dalam al- Quran : Kajian Metodologi Dakwah.” Dalam beberapa karyanya ia berupaya mengabungkan kajian dakwah sebagai basic S1-nya dengan Kajian al-Q ur‟an yang ia tekuni di S2 dan S3. 8 Namun demikian, pemilihan tema konsep shif ā’ menjadi agak janggal bila hanya dihubungkan dengan Fakultas Dakwah dimana ia mengajar tapi harus juga dilihat matakuliah yang dia ampu di sana dalam kajian al- Qur‟an dan Ulum al-Qur‟an. Pilihan penulis pada al-R zi dan Maf ātiḥ al-Ghayb-nya, karena dipandang sebagai tafsir rasional. Mufassir yang menggabungkan berbagai macam ilmu ke dalam tafsirnya. Hanya saja ada pandangan yang menganggap bahwa tafsirannya masih parsial, sehingga tidak bisa diambil kesimpulan yang konprehensif. Alasan itu pula mengapa Aswadi cenderung menggunakan metode tematik dalam disertasinya. Agar pandangan al-R zi tentang kesehatan bisa dibaca dan dimaknai secara baik pada masa sekarang. 9 Sekalipun demikia, penulis tidak menjaabarkan adakah kegelisahan sosial kontemporer terkait tema shif ā’ kesehatan dalam al-Qur‟an. Bila mana ada penelusuran awal atas keingintahuan masyarakat atas hal itu, maka signifikansi praktis dari disertasi ini akan sangat terlihat dan bermakna langsung di masyarakat Muslim Indonesia. Penulis hanya mencantumkan harapan: “hasil penelitian inidiharapkan dapat membantu usaha-usaha peningkatan, penghayatan dan pengamalan ajaran-ajaran maupun nilai-nilai 7 Sarjana Muda Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 1984; Sarjana Lengkap Fakult as Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya Jurusan Penyiaran dan Penerangan Agama I slam PPAI lulus tahun 1987. 8 Misalnya, karyanya tentang “Konsep Dakwah Dalam Al-Quran: Pendekatan Tafsir Tematik Penelitian Individualtahun 1998, artikel tentang: Yang Tersembunyi Kajian Met odologi Tafsir Karya M.Quraish Shihab, tahun 2000, artikel tentang “Misteri Alam Jin Perspektik al-Quran” dalam Jurnal Paramedia Vol. 5, No.3 Juli 2004. Lihat “Riwayat Hidup” dalam Aswadi, “Konsep Syif ‟ dalam Tafs īr Mafātiḥ al-Ghayb karya Fakhruddin al-R zī,” Disertasi Doktor, Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2007, 369-371 9 Aswadi, “Konsep Syif ‟ dalam Tafsīr Mafātiḥ al-Ghayb karya Fakhruddin al-R zī,” 1-14. 61 Al-Quran, khususnya berkaitan dengan pemanfaatan syif ā’ bagi kehidupan manusia” 10 . Bagaimana pengungkapan shif ā dalam al-Qur‟an? dan Bagaimana konsep shif ā dalam Tafsīr Mafātiḥ al-Ghayb karya Fakhruddin al-R zī? Merupakan dua rumusan masalah yang ingin diuji oleh penulis disertasi. Kekosongan karya akademik yang belum diisi ditelaah oleh penulis melalui pelacakan atas kajian terdahulu yang relevan. Sebuah penelaahan yang cukup konfrehensif baik dari sisi kajian shif ā dalam al-Qur‟an dan sunnah maupun psikoterafi. 11 Kekurangan yang tidak dilakukannya adalah melacak siapa saja yang telah mengkaji al-R zi dan tafsirnya. Mengapa akhirnya pilihannya pada konsep shif ā’. Padahal ada beberapa karya disertasi yang membahas tentang al-R zi begitu pula tafsirnya. Aswadi menjadikan metode tematik sebagai pendekatan dalam menganalisis al- Qur‟an. Kronologi turun ayat yang dibangun oleh „A[I]zzah Darwazah dijadikan penekanan kapan dan dimana suatu suratayat turun. Setelah itu, penulis berupaya mengkonfirmasikannya dengan al-Mu ʻjam al- Mufahras li Alf āẓ al-Qur’ān karya Mu ammad Fuʻ d „Abd al-B qī. 12 Penulis tidak menjelaskan bagaimana data tematik yang ada dianalisis? Metode analisis apa yang digunakan, misalnya analisis wacana kah atau yang lainnya? Aswadi hanya menyebutkan bahwa ia menggunakan pendekatan dari ilmu-ilmu lainnya yang dianggap relevan. Terlebih lagi, penulis mengangkat judul bab studi kritis dan relevansi syif ā dengan sains dan teknologi modern. 13 Pertanyaan berikutnya adalah „apakah bab-bab sebelumnya bukan studi kritis? Sejatinya jawabannya pasti “ya”, karena ini karya ilmiah Judul: Millah Ibrahim dalam Al-Mizan fi Tafsir al- Qur’an karya Muh{ammad H{usein al- Thabat}aba’i 10 Aswadi, “Konsep Syif ‟ dalam Tafsīr Mafātiḥ al-Ghayb karya Fakhruddin al-R zī,” 18 11 Aswadi, “Konsep Syif ‟ dalam Tafsīr Mafātiḥ al-Ghayb karya Fakhruddin al-R zī,” 19-27. 12 Aswadi, “Konsep Syif ‟ dalam Tafsīr Mafātiḥ al-Ghayb karya Fakhruddin al-R zī,” 28-30. 13 Aswadi, “Konsep Syif ‟ dalam Tafsīr Mafātiḥ al-Ghayb karya Fakhruddin al-R zī,” 323-349. 62 Penulis: Waryono Abdul Ghafur Tahun lulus: 2008 Pendidikan S1: IAIN Sunan kalijaga Yogyakarta Pendidikan S2: UIN Sunan kalijaga Yogyakarta Disertasi yang ditulis oleh Waryono Abdul Ghafur ini menitikberatkan kajiannya pada Millah Ibrahim. Ia mencoba meredefinisi terhadap istilah millah Ibrahim pada masa kekinian. Kajian ini dilatarbelakangi karena seringnya intensitas konflik yang terjadi di antara para pengikut agama Samawi Yahudi, Nasrani, dan Islam padahal ketiga agama Samawi ini memiliki satu figur yang signifikan, yaitu Ibrahim dan millah tuntunannya. Kajian terhadap millah Ibrahim ini, Ghafur lihat dari perspektif Muh{ammad H{usein al- T{abat{aba‟i melalui karyanya Al-Mizan fi Tafsir al- Qur’an. Menurutnya, al-T{abat{aba‟i merupakan salah seorang mufasir yang konsen dalam isu pluralitas agama yang bertitik tolak dari al- Qur‟an dan Sunnah. Selain itu, model penafsiran yang ditawarkan oleh al- T{abat{aba‟i yakni integratif-interkonektif, komprehensif dan interdisipliner menjadi model dalam memahami al- Qur‟an dihubungkan dengan masalah kekinian. Tujuan disertasi ini diharapkan dapat meminimalisasi bahkan menghilangkan salah paham antarpemeluk agama khususnya umat agama Samawi dan seumat beragama. Ghafur menambahkan, disertasi ini dapat memberi dan menjadi landasan yang kuat bagi peneguhan identitas dan dalam rangka membangun hubungan yang konstruktif di antara pemeluk agama yang plural. Dan dalam konteks Indonesia, Ghafur mengharapkan hasil dari kajiannya ini dapat menjadi landasan dalil-dalil normatif dalam rangka mendukung kehidupan yang konstruktif sehingga pluralitas bukan sebagai hambatan, tetapi justru menjadi modal dalam membangun bangsa.

3. Tafsir Jender