Strategi Bauran Pemasaran

C. Strategi Bauran Pemasaran

Salah satu unsur dalam strategi pemasaran yaitu Strategi Bauran pemasaran yang meru- pakan strategi yang dilakukan perusahaan yang berkaitan dengan penentuan bagaimana per- usahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu yang merupakan sasaran pasarnya. Bauran pemasaran atau marketing mix terdiri dari himpunan variable yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasaran.

Bauran pemasaran merupakan kombinasi terbaik dari variable pemasaran, untuk dapat men- capai sasaran pasar yang dituju sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.

Pengertian bauran pemasaran menurut Badri Sutrisno, Et. Al (2003) adalah pendekatan pokok yang akan digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai yang telah di tetapkan terlebih dahulu di dalamnya tercantum keputusan-keputusan pokok mengenai target pasar, penempatan produk dari pasaran bauran pemasaran, dan tingkat biaya pemasaran yang diperlukan.

Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh setiap perusahaan didasarkan pada strategi pema- saran yang ditetapkan dengan situasi dan kondisi dari sasaran pasar yang dituju.

Dalam empat strategi bauran pemasaran adalah :

1. Strategi produk

Strategi produk dalam hal ini adalaha menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para konsumennya dan sekaligus dapat meningkatkan keuantungan perusahaan dalam jangka panjang melalui peningkatan penjualan dan peningkatan share pasar. Jadi produk menurut Assauri (2007) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan ide. Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan. Jika dilihat dari perspektif Islam produk adalah yang halal dan berkualitas terbaik. Pengakuan terbaik harus didasarkan dari persetujuan bersama yaitu antara pembeli dan penjual. Dalam suatu hadist disebutkan: “ Hakim Bin Nazam berkata : Nabi bersabda, Penjual dan pembeli memiliki hak pilih yang sama sebelum berpisah. Apabila mereka jujur dan mau menerangkan (keadaan barang), mereka akan mendapatkan berkah dalam jual beli mereka. Dan jika mereka bohong dan menutupi (cacat barang), akan dihapuslah keberkahan jual beli mereka.” (HR. Al- Bukhari)

2. Strategi Harga

Peranan penetapan harga akan menjadi sangat penting terutama pada keadaan dimana per- saingan yang semakin ketat dan perkembangan permintaan yang terbatas. Dalam penetapan Peranan penetapan harga akan menjadi sangat penting terutama pada keadaan dimana per- saingan yang semakin ketat dan perkembangan permintaan yang terbatas. Dalam penetapan

perhatikan penentuan kebijakan penetapan harga. Berkenaan dengan hal tersebut Allah SWT berfirman yang artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan. (QS. 3:130).

Ayat diatas menjelaskan dalam terjadi transaksi tidak diperkenankan mematok harga yang berlipat ganda guna mencapai keuntungan semata. Selain itu ada hadist yang menyatakan: “ Diriwayatkan dari Ma’bil bin Yasar bahwa Rasulullah SAW, bersabda : “ Barangsiapa yang berbuat sesuatu dalam (menentukan) harga-harga orang Islam agar memahalkannya, maka Allah berhak menundukkanya dengan tulang dari api neraka pada hari Kiamat.” Kemudian Ma’bal ditanya :” Apakah kamu mendengarnya dari Rasullah ?” Ma’bal menjawab :” Ya. Bahkan tidak hanya satu atau dua kali.” (HR. Ahmad bin Hanbal).

Penjelasan hadist diatas bahwa seoarang pengusaha itu tidak hanya mementingkan dirinya sendiri dengan memahalkan harga serta praktik-praktik yang egois dan curang tanpa mem- perhatikan kepentingan bersamayang sesuai dengan prinsip Islami. Penetapan harga dan syarat pembayaran juga harus didasarkan kepentingan umat terutama ekonomi lemah sehingga tercipta kesehteraan dan kemakmuran bersama.

3. Strategi Saluran Distribusi Saluran distribusi adalah lembaga-lembaga yang memasarkan produk berupa barang atau

jasa dari produsen ke konsumen. Permasalahan yang diutamakan adalah kelancaran penyampaian dan pemindahan barang serta hak milik atas penguasan produk tersebut, mulai dari pedagang besar, menengah, dan pengecer sampai akhirnya ke konsumen. Setiap dalam menghasilkan produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen hendaklah dapat menye- suaikan dengan kapan dan dimana produk itu diperlukan serta oleh siapa saja produk itu dibutuhkan. Dalam perspektif Islam saluran pemasaran bisa dimana saja asalkan lokasi tersebut tidak dalam sengketa. Namun tersirat bahwa Islam lebih menekankan pada kede- katan antara perusahaan dengan pasar. Hal ini untuk mengantisipasi adanya pencegatan barang sebelum sampai ke pasar. Dalam hadist disebutkan. Yang artinya : “ Ibnu Umar berkata, Sesungguhnya Rasullah melarang seseorang mencegat barang dagangan sebelum sampai ke pasar.” (HR. Muslim).

Hadist ini mengartikan bahwa semakin cepat barang itu sampai ke pasar semakin baik karena akan mengurangi perilaku kurang terpuji dari spekulan.

4. Strategi Promosi Suatu produk betapapun bermanfat dan bermutu tetapi jika tidak dikenal masyarakat, maka

produk tersebut tidak diketahui manfaatnya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Oleh sebab itu perusahaan harus mampu mempengaruhi para konsumen untuk menciptakan permintaan atas produk itu kemudian dipelihara dan dikembangkan. Selain itu kegiatan promosi ini juga diharapkan akan dapat mempertahankan keberadaan merek (brand) selama ini dan bahkan ditingkatkan. Menurut Assauri (2007) Usaha perusahaan untuk mem- pengaruhi dengan merayu (persuasive communication) calon pembeli, melalui pemakaian segala unsur acuan pemasaran disebut promosi. Promosi dalam perspektif Islam merupakan suatu upaya penyampaian informasi yang benar tentang barang atau jasa kepada pelanggan. Dalam ajaran Islam menekankan agar menghindari unsur penipuan atau memberika informasi tidak benar bagi pelanggan. “Ibnu Umar berkata : Seorang laki-laki mengadu kepada Nabi, “ Aku telah tertipu dalam jual beli. “ Maka beliau bersabda, “ Katakanlah kepada orang yang kamu ajak berjual beli, “ Tidak boleh menipu!” Sejak itu, jika ia bertransaksi jual beli, ia mengatakannya “ (HR. Bukhari). Hadist ini memberika acuan kepada perusahaan agar dalam menjual produk maupun jasa dalam promosi memberikan informasi yang benar dan akurat sehingga tidak membohongi maupun merugikan masyarakat.