Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 Namun, sekarang muncul satu lagi bentuk kecantikan wajah yang dikatakan semakin mendapat tempat dikalangan wanita khususnya. Produk kecantikan wajah yang menggunakan serbuk emas 24 karat sebagai salah satu dari unsur kandungannya. Menurut maklumat, produk ini juga dikatakan sesuai bukan saja untuk wanita tetapi juga bagi semua peringkat umur baik wanita dan lelaki, ia dipromosi sebagai berkesan untuk perawatan kulit dan dapat membantu menghilangkan jerawat, jeragat, mengurangkan kedut, mencerahkan kulit yang kusam serta menjadikan halus, mulus dan berseri. Ia datang dalam berbagai bentuk produk seperti sabun muka, tonik muka, pelembab, krim pelindung matahari sunblok , dan krim malam yang berharga mulai dari Rp.75.000 hingga Rp.200.000 per produk. 5 Emas tidak hanya menjadi ornamen penghias tubuh, tapi juga merupakan unsur penting dalam menjaga kesehatan dan kecantikan. Itulah sebabnya sekarang ini banyak muncul produk kosmetik yang slogannya berisi serbuk emas, bahkan sejumlah salon serta klinik kecantikan menyediakan jasa facial emas yang harganya mencapai jutaan rupiah. Penggunaan serbuk emas menimbulkan beberapa pertanyaan, misalnya seberapa besar manfaatnya apakah ada bahayanya apalagi bila dipandang dalam hukum Islam, apakah penggunaan serbuk emas tidak dianggap berlebihan. Karenanya penulis merasa tertarik untuk membahas dan menuliskannya dalam skripsi yang 5 Abd Zaharuddin Rahman, ” perbincangan hukum kosmetik dengan serbuk emas”, artikel diakses pada 10 Februari 2014 pada jam 19.00 dari http:zaharuddin.net2009perbincangan-hukum- kosmetik-dengan-serbuk-emas.html . 5 berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penggunaan Serbuk Emas Dalam Kosmetik ”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dari uraian di atas banyak yang penulis identifikasi sebagai permasalahan dengan membatasi masalah dan memfokuskan khusus untuk membahas masalah- masalah yang berkaitan dengan penggunaan serbuk emas sebagai kosmetik kecantikan menurut pandangan medis dan hukum Islam. 1. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap pemakaian kosmetik bagi wanita dan laki-laki? 2. Apakah penggunaan kosmetik dengan bahan serbuk emas termasuk dalam katagori mubazir? 3. Bagaimana mekanisme Badan POM dalam melakukan pengawasan serta memberikan izin edar pada produk kosmetik? 4. Apakah hukum penggunaan kosmetik yang mengandung serbuk emas? Karena keterbatasan waktu dan dana untuk kepenelitian fokus maka peneliti akan membatasi pada permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah Hukum penggunaan kosmetik yang mengandung serbuk emas.? 2. Bagaimana mekanisme BPOM dalam melakukan pengawasan serta memberikan izin edar pada produk kosmetik? 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui apakah hukum penggunaan kosmetik yang mengandung serbuk emas? b. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme BPOM dalam melakukan pengawasan serta memberikan izin edar pada produk kosmetik. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Bagi Pemakai Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang kosmetik agar si pemakai lebih berhati-hati lagi dalam pemilihan produk kosmetik yang akan digunakannya. b. Manfaat Bagi Penulis Adapun manfaat penelitian bagi penulis yaitu dapat menambah wawasan khususnya dibidang hukum Islam mengenai kecantikan dan kosmetik. c. Manfaat Bagi Peneliti lain Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. 7

D. Kerangka Teori

Terdapat beberapa teori yang digunakan oleh penulis berkaitan dengan tema skripsi yang diangkat. Di antaranya pendapat para ulama seperti Yusuf Al-Qaradhawi dalam bukunya yang berjudul “halal dan haram dalam islam”. 6 Firman Allah :                                                                                    Artinya : “Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki- laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung .” QS. An-Nuur : 31 6 Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal Haram Dalam Islam, Terj. H. Mu’ammal Hamidy, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2003. 8 Yang dimaksud dengan perhiasan perempuan ialah apa saja yang dipakai berhias dan untuk percantik tubuh, baik berbentuk ciptaan asli seperti wajah, rambut dan potongan tubuh, maupun buatan seperti pakaian, perhiasan, dan tata rias. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al- A’raf:26 sebagai berikut:                       “Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa. Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah- mudahan mereka selalu ingat. . . .”QS. Al-A’raf:26 Dalam surat al- A’raf ayat : 31 Allah juga berfirman :                  “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan .Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih- lebihan.”QS. Al-A’raf:31 Berdasarkan surat al- A’raf ayat 26 dan 31 tersebut, manusia dianjurkan untuk berpakaian dan berhias sebaik-baiknya yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berlangsung dan tidak berlebih-lebihan. Namun tidak semua perbuatan perempuan mempercantik diri itu sesuai dengan syari ’at Islam. Untuk itu perempuan harus mengetahui ilmu-ilmu agama agar terlihat cantik tanpa melanggar aturan syari’at.