Program Perencanaan, Rencana, dan Program

tingkat organisasi, rencana mempunyai dua fungsi, yaitu : memberikan sasaran yang harus dicapai oleh tingkat yang lebih rendah; dan pada gilirannya memberikan sarana untuk tujuan yang harus dicapai oleh rencana pada tingkat berikutnya yang lebih tinggi.

3. Program

Perencanaan program adalah merupakan bagian dari perencanaan strategis, hal ini dapat disimak dari penjelasan yang dikemukakan oleh Tjiptono 2004:73 yang menyatakan bahwa merumuskan kebijakan, program, prosedur dan tujuan harus didasarkan pada visi, berorientasi pada perencanaan, berpusat sumberdaya manusia, berfokus pada proses dan berbasis kinerja. Demikian pula, Muljadi 2006:43 mengungkapkan bahwa strategi organisasi sebagai cara untuk mencapai ”Tujuan” dan ”Sasaran” dituangkan dalam ”Kebijakan”, kemudian ”Kebijakan” dalam ”Program”, dan ”Program” dalam ”Kegiatan”, yang akan dilakukan setiap tahun dalam kurun waktu 5 lima tahun. Rencana pelaksanaan dan pembiayaannya ditentukan dana melalui APBNAPBDInstansi tertentu. Program itu sendiri, menurut Patrick dalam Rejeki 1998:9 adalah produk yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perencanaan, yang meliputi analisis kebutuhan dan perencanaan instruksi . Disamping itu, menurut Kelsey dan Hearne dalam Mardikanto 1993:284, program berarti pula sebagai pernyataan tertulis, yaitu pernyataan mengenai: a. Situasi wilayah b. Masalah yang dihadapi c. Tujuan yang ingin dicapai sesuai situasi wilayah dan masalah yang dihadapi d. Cara mencapai tujuan, merupakan perencanaan kerja yang berisi pertanyaan: 1 apa yang dilakukan 2 siapa yang melakukan 3 kapan dilakukan 4 bagaimana cara melakukan 5 di mana dilakukan 6 mengapa dilakukan Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa suatu pembangunan tidak lepas dari perencanaan. Hal ini nampak jelas dari penjelasan yang dikemukakan oleh Tjokroamidjojo 1994:180 yang mengemukakan salah satu kegiatan penting dalam perencanaan pembangunan adalah perencanaan program-program dan proyek-proyek. Dengan demikian program-program tersebut bersifat pembangunan. Suatu program pembangunan yang baik harus mempunyai paling sedikit ciri-ciri sebagai berikut: a. Tujuan yang dirumuskan secara jelas b. Penentuan peralatan yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut c. Suatu kerangka kebijaksanaan yang konsisten dan atau proyek-proyek yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan program seefektif mungkin d. Pengukuran dengan ongkos-ongkos yang diperkirakan dan keuntungan-keuntungan yang diharapkan akan dihasilkan program tersebut. e. Hubungan dengan kegiatan-kegiatan lain dalam usaha pembangunan dan program pembangunan lainnya. Suatu program pembangunan tidak berdiri sendiri. f. Berbagai upaya di bidang managemen, termasuk penyediaan tenaga, pembiayaan dan lain-lain untuk melaksanakan program tersebut. Muljadi 2006:45 menjelaskan beberapa substansi yang terkandung dalam suatu program organisasi, sebagai berikut: a. Upaya untuk implementasi strategi organisasi. b. Proses penentuan jumlah dan jenis sumber daya yang diperlukan dalam pelaksanaan satu rencanaRENSTRA. c. Penjabaran riil tentang langkah-langkah yang diambil untuk menjabarkan kebijakan. d. Bersifat jangka panjang dan menengah 3-5 tahun atau bersifat tahunan saja. e. Tidak terlepas dari kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. f. Didasarkan atas Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan yang telah ditetapkan. Substansi program operasional akan meliputi bidang-bidang keuangan, sumber daya manusia, dan bidang sarana dan prasarana organisasi, dengan perincian antara lain: Program Sumber Daya non manusia dalam rangka meningkatkan efisiensi 3M organisasi; Program pengembangan sumber daya manusia; Program manajemen keuangan organisasi; Program pengadaan bagi organisasi; Program pengawasaninspeksi terhadap komponen organisasi; Program peningkatan keluaran output barang maupun jasa organisasi; Program peningkatan kualitas kerja komponen organsisasi; Program eksploitasi dan perawatan sarana prasarana organisasi Muljadi, 2006:170. Lebih lanjut, Supriyono 2001:27 mengemukakan bahwa suatu strategi pengkoordinasian perencanaan untuk program pelayanan sangat diperlukan untuk membantu peningkatan kualitas dan efisiensi pelayanan. Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa strategi yang disusun oleh suatu organisasi, disusun dengan memperhatikan faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang perlu diperhatikan antara lain kebijakan, anggaran, prosedur, metode dan target. Hubungan yang berkesinambungan antara tiga pilar tata pemerintahan yang baik, yaitu hubungan antara pemerintah selaku pemberi jasa pelayanan publik dan pihak swasta dan masyarakat sebagai konsumen atau pengguna jasa pelayanan publik merupakan faktor eksternal yang perlu diperhatikan. Salah satu cara terciptanya hubungan tersebut diatas adalah dengan mempertimbangkan suara masyarakat selaku pengguna jasa pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah, dengan melakukan penilaian indeks kepuasan masyarakat sehingga dapat diperoleh masukan bagi perencanaan program yang baik. Dari hasil evaluasi yang menggabungkan antara faktor internal dan faktor eksternal dapat diperoleh gambaran program-program apa saja yang dapat mendukung terciptanya peningkatan pelayanan publik, antara lain: a. Tetap mempertahankan bentuk organisasi sebagai Unit Pelayanan Terpadu dengan memaksimalkan pelayanan terpadu satu pintu. b. Unit Pelayanan Terpadu ditingkatkan statusnya menjadi Kantor Pelayanan Terpadu yang akan memberikan kewenangan lebih kepada para pejabat yang berada didalamnya, sebab bersifat eseloning dan tidak merangkap jabatan. c. Untuk memaksimalkan kinerja dan menyederhanakan proses perizinan maka Unit Pelayanan Terpadu diwadahi dalam sebuah Dinas. Hal ini didasarkan pada para pejabat didalamnya langsung bertanggungjawab kepada Bupati dan memiliki posisi yang sederajat dengan dinas-dinas terkait yang memberikan rekomendasi perizinan sehingga memiliki posisi tawar yang sama. d. Unit Pelayanan Terpadu berubah menjadi Dinas dengan staf teknis diambil dari tenaga ahli diluar PNS. Ini dimungkinkan untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif sebab para pekerja dinilai berdasarkan keahlian yang dimiliki, dan pada akhirnya akan menciptakan lingkungan kerja yang profesional dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat pengguna jasa.

B. Kualitas, Pelayanan, Kualitas Pelayanan Publik, dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu 1. Kualitas Terdapat berbagai definisi tentang apa yang disebut kualitas. Menurut The European Organization for Quality Control EOQC and the American Society for Quality Control: Quality is the totality of features of a product services that bears on its ability to satisfy given needs. Kualitas adalah bentuk-bentuk istimewa dari suatu produksi atau pelayanan yang mempunyai kemampuan untuk memuaskan kebutuhan masyarakat. Morgan dan Murgatroyd dalam Warella, 2004: 72. Berdasarkan pengertian kualitas yang bervariasi ini, Gaspersz dalam Lukman 2000 :9 -11 mengemukakan bahwa pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok : a. kualitas terdiri atas sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung, maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan memberikan kepuasan atas penggunaan produk ; b. kualitas terdiri atas segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan.

2. Pelayanan

Menurut Winarsih dan Ratminto 2006:4-5, pelayanan administrasi pemerintahan seringkali dipergunakan sebagai konsepsi pelayanan perijinan dan pelayanan umum. Pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan yang pada prinsipnya menjadi tanggungjawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pelayanan perijinan,