2. Menggunakan bahan yang berbahaya
Kosmetik sejak dahulu sudah mendapat peran penting bagi wanita dalam merubah penampilannya agar terlihat lebih menarik. Seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, beragam kosmetik muncul dipasaran. Namun tidak semua kosmetik itu memenuhi kaidah farmasetika yaitu
aman, berkhasiat, dan berkualitas. Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM mengeluarkan peringatan
kepada masyarakat tentang kosmetik yang mengandung bahan dan zat warna yang dilarang.
Beberapa bahan berbahaya yang terkandung dalam kosmetik : a.
Merkuri merupakan logam berat yang berbahaya. Pemakaian merkuri dalam krim pemutih bisa menimbulkan berbagai dampak seperti perubahan warna
kulit yang menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi dan iritasi kulit. Pemakaian merkuri dalam jumlah tinggi dapat mengakibatkan kerusakan
permanen pada otak, ginjal, dan gangguan perkembangan janin. Dalam jangka pendek bisa menyebabkan muntah-muntah, kerusakan paru-paru dan kanker,
b. Hydroquinone adalah zat reduktor yang mudah larut dalam air dan lazim
digunakan dalam proses cuci cetak foto. Kemampuan hydroquinone untuk menghambat pembentukan melanin zat pigmen kulit menjadikannya sebagai
bahan kosmetik yang populer yaitu untuk produk skin whitening pemutih. Namun penggunaan hydroquinone dalam jangka panjang dan berddosis tinggi
dan Haram Pada Produk Sehari-hari, Pustaka Jurnal Halal, 2007, hal 15.
dapat membuat kulit merah dan rasa terbakar serta kelainan pada ginjal, kanker darah dan kanker sel hati,
c. Sodium Lauril Sulfat SLS sering terdapat pada sabun, campuran shampo,
pasta gigi, dan pembersih badan. Sodium Lauril Sulfat SLS juga mengandung formaldehid yang dapat memicu alergi, asma, sakit kepala,
depresi, pusing dan nyeri sendi. SLS dapat menyebabkan iritasi kulit yang hebat dan menyebabkan gangguan pada mata atau katarak,
d. Zat warna Rhodamin adalah zat warna sintetis yang pada umumnya digunakan
sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zar warna ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan merupakan zat karsinogenik. Rhodamin
dalam penggunaan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati, e.
Bahan pewarna merah K.3 CI 15585 Merah K.10 Rhodamin B dan Jingga K.1 CI 12075 merupakan zat warna sintetis yang umumnya digunakan
sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini merupakan zat karsinogenik. Rhodamin B dalam penggunaan dosis tinggi dapat
menyebabkan kerusakan hati, f.
Bahan Pengawet Paraben. Paraben pada umumnya digunakan untuk kosmetik, deodoran, dan beberapa produk perawatan kulit lainnya. Zat ini dapat
menyebabkan kemerahan dan alergi pada kulit, g.
Propylene Glycol. Ditemukan pada beberapa produk kecaktikan, kosmetik dan pembersih wajah. Zat ini didapat menyebabkann kemerahan pada kulit dan
demantitis kontak. Studi terakhir juga menunjukan bahwa zat ini dapat merusak ginjal dan hati,
h. Isopropyl Alcohol. Alkohol digunakan sebagai pelarut pada beberapa produk
perawatan kulit. Zat ini dapat menyebabkan iritasi kulit dan merusak lapisan asam kulit sehingga bakteri dapat tumbuh dengan subur. Disamping itu,
alkohol juga dapat menyebabkan penuaan dini, i.
DEA Diethanolamine, TEA Triethanolamine and MEA Monoethanolamine. Bahan ini banyak ditemukan pada kosmetik dan produk
perawatan kulit. Bahan-bahan berbahaya ini dapat menyebabkan reaksi alergi dan penggunaan jangka panjang diduga dapat meningkatkan resiko terjadinya
kanker ginjal dan hati. j.
Minyak Mineral. Minyak mineral terbuat dari turunan minyak bumi dan sering digunakan sebagai bahan dasar membuat krim tubuh dan kosmetik.
Baby oil dibuat dengan 100 minyak mineral. Minyak ini akan melapisi kulit seperti mantel sehingga pengeluaran toksin dari kulit menjadi terganggu. Hal
ini akan menyebabkan terjadinya jerawat dan keluhan kulit lainnya.
21
D. Konsep Maqasid Al-Syariah
1. Pengertian dan tujuan maqasid al-syariah Secara lughah bahasa Maqasid al-Syariah terdiri dari dua kata, yaitu: Maqasid
dan al-Syariah. Maqasid adalah bentuk jamak dari maqsid yang berakar dari kata
21
Salma, Kosmetik Wanita, Fakultas Pertanian dan Biologi, Prodi Biologi, Universitas Negri Bangka Belitung.
qashada yang berarti menghendaki, kesengajaan atau tujuan. Sedangkan syariah secara bahasa
ء ا ا ح عضا ا yang berarti jalan menuju sumber air. Dari definisi secara bahasa tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa di antara
syariah dengan air sangat berkaitan yaitu kaitan antara cara dan tujuan, syariah sebagai cara dan air sebagai tujuan. Jalan menuju sumber air ini dapat pula dikatakan
sebagai jalan ke arah sumber pokok kehidupan.
22
Sedangkan secara istilah Syeikh al-Azhar Mahmoud Syaltout memberikan pengertian bahwa syariah adalah aturan-aturan Tuhan yang diciptakan oleh Allah
untuk dipedomani manusia baik sesama muslim maupun non muslim dan seluruh kehidupan.
23
Menurut Ushul Fiqh, yang dimaksud dengan maqasid al-syariah adalah berbagai tujuan dan sasaran yang menjadi perhatian syara dan ingin mewujudkan
dalam keseluruhan hukum-hukumnya dan berbagai rahasia yang diciptakan oleh Allah sebagai pembuat syariah pada setiap hukum-hukumnya.
24
Dalam karyanya al-Muwafaqat, al-Syathibi mempergunakan kata yang berbeda berkaitan dengan maqasid al-syariah. kata itu adalah maqasid al-syariah,
maqasid al-syariah fi al-syariah, dan maqasid min syari al-hukm.
25
Hemat penulis walaupun dengan kata-kata yang berbeda, mengandung pengertian yang sama yakni
22
Fazhurahman, Islam, Bandung: Pustaka, 1984, hal 140.
23
Mahmoud Syaltoud, Islam; Aqidah wa Syariah, al-Qahirah: Dar al-Qolam, 1966,jilid 1, hal 12.
24
Ahmad Qarib, ushul fiqh 2, Jakarta: PT. Nimas Multinas, t.th, hal 170.
25
Al-Syathibi, al-Muwafaqat Fi Ushul al-Syariah, Selanjutnya Disebut Dengan Al-Muwafaqat, Kairo: Mustofa Muhammad, t.th, hal 21.