32
BAB II PENGAJUAN PERMOHONAN PAILIT PARA KONSUMEN APARTEMEN
TERHADAP DEVELOPER PT. GRAHA PERMATA PROPERINDO KE
PENGADILAN NIAGA A. Prosedur Pengajuan Permohonan Pailit
1. Pengertian Kepailitan
Secara etimologi, istilah kepailitan berasal dari kata pailit.Selanjutnya istilah pailit berasal dari kata Belanda faillet yang mempunyai arti kata ganda yaitu sebagai
kata benda dan kata sifat. Istilah faillet sendiri berasal dari Perancis yaitu Faillete yang berarti pemogokan atau kemacetan pembayaran, sedangkan orang yang mogok
atau berhenti membayar dalam bahasa Perancis disebut Le failli. Kata kerja failir berarti gagal; dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata to fail yang mempunyai arti
sama dalam bahasa latin yaitu failure. Di negara-negara yang berbahasa Inggris untuk pengertian pailit dan kepailitan mempergunakan istilah-istilah bankrupt dan
bankruptcy.
46
Apabila dilihat dari segi tata bahasanya kata pailit merupakan kata sifat yang ditambah imbuhan ke-an, sehingga mempunyai fungsi membedakan. Kata dasar pailit
ditambah imbuhan ke-an menjadi kepailitan. Jadi secara tata bahasa, kepailitan berarti segala hal yang berhubungan dengan pailit. Di samping itu istilah pailit sudah acap
atau terbiasa dipergunakan dalam masyarakat, sehingga istilah tersebut tidak asing
46
Victor M. Situmorang dan Hendri Soekarso, Pengantar Hukum Kepailitan Di Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta, 1994, hlm 18.
32
Universitas Sumatera Utara
33
lagi bagi masyarakat. Dalam Black’s Law Dictionary pengertian pailit atau bankrupt adalah :
“The state or condition of a person individual, partnership, corporation, municipality who is unable to pay its debt as they are, or become due. The
term includes a person against whom an involuntary petition has been filled, or who has filled a voluntary petition, or who has been adjudged a bankrupt
”.
47
Jika membaca pengertian yang diberikan dalam Black’s Law Dictionary tersebut, dapat dilihat bahwa pengertian pailit dihubungkan dengan ketidakmampuan
untuk membayar dari seseorang debitor atas utang-utangnya yang telah jatuh tempo. Ketidakmampuan tersebut harus disertai dengan suatu tindakan nyata untuk
mengajukan, baik yang dilakukan secara sukarela oleh debitor sendiri, maupun atas permintaan pihak ketiga diluar debitor, suatu permohonan pernyataan pailit ke
Pengadilan.Maksud dari pengajuan permohonan tersebut adalah sebagai suatu bentuk pemenuhan azas “publisitas”.
48
Dalam Undang-Undang kepailitan Nomor 37 Tahun 2004, Pasal 1 butir 1 menyebutkan definisi dari kepailitan yaitu :
“Sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim
Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.” Diantara beberapa sarjana ditemukan adanya pendapat yang berbeda tentang
pengertian kepailitan. Kepailitan adalah suatu usaha bersama untuk mendapatkan
47
Ahmad Yani Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis Kepailitan, Op. Cit., hlm. 11.
48
Ibid., hlm. 11-12.
Universitas Sumatera Utara
34
pembayaran semua piutang secara adil. Adapula yang menyebutkan bahwa kepailitan adalah suatu sitaan dan eksekusi atas seluruh kekayaan si debitor untuk kepentingan
seluruh kreditornya bersama-sama, yang pada waktu kreditor dinyatakan pailit mempunyai piutang dan untuk jumlah piutang yang masing-masing kreditor miliki
pada saat itu. Menurut M. Hadi Shubhan pailit merupakan suatu keadaan dimana debitur
tidak mampu untuk melakukan pembayaran-pembayaran terhadap utang-utang dari para kreditornya. Keadaan tidak mampu membayar lazimnya disebabkan karena
kesulitan kondisi keuangan financial distress dan usaha debitor yang telah mengalami kemunduran.Sedangkan kepailitan merupakan putusan pengadilan yang
mengakibatkan sita umum atas seluruh kekayaan debitur pailit, baik yang telah ada maupun yang akan ada dikemudian hari. Pengurusan dan pemberesan kepailitan
dilakukan oleh kurator dibawah pengawasan hakim pengawas dengan tujuan utama menggunakan hasil penjualan harta kekayaan tersebut untuk membayar seluruh
hutang debitor pailit tersebut secara proporsional prorate parte dan sesuai dengan struktur kredit.
49
Sedangkan Munir Fuady menyatakan bahwa yang dimaksud pailit atau bangkrut itu adalah suatu sitaan umum atas seluruh harta Debitor agar dicapainya
49
M. Hadi Shubhan, Hukum Kepailitan, Prinsip, Norma Dan Praktik Di Pengadilan,Op. Cit
, hlm. 1.
Universitas Sumatera Utara
35
perdamaian antara Debitor dan para Kreditor atau agar harta tersebut dapat dibagi- bagi secara adil di antara para Kreditor.
50
Pendapat lain menyatakan Kepailitan merupakan suatu proses di mana seorang debitor yang mempunyai kesulitan keuangan untuk membayar utangnya
dinyatakan pailit oleh pengadilan, dalam hal ini pengadilan niaga, dikarenakan debitor tersebut tidak dapat membayar utangnya. Harta debitur dapat dibagikan
kepada para kreditur sesuai dengan peraturan pemerintah.
51
Berdasarkan beberapa definisi atau pengertian yang diberikan oleh beberapa sarjana tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kepailitan mempunyai unsur-
unsur : 1. Adanya sita dan eksekusi atas seluruh kekayaan debitor.
2. Sita itu semata-mata mengenai harta kekayaan. 3. Sita dan eksekusi tersebut untuk kepentingan para kreditornya secara
bersama-sama.
2. Persyaratan Mengajukan Kepailitan