1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Adanya lembaga pendidikan, termasuk juga lembaga pendidikan Islam di Indonesia,  bertujuan  mempersiapkan  manusia  yang  berperan  dan  mampu
menyesuaikan  diri  dalam  masyarakatnya  masing-masing.  Berdasarkan  hal  ini tujuan  dan  target  pendidikan  diupayakan  untuk  memperkuat  kepercayaan  dan
sejumlah  keahlian  yang  bermanfaat  di  masyarakat.  Karena  kondisi  masyarakat tidak bersifat  statis atau  selalu berubah, maka sebuah lembaga pendidikan harus
mampu  melahirkan  out  put  yang  mumpuni  dari  segi  teori  maupun  praktis  dan mampu memberikan perubahan sesuai dengan zamannya.
1
Salah  satu  upaya  untuk  mengetahui  peningkatan  mutu  pada  lembaga pendidikan  adalah  melalui  out  put  yang  dihasilkan  yaitu  sebuah  karya  ilmiah
akadimisi yang menjadi syarat mutlak seseorang dapat menerima gelar akademik. Skripsi, tesis  dan disertasi  merupakan salah satu  alat  yang dapat  dijadikan tolok
ukur untuk mengetahui capaian yang telah dihasilkan oleh sebuah PTAI. Novelty sebuah  kajian  dalam  sebuah  universitas  bisa  dilihat  pada  karya  yang  dihasilkan
baik dalam betuk hasil penelitian pascasarjana maupun hasil-hasil penelitian dari pusat-pusat kajian.
Kajian  keagamaan  yang  tampaknya  belum  masuk  pada  tingkat  yang menggembirakan  adalah    kajian  al-
Qur’an.  Secara  kasat  mata,  kajian  al-Qur’an masih  berkisar  pada  pengulangan  atas  capaian  dari  ulama-ulama  abad  ke-9  H.
Sebatas  pelacakan  tim  peneliti  sebagai  contoh  awal,  dari  454  disertasi  program doktor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mulai tahun 2005 hingga 2010 terdapat 60
disertasi yang memfokuskan penelitiannya pada kajian al- Qur’an. Kajian disertasi
1
Khamami Zada, “Orientasi Studi Islam di Indonesia” , Jurnal Perta, Vol.IVNo.022003. Diakses dari
http:www.ditpertais.netjurnaljrnlperta.htm .
baca: Ya’qub Matondang,, “Perguruan Tinggi  Islam  sebagai  Subyek  dan  Obyek  Moral  Akademik  di  Era
Globalisasi”  dalam  Syahrin Harahap,  Perguruan  Tinggi  Islam  di  Era  Globalisasi,  Yogyakarta:  Tiara  Wacana,  1998,  h.  7.
lihat juga, Hasan Bisri, Agenda Pengembangan Pendidikan Tinggi Agama Islam, Jakarta: Logos, 1998, h. 35.
2 ini  pun  beragam,  baik  kajian  tematis,  kajian  tokoh  dan  metode  penafsiran  yang
ditawarkan, maupun ulum al- Qur’an.
2
Meskipun demikian, sekitar 25 dari disertasi yang telah diteliti tersebut masih terkesan mendaur ulang ulama klasik atau penemuan tokoh-tokoh terdahulu
dan belum berani mengkritisi dengan kritikan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam  dunia  ilmiah.  Tema-
tema  yang  diangkat  juga  masih  terkesan  “melangit” belum “membumi”. Kajian al-Quran masih banyak yang bersifat library research
dan  masih  sangat  sedikit  yang  mau  menghubungkannya  dengan  isu-isu
kontemporer.  Artinya,  karya  yang  dihasilkan  bukan  sebatas  teori  normatif  tetapi sebaiknya  juga  diuji  aplikasinya  dengan  field  research.  Dengan  kata  lain,  karya
tersebut  mampu  memberikan  sumbangsih  bukan  sebatas  idealis  tetapi  langsung dapat  diterapkan  oleh  para  pembaca  atau  pengguna  teori  yang  telah  ditemukan
tersebut.
Mengacu pada SK menteri, Visi misi UIN, yang menitik beratkan pada 3 hal, Keislaman, Keindonesiaan, dan kemanusiaan. Maka, selayaknya  hasil kajian
di  bidang  inipun  mengarah  ke  3  misi  di  atas.  Indonesia  sampai  saat  ini  belum termasuk  pusat  kajian  keislaman  padahal,  keberadaan  muslim  Indonesia  yang
terbesar  sedunia,  serta  keberadaan  lembaga  pendidikan  pesantren  dan  madrasah, seharusnya  mampu  menjadikan  Indonesia  sebagai  bagian  dari  kajian  Islam
International.  Hal  ini  sebagaimana  cita-cita  UIN  Jakarta,  khususnya  yang menginginkan untuk menjadi jendela dunia untuk kajian Islam yang moderat dan
modern. Untuk  mendukung  cita-cita  di  atas  diperlukan  pengetahuan  atau  data
mengenai  apa  saja  yang  telah  disumbangkan  oleh  sarjanawan  muslim  Indonesia untuk  kajian-kajian  keagamaan.  Sumbangsih  ini  dikhususkan  pada  karya-karya
ilmiah  baik  berupa  disertasi  ataupun  penelitian-penelitian  ilmiah  lainnya. Peningkatan  kualitas  karya  ilmiah  baik  dari  segi  isi  maupun  metodologi  akan
berdampak  pada  kualitas  PTAI.  Bidang  kajian  inilah  yang  akan  menjadi  fokus dalam penelitian ini.
2
Data diambil dari perpustakaan sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3 Hal  ini  karena  al-
Qur’an  merupakan  sumber  utama  Islam.  Jika  model pemaknaannya  hanya  mendaur  ulang  abad  silam,  maka  akan  sulit
memposisikannya sebagai kitab suci yang shâlih li kulli zamân wa makân.
B. Pembatasan dan Perumusan Penelitian