membahas penutup yang berisi tentang kesimpulan yang ditarik dari
Kecantikan modern, lebih mengarah pada keseragaman atau universalitas, seperti kulit putih, dan ukuran-ukuran tubuh yang proporsional, dan semuanya
mengarah pada hal-hal yang modern. Sedangkan kecantikan postmodern adalah kecantikan yang mengacu pada makna pluralitas, heterogenitas dan bersifat sangat
subyektif. Kecantikan perempuan Bali yang dimaksud mencakup ketiga konsepsi tersebut yakni klasik, modern dan posmodern. Ketiganya masih memperlihatkan
saling keterkaitan, yakni unsur-unsur atau ide-ide kecantikan klasik tradisional yang masih ada dan diacu dalam mengkonstruksi kecantikan tubuh perempuan, baik
modern maupun posmodern.
2
Kosmetika berasal dari kata cosmos yang berarti susunan alam semesta yang teratur dan harmonis. Atas dasar itu, maka kosmetika didefinisikan sebagai “bahan
yang digunakan untuk mempercantik serta menyempurnakan penampilan si pemakai sehingga menimbulkan kesan rapih, cantik, men
arik dan harmonis”.
3
Menurut Well dan Jellinenk, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak berabad- abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian,
yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya juga dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20.
Definisi kosmetik
dalam peraturan
Menteri Kesehatan
RI No.
445MenKesPermenkes1995 adalah sediaan atau panduan bahan yang siap untuk
2
Ibid., h. 5.
3
Sopa, Sertifikasi Halal Mejelis Ulama Indonesia Studi atas Fatwa Halal MUI terhadap Produk Makanan, Obat-obatan dan Kosmetika, cet pertama Jakarta: Gaung Persada Press Group,
2013, h.118.
digunakan pada bagian luar badan epidermidis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar, gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya
tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu
penyakit. 1.
Penggolongan Kosmetik