gedung. Jelas hal ini perlu segera dibenahi untuk menciptakan rasa aman dan nyaman konsumen pengguna jasa.
h. Prioritas Tahapan Program Peningkatan Kualitas Pelayanan
Untuk melaksanakan proses perencanaan program dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan maka perlu disusun tahapan-tahapan
program apa saja yang hendak dibenahi tahun demi tahun. Penetapan tahapan ini dilakukan agar kegiatan berjalan dengan sistematis dan tepat
waktu. Disamping itu tahapan kegiatan berkaitan dengan pendanaan untuk proses perencanaan peningkatan kualitas pelayanan. Menurut
penjelasan Kepala Subagian Kelembagaan bahwa : “Bagian Organisasi tidak secara rinci menetapkan program-program apa
saja yang akan disusun. Yang kami tahu bahwa perencanaannya lebih ke anggaran, perencanaan kegiatannya tidak ada” hasil wawancara, 2009.
Penjelasan lebih rinci diungkapkan oleh Kepala UPT bahwa: “Untuk program sendiri kami belum memiliki karena masih berbentuk
unit kerja, sebab bila menyusun sendiri nanti dianggap terlalu berani. Kami baru berani melangkah kalo UPT ini berbentuk kantor sebab
memiliki kewenangan” hasil wawancara, 2009.
Perencanaan yang baik haruslah memuat kapan kegiatan akan dilakukan dan berapa lama waktunya. Waktu yang telah ditetapkan
tersebut akan menjadikan perencanaan kegiatan tersebut dibuat secara cermat dan teliti. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut juga
akan bekerja dengan baik. Penentuan waktu ini juga berkaitan dengan mendesaknya peningkatan kualitas pelayanan di Unit Pelayanan
Terpadu. Namun dalam kenyataannya tahapan ini tidak dilalui dengan mulus oleh pihak otoritas penyelenggara pelayanan. Perencanaan lebih
bersifat anggaran tanpa menekankan pada penyusunan program yang berkelanjutan dari tahun ke tahun. Pada akhirnya program yang disusun
tanpa perencanaan yang rinci akan mengakibatkan program yang disusun hanya pengulangan dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini
mengakibatkan tidak adanya peningkatan yang signifikan terhadap pelayanan yang diberikan Unit Pelayanan Terpadu.
i. Pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan peningkatan kualitas
pelayanan.
Kegiatan perencanaan program peningkatan kualitas pelayanan ini merupakan kegiatan yang kompleks. Artinya tidak hanya melibatkan
satu instansi saja namun beberapa pihak yang berkaitan dengan pelayanan perizinan. Keterlibatan pihak-pihak yang berkompeten sangat
diharapkan untuk keberhasilan dari proses perencanaan ini. Kerjasama antara instansi yang bertugas merumuskan kebijakan
dan instansi pelaksana perizinan sangat diperlukan. Masukan-masukan dari instansi pelaksana izin akan diolah oleh instansi perumus kebijakan
untuk kemudian disampaikan kepada pimpinan. Disamping itu masukan dari stakeholder akan sangat berguna untuk meningkatkan kualitas
pelayanan. Sinergi antara instansi perumus kebijakan, instansi pelaksana
izin dan masyarakat sangat diperlukan. Diera pemerintahan yang good governance ketiganya merupakan elemen yang harus saling kerjasama.
Perencanaan peningkatan kualitas pelayanan di Kabupaten Pekalongan melibatkan beberapa pihak. Menurut penjelasan Kepala
Subagian Kelembagaan bahwa: ”Kegiatan perencanaan secara umum dilakukan organisasi dengan
melibatkan pihak lain. Utamanya instansi yang memiliki perizinan” hasil wawancara, 2009.
Penjelasan lain berkaitan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan perencanaan ini diungkapkan oleh Kepala Kepala UPT bahwa:
”Tiap tahunnya kita melaksanakan perencanaan bersama-sama dengan tim yang terdiri dari instansi-instansi terkait, berkenaan dengan
perizinan yang mereka tangani” hasil wawancara, 2009.
Pelibatan instansi terkait diperjelas oleh salah satu pejabat di Dinas Pekerjaan Umum, bahwa:
“Pelibatan Dinas Pekerjaan Umum dalam perencanaan hanya sebatas izin-izin yang ditangani oleh PU. Selebihnya kami tidak dilibatkan
dalam perencanaan yang sifatnya keseluruhan” hasil wawancara, 2009.
Selain pelibatan eksekutif, legislatif ikut berperan aktif dalam peningkatan kualitas pelayanan. Hal ini diungkapkan Ketua DPRD
Kabupaten Pekalongan. ”Legislatif sebagai pihak pengawas sering menerima aduan dari
masyarakat, terutama ketepatan waktu. Hal ini langsung kita sampaikan ke otoritas pengelola UPT agar cepat membenahinya, dan langsung
dibenahi. Namun kalo tidak ada keluhan, kami pun menganggap kinerjanya baik. Memang untuk saat ini perlu ada tekanan-tekanan dari
dewan agar pelan-pelan sistemnya dapat berjalan secara baik” hasil wawancara, 2009.
Program peningkatan kualitas pelayanan di Kabupaten Pekalongan ternyata kurang mendapatkan perhatian serius dari eksekutif. Pelibatan
pihak-pihak terkait hanya sebatas perizinan yang mereka tangani, selebihnya mereka tidak dilibatkan. Kurangnya koordinasi ini akan
berakibat pada penyusunan program yang buruk karena kinerja yang ditampilkan pemerintah tidak memuaskan. Perencanaan yang tidak
matang akan berakibat pada pelaksanaan program yang tidak terarah. Pihak legislatif pun sebagai lembaga kepanjangan tangan rakyat, masih
kurang melakukan fungsi kontrolingnya. Pengawasan hanya dilakukan ketika ada keluhan yang disampaikan masyarakat. Jika tidak maka
pelayanan dianggap sudah berjalan baik. Peningkatan pelayanan yang baik, murah, cepat dan tranparan pun masih jauh dari harapan
masyarakat.
j. Dukungan dan Komitmen Pimpinan Puncak