Bentuk Kelembagaan UPT RencanaProgram Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Unit

”Dengan tujuan program peningkatan kualitas pelayanan tersebut diharapkan masyarakat menjadi lebih semangat untuk mengurus perizinan yang mereka perlukan. Masyarakat enggan mengurus izin mungkin disebabkan terlalu sulitnya memenuhi persyaratan yang harus disiapkan. Disamping itu mereka beranggapan bahwa biayanya juga mahal dan pelayanannya juga terlalu lama”. hasil wawancara, 2009 .

b. Bentuk Kelembagaan UPT

Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan tersebut bahwa akan mencari bentuk kelembangaan yang sesuai dengan pentahapan izin. Ini menunjukkan bahwa bentuk lembaga pelayanan perizinan yang saat ini berbentuk unit belum dapat berjalan dengan optimal. Keterbatasan kewenangan menjadikan lembaga ini tidak berkembang dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Perubahan kelembagaan diungkapkan oleh Bapak Sholeh orang yang sering mengurus izin bahwa: “Unit Pelayanan Terpadu Kabupaten Pekalongan ini perlu segera diubah seperti yang ada di Kabupaten Sragen yang berbentuk Kantor. Dengan bentuk kantor, pemohon menyerahkan berkas, proses pembuatan dan penyerahan izin yang sudah selesai dilakukan dikantor tersebut. Dampaknya ternyata meningkatkan retribusi daerah dan menumbuhkan iklim usaha. Sebenarnya akan lebih bagus jika berbentuk dinas yang mempunyai kewenangannya lebih luas dan akan mendapatkan dana dari APBD lebih banyak” hasil wawancara, 2009. Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Dul pernah mengurus izin gangguan bahwa: ”Keberadaan kantor pelayanan ini seyogyanya segera ditingkatkan. Selama inikan pejabatnya dirangkap, lalu stafnya juga. Kadang suka merepotkan karena harus nunggu pejabatnya dulu ada atau tidak untuk mendapatkan pengesahan. Kalo sudah jadi kantor kan ada wewenang lebih dari pejabatnya, selain itu juga selalu stanby di kantor, tidak bolak-balik” hasil wawancara, 2009. Kepala Unit Pelayanan Terpadu pun menyadari hal tersebut, bahwa : ”Saya harus sering wora-wiri dari kantor saya ke UPT, atau sebaliknya untuk penanganan perizinan ini. Terus terang saja mengakibatkan kita tidak bisa fokus mengurus perizinan saja, tetapi juga pekerjaan lain di kantor yang sudah menanti. Alangkah lebih baiknya bila UPT ini ditingkatkan menjadi badan atau kantor agar pejabatnya bisa konsentrasi mengurus pelayanan perizinan kepada masyarakat” hasil wawancara, 2009. Berpijak dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa Unit Pelayanan Terpadu belum dapat memenuhi pelayanan prima kepada masyarakat. Hal ini disebabkan pejabat maupun staf yang berada di dalamnya masih merangkap pekerjaan di instansi tempat mereka berasal. Hal ini diungkapkan pula oleh salah seorang staf pelaksana di UPT berikut. ”Saya sering kesulitan untuk meminta izin pada atasan ketika harus melaksanakan survey lapangan. Padahal Surat Perintah sudah turun, sudah diterima oleh atasan, tetapi tidak turun ke saya, alias tetap di meja atasan dan tidak didisposisi. Sedangkan dari pihak UPT sendiri menghubungi untuk segera melaksanakan survey, tapi saya tidak mungkin memenuhinya karena tidak ada izin dari bos” hasil wawancara, 2009. Keengganan para atasan untuk melepas staf mereka melaksanakan tugas di UPT menjadikan tarik ulur kepentingan diantara instansi- instansi yang personilnya ditugaskan di UPT. Mereka memiliki kewenangan lebih karena didukung oleh Surat Keputusan Bupati penempatan pejabat eselon. Kepala UPT sendiri tidak memiliki posisi tawar tinggi karena penempatan sebagai Kepala UPT hanya berdasarkan surat penugasan dan bersifat non eselon. Artinya bahwa masing-masing dari mereka masih terikat pada instansi masing-masing sehingga masih memiliki beban kerja yang cukup tinggi pula di instansi mereka. Posisi rangkap tersebut jelas menyulitkan kinerja yang bersangkutan. Imbasnya tentu saja rendahnya kinerja UPT dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat karena beban rangkap yang harus ditanggung masing-masing personil di UPT. Berbagai keluhan masyarakat mulai dari petugas yang sering datang terlambat, tidak adanya petugas, pelayanan yang lama dan lain sebagainya akan sulit diatasi apabila bentuk instansi pelayanan publik masih sama seperti sekarang ini.

c. Prinsip Pemberian Pelayanan Terpadu