Pendidikan Agama Islam
SD Kelas V
42
Artinya:
“ Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, karena itu ampunilah aku”
Q.S. Al-Qa¡a¡ 28 : 16
Mengetahui kejadian itu, Fira‘un sangat marah. Lalu, ia me- merintahkan: “Barang siapa yang melihat Musa, maka hendaklah
membunuhnya”. Merasa dirinya terancam Nabi Musa meninggalkan Mesir. Ia mengembara menuju Madyan. Nabi Musa berjalan tak tentu
arah. Akirnya Nabi Musa sampai di suatu tempat. Ia berisitirahat di dekat sebuah sumur yang penuh sesak dengan penggembala. Mereka
sedang memberi minum kambing-kambingya.
Nabi Musa bersandar ke sebuah pohon kurma. Ia memper hatikan penggembala yang sedang mem beri minum kam bing. Perhatian nya
tertuju kepada dua gadis penggembala. Sedari tadi keduanya tidak dapat menerobos kerumun an. Akibatnya, kambing-kambingnya
ke hausan. Nabi Musa tergerak hatinya menolong kedua wanita itu. Kambing-kambingnya akhirnya dapat memperoleh air. Setelah itu
Nabi Musa bersandar kembali, lalu ia berdoa:
5DEELLQQ¾OLP¼DQ]DOWDLOD\\DPLQNKDLULQIDT¾UXQ
Artinya:
“ LD0XVDEHUGRD´D7XKDQNXVHVXQJJXKQ\DDNXWHODKPHQ]DOLPL
diriku sendiri, maka ampunilah aku.”
Q.S. Al-Qa¡a¡ 28 : 24
4. Nabi M usa Bertemu Nabi Syu
‘
aib a.s
Sementara itu, dua gadis yang pernah ditolong Nabi Musa ber- cerita kepada ayahnya. Mereka bercerita tentang seorang pemuda
yang berhati mulia. Kedua gadis itu ternyata anak Nabi Syu‘aib a.s. Berkatalah Syu‘aib kepada anaknya: bawalah dia kepadaku. Maka
mereka mendatangi Musa dengan malu-malu. Lalu berkata: “Sesung- guhnya ayahku memanggilmu. Ayahku akan memberi upah atas
perbuatanmu mengambilkan air bagi kami”. Maka Nabi Musa pun menghadap Nabi Syu‘aib.
43
Kisah Nabi Ayyub a.s, Nabi Musa a.s, dan Nabi Isa a.s
Melihat perangai Musa, Nabi Syu‘aib sangat kagum. Maka ia berniat menjodohkan Musa dengan salah satu anak gadisnya. Nabi
Musa menerima usul Nabi Syu‘aib. Namun, saat itu ia sama sekali tidak mempunyai bekal untuk mahar mas kawin. Nabi Syu‘aib ber-
kata : “Jangan takut, sebagai mas kawin kamu harus mengembalakan kambingku selama sepuluh tahun”. Nabi Musa menyanggupinya.
Maka menikahlah ia dengan ¢
ufairah,
salah satu putri Nabi Syu‘aib. Nabi Musa akhirnya tinggal dengan keluarga Nabi Syu‘aib. Ia berada
di sana hingga genap sepuluh tahun.
5. M usa M enerima W ahyu Kenabian
Setelah genap 10 tahun, Musa meminta izin kepada Nabi Syu‘aib. Musa berniat kembali lagi ke Mesir bersama anak dan istrinya. Nabi
Syu‘aib pun mengijinkannya. Di tengah perjalanan, ia kemalaman. Pada malam itulah Musa melihat cahaya api dari kejauhan. Hati Musa
merasa senang. Ia berniat mendekati cahaya tersebut yang dikiranya obor para musa
Àr. Setelah sampai di Bukit
T
̩
ursina
, caha ya itu semakin jelas. Cahaya tersebut melekat pada sebuah pohon. Ternyata bukan nyala api.
Musa mendapat Àrasat aneh, lalu ia mendengar suara.
¼P¹V¼LQQ¾DQDOO¼KXUDEEXO¼ODP¾QD
Artinya:
“ W ahai M usa Sungguh, A ku adalah A llah, Tuhan seluruh alam
Q.S. Al-Qa¡a¡ 28 : 30
Mendengar suara itu Musa menggigil ketakutan. Namun, suara itu terdengar kembali. Ia akhirnya yakin yang berkata-kata itu adalah
Allah. Musa pun kemudian menjadi tenang. Pada saat itulah Musa berdialog dengan Allah. Ia pun memperoleh mukjizat kenabiannya.
Mukjizatnya adalah tongkat yang dapat berubah menjadi ular. Selain itu, telapak tangannya dapat mengeluarkan sinar seperti cahaya
matahari.