Pendapat tersebut juga menyatakan bahwa proses perencanaan merupakan bagian penting dalam kegiatan pembangunan dan perlu
dilakukan, karena dengan proses tersebut diharapkan memperoleh rencana yang baik yang dapat diterima oleh semua pihak. Pentingnya perencanaan
diungkapkan Mintzberg 1998 bahwa meninggalkan perencanaan jelaslah sangat tidak bertanggung jawab dan tidak masuk akal. Apapun strategi
perencanaan, pasti lebih baik daripada tidak ada perencanaan sama sekali bagi suatu organisasi.
Seluruh uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang terus menerus dan selalu
menekankan tidak hanya pada “output” melainkan juga pada “proses” dimana penilaian atas sukses atau gagalnya suatu kegiatan diukur baik dari
proses maupun dari outputnya, sehingga menempatkan posisi perencanaan sebagai suatu hal yang amat penting dalam setiap tahapan pembangunan.
2. Perencanaan dan Rencana
a. Perencanaan
Harold Koontz 1976:125 menjelaskan bahwa perencanaan merupakan fungsi manajemen paling mendasar karena melibatkan
pemilihan beberapa alternatif tindakan untuk masa depan. Tidak hanya menjadi pedoman dasar semua manajer di semua tingkatan dalam
sebuah perusahaan, tetapi juga menjadi dasar dari keempat fungsi manajemen dimana keempat fungsi tersebut merefleksikan sebuah
perencanaan. Seorang manajer membawahi, mengatur dan memimpin,
serta mengontrol perusahaan untuk menjamin pencapaian tujuan sesuai rencana. Lebih lanjut Koontz mengemukakan bahwa :
Planning involves selection of enterprise and departmental objectives as well as determination of the means of reaching them. It is thus a
rational approach to preselected objectives. Since this approach does not take place in a vacuum, good planning must consider the nature of
the future environment in which planning decisions and actions are intended to operate.
Perencanaan melibatkan pemilihan perusahaan dan tujuan masing- masing bagian sebagaimana pula penentuan cara mencapai tujuan
tersebut. Dengan demikian perencanaan merupakan pendekatan rasional untuk pemilihan awal tujuan perusahaan. Karena pendekatan
ini tidak terjadi bila kondisi perusahaan dalam keadaan vakum, perencanaan yang baik harus memperhatikan sifat situasi kedepan
yang mana tindakan dan keputusan perencaan diharapkan berjalan.
Adapun George R. Terry dalam bukunya Principles of Management 1977:173 menjelaskan perencanaan sangat vital dalam
manajemen karena merupakan dasar bagi fungsi manajemen lainnya. Tanpa aktifitas yang ditentukan dengan perencanaan, tidak mungkin
untuk mengorganisasi, menjalankan, dan mengontrol perusahaan. Perencanaan harus dilakukan di semua tingkat manajemen, dimana
seorang pemimpin organisasi harus menyusun rencana supaya dapat mengatur secara efektif. Selanjutnya dikemukakan pula oleh Terry
bahwa perencanaan merupakan penentuan apa yang akan dilakukan dan bagaimana harus dilakukan.
Planning is the selecting and relating of facts and the making and using of assumptions regarding the future in the visualization and
formulation of proposed activities believed necessary to achieve desired results. It is the determining in advance what is to be done and
how it is to be done. One can look upon planning as being made up of a bundle of decisions, planning being considered as preparing for the
future by making decisions now. Planning is oriented to and requires a
feeling for the future. It represents expenditure of thought and time now for an investment in the future.
perencanaan merupakan pemilihan dan penghubungan fakta-fakta, dan pembuatan serta penggunaan asumsi berkenaan dengan visualisasi
masa depan dan formulasi aktifitas yang diusulkan yang dipercaya diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Perencanaan
merupakan penentuan apa yang akan dilakukan dan bagaimana harus dilakukan. Seseorang dapat melihat perencanaan sebagai sesuatu yang
terbuat dari kumpulan keputusan. Perencaaan dianggap sebagai persiapan masa depan dengan membuat keputusan sekarang.
b. Rencana