Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan masalah-masalah dalam pencapain

2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan masalah-masalah dalam pencapain

keunggulan kompetitif serta hasilnya digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini. Meskipun demikian, konsep yang diacu oleh para peneliti sebelumnya berbeda dengan model yang diaju- kan dalam penelitian ini yang mengintegrasikan konstruk Keunggulan Kompetitif, Terittory mana- gement , Kompetensi SDM, Orientasi Pasar, dan Kinerja Organisasi.

Penelitian Burgoyne et al.,(1980), yang meneliti hubungan antara Terittory management dan Keunggulan Kompetitif, dengan pendekatan studi kasus pada berbagai Organisasi di Kanada, mendapat temuan bahwa apabila territory management dikelola dan dikembangkan dengan baik, dua dari tiga wilayah pemasaran yang dimiliki Organisasi secara umum memiliki kesempatan untuk berkembang dan dapat menjadi sebuah sumber keunggulan kompetitif bagi Organisasi.

Sedikit berbeda dari penelitian sebelumnya, Tim peneliti dari Agency Sales Magazine (1991) yang juga meneliti hubungan antara Terittory management dan Keunggulan Kompetitif pada berbagai variasi Organisasi, mendapatkan temuan bahwa Terittory management berperan penting untuk membantu Organisasi dalam meningkatkan penjualan dan keunggulan dari Organisasi lain. Kesuksesan terittory management sangat dipengaruhi oleh kemampuan manajer dalam melihat potensi penjualan suatu wilayah. Studi pada terittory management dan keunggulan kompetitif dilakukan oleh Allen (2000) melalui penelitian pustaka dari khasanah penelitian empirik yang ada, mendapati temuan bahwa membangun kepercayaan, mempelajari apa yang diinginkan konsu- men, mengajukan pertanyaan yang dapat mengekstrak informasi akan membantu praktek terittory management agar dapat menjadi keunggulan Organisasi.

Disisi lain penelitian Khandekar dan Sharma, (2005) mendapati bahwa Kompetensi SDM mempengaruhi Keunggulan Kompetitif Organisasi, dengan temuan bahwa Mengembangkan banyak pekerja yang memiliki skill dan kemampuan tinggi dalam bidang teknologi dapat menjadi salah satu sumber utama keunggulan kompetitif Organisasi. Temuan yang senada juga diungkap dalam penelitian Wright et al., (1998), tentang hubungan Kompetensi SDM dan Ke- unggulan Kompetitif, mereka menyajikan berbagai praktek-praktek peningkatan kualitas SDM bagi Organisasi. Adapun hasil penelitiannya adalah Kapabilitas sumberdaya manusia merupakan pengetahuan kolektif dari anggota Organisasi (sulit ditiru), yang dikembangkan dalam suatu periode waktu tertentu (langka), dan sangat berharga karena mengarahkan sikap dan bakat karya- wan dalam pembentukan nilai dan meraih suatu tujuan sehingga keunggulan kompetitif akan tercapai.

Penelitian Brewster et al., (2000) tentang isu-isu kontemporer Manajemen Sumberdaya Manusia untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, diungkapkan bahwa agar dapat diper- oleh suatu keunggulan kompetitif yang kuat dan bertahap dalam jangka panjang, Organisasi haruslah memiliki suatu kelebihan dalam skill dan kapabilitas yang dimiliki oleh para karya- wannya. Uniknya lagi lebih dari satu dekade sebelumnya, penelitian Lengnick-Hall dan Lengnick- Hall (1990), mendasari kajian Kompetensi SDM dengan Keunggulan kompetitif, pada peren-

canaan strategis SDM. Hasil penelitian mereka mendapati bahwa gabungan dari kapabilitas sumberdaya manusia, sumberdaya dan keputusan yang berkualitas akan memungkinkan Organisasi mengkapitalisasi berbagai peluang yang ada di pasar serta meminimalkan risiko/ ancaman sehingga keunggulan kompetitif bisa diraih.

Dari sudut pandang yang lain, penelitian Slater dan Narver(1995) tentang Orientasi Pasar dan Keunggulan kompetitif, menghasilkan temuan bahwa Orientasi pasar merupakan budaya yang menempatkan prioritas tinggi pada setiap penciptaan dan penjagaan superior customer value dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders sehingga keunggulan dapat dicapai.

Pendapat tersebut didukung oleh penelitian empirik Narver et al.,(1998), dengan temuan- nya bahwa inti dari orientasi pasar adalah komitmen dari seluruh anggota organisasi untuk selalu lebih unggul dari pesaing dengan selalu menciptakan nilai tambah bagi konsumen. Menguat- kan dua peneliti sebelumnya, penelitian Mazaira et al.,(2003) setelah melakukan komparasi pada lima Organisasi retail besar di Spanyol, menemukan bahwa Orientasi pasar berfokus pada upaya keras untuk selalu menciptakan kepuasan konsumen yang diharapkan akan membawa pengaruh positif terhadap profitabilitas Organisasi.

Berdasarkan pendapat para peneliti, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa terittory management yang baik akan dapat membantu Organisasi dalam menuju kesuksesan (Burgoyne et al.,1980; Agency Sales Magazine, 1991; Allen, 2000), akan tetapi sebagian peneliti lain mengemukakan bahwa kompetensi sumberdaya manusia (Khandekar dan Sharma, 2005; Wright et al.,1998; Brewster et al., 2000; Lengnick-Hall dan Lengnick-Hall, 1990) lebih berperan penting dalam membantu Organisasi mendapatkan keunggulan kompetitif. Pendapat lain mengemukakan orientasi pasarlah yang lebih penting dalam menciptakan keunggulan kompetitif Organisasi (Mazaira et al.,2003; Slater dan Narver, 1995; Narver et al.,1998).

Dari uraian diatas, tampak adanya perbedaan sudut pandang yang harus menjadi prioritas dalam mencapai keunggulan kompetitif antara hasil penelitian beberapa peneliti, sehingga menjadi penting penelitian ini dilakukan guna mengetahui sejauhmana keunggulan kompetitif untuk mencapai kinerja Organisasi, yang telah dilakukan oleh Perguruan Tinggi Nahdhatul Ulama (PTNU) di Indonesia melalui implementasi teritory management, kompetensi SDM, dan Orientasi Pasar.

Tabel 2.1A Ringkasan Penelitian terdahulu

Sumber: Diambil dari berbagai jurnal penelitian

Tabel 2.1B Ringkasan Penelitian terdahulu

Sumber: Diambil dari berbagai jurnal penelitian

Penelitian dengan obyek Perguruan Tinggi di Indonesia pernah dilakukan oleh Yeni (2007) dengan tiga variabel utama Orientasi Pasar, kinerja Organisasi dan keunggulan bersaing. Temuan penelitian mempertegas hasil kajian sebelumnya yang menemukan bahwa perguruan tinggi yang market oriented akan memiliki kinerja yang baik. Penelitian ini menggunakan MARKOR sebagai instrumen orientasi pasar yang telah dikenal secara luas pada penelitian pemasaran. Sementara itu, kinerja Organisasi diukur dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari lima dimensi: sumber dana dari non pemerintah, akreditasi, lama studi, rata-rata jumlah pelamar, dan rata-raka indeks prestasi kumulatif. Hanya saja berbeda dengan penelitian ini, karena variabel Kompetensi SDM dan teritory management tidak dijadikan bahan analisis.

Penggunaan aspek Orientasi pasar, kompetensi SDM, manajemen wilayah, dan keunggulan kompetitif dalam hubungannya dengan kinerja bisnis, telah dijadikan variabel penelitian oleh Asep Suhendi (2012) yang meneliti satu Organisasi profit oriented dibidang telekomunikasi yakni PT.Indosat, tbk di Indonesia. Hasil penelaahan lebih jauh ternyata menunjukan bahwa keunggulan kompetitif , berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis. Orientasi pasar, kualitas sumber daya manusia dan Manajemen Wilayah, dapat menciptakan keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif yang dimiliki Indosat terletak pada kompetensi diri karyawan. Kapabilitas dibangun dengan cara mengedepankan sumber daya manusia yang dimiliki, mulai dari pembinaan potensi, mutasi, rotasi training dan assessment, termasuk pendayagunaan komunikasi internal melalui email

14 dan forum komunikasi yang disampaikan melalui CEO blog.