25
ternyata memang telah terjadi. Hal itu terdapat dalam berbagai putusan pengadilan.
32
2. Konsepsi
Konsepsi berasal dari bahasa Latin, conceptus yang memiliki arti sebagai suatu kegiatan atau proses berfikir, daya berfikir khususnya penalaran dan
pertimbangan.
33
Konsep adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Konsepsi diterjemahkan sebagai usaha membawa sesuatu dari abstrak menjadi suatu yang
konkrit, yang disebut dengan operational definition.
34
Pentingnya definisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian atau penafsiran mendua dubius
dari suatu istilah yang dipakai.
35
Oleh karena itu dalam penelitian ini didefinisikan beberapa konsep dasar, agar secara operasional diperoleh hasil penelitian yang sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan, yaitu : a. Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitor pailit yang
pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
36
32
Sutan Remy Syahdeini, Hukum Kepailitan, Memahami Faillissementsverordening Juncto Undang-undang No. 4 Tahun 1998, Jakarta : PT. Pustaka Utama Grafiti, 2002, hlm. 90 - 91.
33
Komaruddin dan Yooke Tjuparmah Komaruddin, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, Jakarta : Bumi Aksara, 2000, hlm. 122.
34
Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, Jakarta : Institut Bankir Indonesia, 1993,
hlm. 10.
35
Tan Kamelo, Perkembangan Lembaga Jaminan Fiducia : Suatu Tinjauan Putusan Pengadilan dan Perjanjian di Sumatera Utara, Disertasi, Medan PPs-USU, 2002, Hal. 35.
36
Pasal 1 angka 1 UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
Universitas Sumatera Utara
26
b. Permohonan Pailit adalah suatu permohonan yang diajukan untuk menyatakan debitur dalam keadaan pailit, permohonan pailit ini bisa diajukan oleh
Debitor, Kreditor, Kejaksaan, Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal, serta Menteri keuangan.
c. Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah
uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul di kemudian hari atau kontinjen, yang
timbul karena perjanjian atau Undang-Undang dan yang wajib dipenuhi oleh Debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada Kreditor untuk mendapat
pemenuhannya dari harta kekayaan debitor.
37
d. Pengadilan Niaga adalah Peradilan khusus yang merupakan bagian dari peradilan umum dan mempunyai kompetensi untuk memeriksa perkara
kepailitan dan penundaan pembayaran, serta perkara-perkara lainnya di bidang perniagaan yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
e. Jual beli adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dari pihak yang lain untuk
membayar harga yang telah dijanjikan.
38
f. Perjanjian Pengikatan Jual Beli adalah perjanjian pendahuluan yaitu suatu
perjanjian dimana para pihak saling mengikatkan diri untuk terjadinya suatu
37
Pasal 1 angka 6 UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
38
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta : Pradnya Paramita, Cet. -XIV, Tahun 1981, hlm. 419.
Universitas Sumatera Utara
27
perjanjian baru atau perjanjian pokok yang merupakan tujuan dari para pihak tersebut.
g. Wanprestasi adalah tidak dipenuhinya janji, baik karena disengaja maupun tidak disengaja atau sama sekali tidak memenuhi prestasi, prestasi yang
dilakukan tidak sempurna, terlambat memenuhi prestasi dan melakukan apa yang dalam perjanjian dilarang untuk dilakukan.
39
G. Metode Penelitian 1. Sifat dan Jenis Penelitian
Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk
mempelajari satu
atau beberapa
gejala hukum
tertentu dengan
jalan menganalisisnya.
40
Sifat dalam penelitian tesis ini adalah termasuk deskriptif analitis. Deskriptif artinya yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud mempelajari tujuan hukum,
nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum dan norma-norma hukum serta menggambarkan keadaan objek atau masalahnya secara jelas, runtut, dan
sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah hukum tersebut. Suatu penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin.
39
Ahmad Miru, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2010, hlm. 74.
40
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI Press, 1984, hlm. 43.
Universitas Sumatera Utara
28
2. Spesifikasi dan Pendekatan Penelitian