Kabupaten Pekalongan .
Sebagaimana definisi dari studi kasus ini menurut Bonoma dalam McNabb, David E. 2002:286:
A case is a description of a management situation based on interview, archives, naturalistic observation, and other data, constructed to be sensitive
to the context in which management behavior takes place and to its temporal restraints. These are characteristics shared by all cases.
Manfaat studi kasus untuk meneliti perencanaan program sebagaimana penjelasan dari Lang dan Heiss dalam McNabb, David E. 2002:286 tentang
manfaat dari studi kasus sebagai berikut: Case studies are often intensive studies of one or a few exemplary individuals,
families, events, time periods, decisions or set of decisions, processes, programs, institutions, organizations, groups, or even entire communities.
Demikian pula Muhadjir 1996: 42 menjelaskan tujuan utama studi kasus adalah memahami secara menyeluruh suatu kasus yang mungkin
pribadi, satuan sosial atau masalah, masa lampau dan perkembangannya. Lingkup studi kasus pada dasarnya mencakup seluruh siklus perkembangan
obyek, tetapi dapat pula membatasi pada obyek-obyek spesifik. Studi kasus lebih bersifat penjelajahan; kesimpulannya lebih bersifat deskriptif.
B. Fokus Penelitian
Penetapan fokus penelitian diharapkan dapat membatasi obyek kajian sehingga peneliti tidak terjebak pada banyak atau melimpahnya volume data
yang diperoleh di lapangan. Menurut Moleong 2002: 237, penentuan fokus penelitian memiliki 2 tujuan, yaitu: pertama, penetapan fokus membatasi
studi yang berarti bahwa dengan adanya fokus penelitian penentuan tempat penelitian menjadi layak. Kedua, penentuan fokus secara efektif membantu
dalam menetapkan kriteria-kriteria inklusi-eksklusi untuk menyaring informasi yang mengalir masuk.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini yang ditetapkan sebagai fokus penelitian adalah belum adanya perencanaan
program yang disusun dengan pertimbangan faktor internal maupun eksternal pada Unit Pelayanan Terpadu Kabupaten Pekalongan yang bermanfaat guna
mengetahui tingkat keberhasilan yang telah diraih. Program tahunan yang disusun hanya rencana rutin tahunan, tidak ada perencanaan yang terprogram
untuk tiap tahunnya, sehingga tidak dapat diketahui perkembangan yang diperoleh, sebab disusun tanpa adanya kesinambungan dan keterkaitan antara
tahun berjalan dengan tahun berlalu. Pada akhirnya rencana yang disusun dari tahun-ketahun sama dan tidak ada perubahan. Akibatnya inovasi program
yang diharapkan mampu meningkatkan pelayanan publik pun masih jauh dari harapan. Program yang dirancang kurang mempertimbangkan unsur-unsur
peningkatan pelayanan publik, yaitu prosedur, metode, target, anggaran dan policy sebagai faktor internal. Selain itu faktor eksternal yaitu sinergi
kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat belum dilaksanakan secara maksimal. Hal ini terlihat dari belum adanya penilaian pelayanan
publik Unit Pelayanan Terpadu dari pihak pengguna jasa yaitu swasta dan masyarakat.
Penjabaran ruang lingkup penelitian ini meliputi: 1. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh
Unit Pelayanan Terpadu Kabupaten Pekalongan sebagai pertimbangan dalam penyusunan program peningkatan kualitas pelayanan publik.
2. Menyusun rencana selain program untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik di Unit Pelayanan Terpadu Kabupaten Pekalongan.
C. Instrumen Penelitian