Pengawasan obat dan makanan di Indonesia, Pengawasan Obat dan Hukum kosmetik yang mengandung emas, penggunaan emas untuk
Konsep kecantikan perempuan, dari waktu kewaktu selalu mengalami perubahan, mulai dari yang bersifat seksual semata, sampai politis, sehingga disebut
dengan istilah dialektika konstruksi kecantikan. Dialektika kontruksi kecantikan yang selalu berubah yang dapat dilihat dari definisi kecantikan yang berbeda dari masa ke
masa. Misalnya, pada masa Yunani kuno, makna cantik itu adalah perempuan telanjang. Pada masa Renaisance abad pertengahan definisi cantik berhubungan
dengan ketuhanan atau religiusitas, abad ke-19, yang dikatakan cantik adalah perempuan aristokrat, dan pada abad 20, konsepsi kecantikan perempuan didasarkan
pada latar belakang etnis dan ras serta harus feminim. Sedangkan konstruksi kecantikan tubuh pada dekade ini mengacu pada referensi kesegaran, mengarah pada
sesuatu yang halus, rapih, yang semuanya bergeser kearah segar. Konsep kecantikan juga bisa dibedakan antara yang klasik, modern, dan
postmodern. Kecantikan klasik lebih mengarah pada ukuran-ukuran tubuh yang proporsional sesuai dengan konsepsi ideal yang digariskan oleh budaya, dan
perpaduan antara kecantikan fisik dan mental inner beauty. serta menekankan pada keselarasan hubungan dengan alam. Konsep kecantikan tradisional pada dasarnya
berpijak kepadaprinsip harmoni yang terkait secara struktural antar bagian tubuh sebagai efek alamiah dari anatomi dan fisiologis tubuh manusia.
1
1
Ni Made Wiasti, “Redefinisi Kecantikan Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja
Perempuan Bali, Di Kota Denpasar,” Skripsi S1 Fakultas Sastra Universitas Udayana Denpasar, h. 3-4.
Kecantikan modern, lebih mengarah pada keseragaman atau universalitas, seperti kulit putih, dan ukuran-ukuran tubuh yang proporsional, dan semuanya
mengarah pada hal-hal yang modern. Sedangkan kecantikan postmodern adalah kecantikan yang mengacu pada makna pluralitas, heterogenitas dan bersifat sangat
subyektif. Kecantikan perempuan Bali yang dimaksud mencakup ketiga konsepsi tersebut yakni klasik, modern dan posmodern. Ketiganya masih memperlihatkan
saling keterkaitan, yakni unsur-unsur atau ide-ide kecantikan klasik tradisional yang masih ada dan diacu dalam mengkonstruksi kecantikan tubuh perempuan, baik
modern maupun posmodern.
2
Kosmetika berasal dari kata cosmos yang berarti susunan alam semesta yang teratur dan harmonis. Atas dasar itu, maka kosmetika didefinisikan sebagai “bahan
yang digunakan untuk mempercantik serta menyempurnakan penampilan si pemakai sehingga menimbulkan kesan rapih, cantik, men
arik dan harmonis”.
3
Menurut Well dan Jellinenk, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak berabad- abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian,
yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya juga dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20.
Definisi kosmetik
dalam peraturan
Menteri Kesehatan
RI No.
445MenKesPermenkes1995 adalah sediaan atau panduan bahan yang siap untuk
2
Ibid., h. 5.
3
Sopa, Sertifikasi Halal Mejelis Ulama Indonesia Studi atas Fatwa Halal MUI terhadap Produk Makanan, Obat-obatan dan Kosmetika, cet pertama Jakarta: Gaung Persada Press Group,
2013, h.118.