3 Hal ini karena al-
Qur’an merupakan sumber utama Islam. Jika model pemaknaannya hanya mendaur ulang abad silam, maka akan sulit
memposisikannya sebagai kitab suci yang shâlih li kulli zamân wa makân.
B. Pembatasan dan Perumusan Penelitian
Penelitian seputar upaya peningkatan mutu kualitas PTAI sudah sering dilakukan, tetapi belum ditemukan penelitian yang memfokuskan pada
perkembangan disertasi dan lebih spesifik lagi pada bidang kajian al- Qur’an. Hal
ini terbukti dari masih lambannya perkembangan kajian al- Qur’an. Dilihat dari
judul yang berkembang dari satu disertasi ke disertasi lain belum tampak adanya perubahan, sehingga terkesan mengulang-ulang produk lama. Terlebih lagi
karena belum adanya peta kajian al- Qur’an di PTAI sering ditemukan obyek
penelitian yang sama bahkan dengan redaksi judul yang sama pula antara UIN yang satu dengan UIN atau IAIN yang lain. Fenomena seperti ini tidak serta
merta dikategorikan sebagai penjiplakan tetapi karena belum adanya peta yang dapat dibaca dan diakses secara nasional.
Kajian mengenai perkembangan disertasi di PTAI mempunyai cakupan dan kriteria yang luas, oleh karena itu perlu batasan yang jelas baik dari isu
penelitian, lokasi dan alokasi waktu yang dibutuhkan. Obyek penelitian hanya difokuskan pada disertasi-disertasi yang mengkaji al-
Qur’an baik dari pemaknaan ayat-ayatnya, ulum al-
Qur’an, maupun tokoh-tokoh tafsir beserta tawaran metodologinya dan hanya dibatasi pada dari tahun 2005-2010. Pilihan
batasan hanya pada disertasi tahun 2005-2010, semata-mata untuk mempermudah pelacakan dan pelaksanaan penelitian disertasi, disesuaikan
kondisi, dan kemampuan tim peneliti untuk melakukan survei literatur selama 5 tahun terakhir. Hal ini dimaksudkan agar peta terkini dari keragaman dan
perkembangan kajian bisa dilihat. Sekalipun demikian, tentunya batasan ini memiliki kekurangan, karena tidakbelum mencakup sebagian besar disertasi
Program pascasarjana di tahun-tahun awal 1990
3
-2004. Kekurangan ini, akan sangat berguna bila dilakukan penelitian lanjutan pada tahun depan dengan
batasan periode sebagaimana tercantum di atas.
3
Tahun 1990 merupakan asumsi apabila pertama kali program pascasarjana diselenggarakan tahun 1984 di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4 Sedangkan lokasi yang diteliti tidak semua Perguruan Tinggi Agama
Islam Indonesia, tetapi hanya 3 tempat yaitu SPs UIN Jakarta, PPs UIN Yogyakarta, dan PPs IAIN Surabaya. Ketiga lembaga ini dijadikan sample untuk
menilai peningkatan mutu PTAI Indonesia karena ketiga lembaga tersebut dinilai sebagai Universitas Islam yang sering dijadikan rujukan bagi PTAI di
Indonesia. Dari uraian di atas pertanyaan inti yang akan dijawab dalam penelitian ini
adalah Bagaimana peta perkembangan disertasi kajian al- Qur’an di pascasarjana
UIN Jakarta, UIN Yogyakarta, dan IAIN Surabaya?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian