Kekuasaan dan Kehendak Mutlak Tuhan

B. Kekuasaan dan Kehendak Mutlak Tuhan

Alam semest a dengan segala isinya dicipt akan oleh Allah. Tidak ada sesuat u kekuasaanpun yang menyamai, apalagi melebihi kekuasaan Allah. Ia dapat melakukan apa saj a yang dikehendaki-Nya, karena t idak ada yang bisa mengat ur, mengendalikan, apa lagi menghalangi-Nya. Tent u saj a Dia pula yang memiliki kehendak dan kekuasaan yang mengat asi kehendak dan kekuasaan makhluk-Nya. Akan t et api, apakah kehendak kekuasaan Allah t ersebut bersif at mut lak at aukah t erbat as? Para ulama kalam (Asy` ariyyah,

Mu` t azilah, Mat uridiyyah Samarkand dan Mat uridiyyah Bukhara) berbeda pendapat . Sebagaimana para t eolog Islam dari berbagai aliran t elah membahasnya, Muhammad Quraish Shihab j uga ikut membahasnya meskipun hanya dalam rangka menafsirkan ayat -ayat al-Qur` an yang t elah dij adikan argumen oleh para t eolog it u dalam memperkuat pendirian masing-masing.

Asy` ariyyah mengat akan bahwa manusia t idak mempunyai kebebasan dalam berkehendak dan berbuat , kekuasaan dan kehendak mut lak Tuhan mest ilah berlaku semut lak-mut laknya. Karena it u, Dia dapat berbuat apa saj a secara sewenang-wenang pada makhluk-Nya, sesuai dengan kehendak-

Nya, t anpa ada yang membat asi dan melarangnya. 212 Bahkan, Dia dapat saj a menyiksa orang mukmin yang berbuat baik j ika it u dikehendaki-Nya dan

memasukkan orang-orang kafir dan j ahat kedalam surga sert a mengampuni dosa mereka, j ika yang demikian dikehendaki-Nya. 213

Unt uk memperkuat pendapat di at as golongan Asy` ariyyah mempergunakan dalil al-Qur` an, surat al-Burüj ayat 16, surat Yünus ayat

212 Muèammad Abu Zahrah, Tãrikh al -Maíãhib al -Isl ãmiyyah Fi al -Siyãsah wa al - Aqã` id, (Qãhirah: Dãr al-Fikr al-` Arabî, t .t h), h. 225.

213 Abu Èamid al-Ghazãlî, Al -Iqt iéãd f i al -` It iqãd, (Beirut : Dãr al-Kut ub al-Ilmiah, 1988) , h. 180-182.

99, surat al-Saj dah ayat 13, surat al-An` ãm ayat 112 dan surat al-Baqarah ayat 253: 214

$yJˇj9 A$ ¤ Ł sø

˛ß ‘tB z ‘ t B Uy y7 / u

u !$x' q s9 u r

4 $•Ł ˇ Hsd Ng

F{$#

4 fiLym }¤$¤Z9$# n

ı3Ł? | M R r ’ sør & 216 ˙ ¨ œ ˇ Z ˇ B sª B (#q Rq 3t

C§ł tR ¤@. $oY

s? Uy $oYł⁄ˇ' q s9 u r ¤,ym ‘ ¯ 3 » s9 u r $yg1y Łd ¤ b V| ł B V{ ˝h_ˇB ª A q s) ł 9 $ #

ˇp¤Y fł9$# ˘ˇB z O¤ Y y g y _

˙˚ ¨ œ ˇ Ł u Hł d r & ˜¤$¤Z9$#ur

u !$x' q s9 u r cr

n q Ł = y Ł sø $tB y7 / u

tIł

$tBur NŁ d

x sø ( 218 ˙˚˚¸¨

@t Gt Gł %$ # $tB “!$# u !$x' q s9 u r . ‘ˇiB Nˇ d ˇ

Łt/ . ‘ˇB t ß ˇ %' ! $ # O gł?u ! %y ‘ $tB ˇ

Łt/ ˙ ‘ ¯ 3 » s9 u r M»oY i t 6ł 9 $ # ‘¤B Nk ] ˇ J sø (#q

n=tGz$#

x. ‘¤B Nk

]ˇBur z‘tB#u $tB “!$# u !$x' q s9 u r '!$# £ ‘ ¯ 3 » s9 u r ( # q Ł = t Gt Gł %$ #

219 ˙¸˛ ¨ ª $tB ª @y Ł ł t

214 Abu al-Èasan Ismãil Al-Asy` ari, Kit ab al -Luma` f i al -Radd ` al a ahl al -zaig wa al - Bida` , (Beirut : Dar al-Kut ub al-Islamiyyah, 2000), cet 1h. 47-59.

215 Maha Pelaksana t erhadap apa yang dikehendaki-Nya. (QS. Al-Burüj [ 85]: 16). 216 Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, t ent ulah beriman semua orang yang di muka

bumi seluruhnya. Maka Apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menj adi orang-orang yang beriman semuanya? (QS. Yünus [ 10] : 99).

217 Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada t iap- t iap j iwa pet unj uk, akan t et api t elah t et aplah Perkat aan dari padaKu: "Sesungguhnya akan aku

penuhi neraka Jahannam it u dengan j in dan manusia bersama-sama. (QS. Al-Saj dah [ 32]: 13).

218 Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka t idak mengerj akannya, Maka t inggalkan-lah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (QS. Al-An` ãm [ 6] : 112).

Dan kalau Allah menghendaki, niscaya t idaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang dat ang) sesudah Rasul-rasul it u, sesudah dat ang kepada mereka beberapa macam ket erangan, akan t et api mereka berselisih, Maka ada di ant ara mereka yang beriman dan ada (pula) di ant ara mereka yang kaf ir. seandainya Allah menghendaki, t idaklah mereka

Menurut Asy` ari ayat -ayat di at as t ersebut merupakan pernyat aan t ent ang kekuasaan dan kehendak mut lak Tuhan. Jika kehendak Tuhan t idak berlaku, it u berart i Tuhan lupa, lalai dan lemah unt uk melaksanakan kehendak-Nya it u. Sedangkan sif at lupa, lal ai apalagi lemah adalah sif at -

sifat yang must ahil bagi Allah. 220 Menurut Asy` ariyyah selanj ut nya, Allah dapat saj a membebani manusia dengan t aklif yang t idak dapat mereka

pikul, Sebab j ika t idak demikian, berart i Allah t idak bebas dal am berkehendak dan berbuat . Unt uk memperkuat pendirian mereka it u, mereka meruj uk kepada surat al-Baqarah [ 2] : 286:

w $tB $ o Y ø= ˇ d J y sŁ ? wu r $uZ›/ u 221 ˙¸ ˇ¨ ˇm˛/ $ o Y s9 sp s%$ s

Ayat t ersebut membukt ikan bahwa Allah dapat saj a membebani manusia dengan t aklif di luar kemampuan manusia, sebab sekiranya t aklif it u selalu sesuai dengan kemampuan manusia, t ent unya t idak ada gunanya orang-orang yang beriman it u memohon kepada Allah agar mereka t idak

dibebani t aklif di luar kemampuan mereka. 222 Menurut Mat uridiyyah Bukhara j uga, Tuhan mempunyai kekuasaan

dan kehendak mut lak. Tuhan berbuat apa saj a yang dikehendaki-Nya dan menent ukan segala-galanya menurut kehendak-Nya, t idak ada yang dapat

menent ang at au memaksa-Nya. 223 Karena Tuhan mempunyai kekuasaan mut lak, maka Tuhan t idak mempunyai kewaj iban apapun unt uk kepent ingan

manusia. Tuhan bisa saj a menyiksa anak kecil, orang yang t idak berakal, dan binat ang. 224 Tuhan dalam pandangan Asy` ariyyah dan Mat uridiyyah

berbunuh-bunuhan. akan t et api Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya. (QS. Al-Baqarah [ 2]: 253).

Abu Hasan Asy` ari, Kit ab al -Luma', h 37. 221 Ya Tuhan Kami, j anganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang t ak sanggup

Kami memikulnya. (QS. al-Baqarah [ 2]: 286).

Abu Said Abdullah al-Baidhawi, Anwãr al -Tanzîl wa Asrãr al -Ta` wîl , (Beirut : Dãr al-Fikr, t . t h), h 274. 223 Al-Bazdawi, Kit ãb Uéül al -Dîn, h 130. 224 Al-Bazdawi, Kit ãb Uéül al-Dîn, h 126-130.

Bukhara, benar-benar mempunyai kekuasaan mut lak semut lak-mut laknya. Manusia t idak dapat berkehendak dan berbuat apa-apa kalau Tuhan t idak menghendakinya.

Sebaliknya, Mu` t azilah mengat akan bahwa Allah memiliki kehendak dan kekuasaan yang t erbat as meskipun yang membat asinya adalah kehendak-Nya sendiri. Menurut Mu` t azilah, yang membat asi kehendak kekuasaan Allah it u adalah kebebasan yang t elah diberikan-Nya kepada manusia unt uk memilih dan melakukan perbuat annya, norma keadilan, kewaj iban yang t elah dit et apkan-Nya at as diri-Nya t erhadap manusia dan

sunah-Nya dalam mengat ur alam semest a dan makhluk-Nya. 225 Sebagaimana

f irman Allah dalam surat al-Ahzãb [33]: 62 yang menyat akan:

(# qn=yz œ ˇ %' ! $ # ˛ß «!$# sp ¤ Z ˇp¤Z ¡ˇ9 y ¯grB ‘ s9 u r ( ª @ 6s% ‘ˇB

226 ˙ˇ¸¨ Wx ˇ

7 s? «!$#

Ayat di at as secara t egas menj elaskan bahwa sunah Allah (hukum alam) it u t idak mengalami perubahan. Mat uridiyyah Samarkand j uga memberikan kebebasan kepada manusia unt uk melaksanakan kehendak dan perbuat annya. Kekuasaan dan kehendak mut lak Tuhan t idak lagi dipahami dalam pengert ian yang mut lak, t et api sudah t erbat as. Mereka j uga mengakui bahwa kekuasaan dan kehendak mut lak Tuhan it u hanya dibat asi oleh kebebasan manusia yang diberikan oleh Tuhan sendiri dan Tuhan t idak berlaku sewenang-wenang

kepada hamba-hamba-Nya. 227 Unt uk memperkuat pendirian mereka, Mat uridiyyah Samarkand

mengemukakan beberapa ayat , yait u surat al-Maidah [5] : 48, al-An` ãm [ 6] :

225 Harun Nasut ion, Teol ogi Isl am, h 119-120. 226 Sebagai sunnah Allah yang berlaku at as orang-orang yang t elah t erdahulu

sebelum (mu), dan kamu sekali-kali t iada akan mendapat i perubahan pada sunnah Allah. (QS. al-Ahzãb [ 33] : 62)

Muèammad Abu Zahrah, Tãri kh al -Maíãhib al -Isl ãmiyyah, h 225. Harun Nasut ion, Teol ogi Isl am, h. 122.

149 dan surat Yünus [ 10] : 99 228 yang menyat akan:

N 6n = y Ł y f s9 “!$# u !$x' q s9 u r ‘ ¯ 3 » s9 u r Zoy ˇn”ur Zp¤BØ& !$tB ˛ß N. uqŁ= 7u ˇj9 (#q )˛7tF

$ $ sø ( N 3 8 s? # u

«!$# n<˛) 4 ˇ N” u

y ł9$# N 3 ª ¥ ˛ m 6t ^ ª sø $YŁ ˇJy_ N 6ª Ł ¯ _

tB tbq ˛=tFł rB ˇm ˇø O GY . $yJ˛/ 229 ˙˝ ¨

Łpt ˛ = » t 6ł 9 $ # Łp⁄f tł:$# ‹ T sø @Ł % N31y y g s9 u !$x' q n = sø (

230 ˙˚˝ ¨ t ß ˇ Ł u Hł d r &

˛ß ‘tB z ‘ t B Uy y7 / u

u !$x' q s9 u r

4 $•Ł ˇ Hsd Ng

F{$#

4 fiLym }¤$¤Z9$# n

ı3Ł? | M R r ’ sør & 231 ˙ ¨ œ ˇ Z ˇ B sª B (#q Rq 3t

Al-Mat uridi memahami ayat di at as dalam art i bahwa Tuhan sebenarnya mampu membuat semua manusia yang ada di bumi menj adi beriman at au membuat semua manusia berada dalam pet unj uk Allah. Namun Allah t idaklah melakukan hal it u, karena kebebasan berkehendak

dan berbuat yang diberikan-Nya kepada manusia. 232 Set elah mengemukakan pendirian dari empat aliran kalam dalam

Islam, berikut ini akan dikemukakan pendirian dari Muhammad Quraish Shihab t ent ang masalah kekuasaan dan kehendak mut lak Tuhan melalui

228 Abu mansur al-Mãt urîdî, Al -Tauèîd, h. 287-289. 229 Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dij adikan-Nya sat u umat (saj a),

t et api Allah hendak menguj i kamu t erhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba- lombalah berbuat kebaj ikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberit ahukan-Nya kepadamu apa yang t elah kamu perselisihkan it u. (QS. Al-Mãidah [ 5]: 48).

230 Kat akanlah: Allah mempunyai huj j ah yang j elas lagi kuat ; Maka j ika Dia menghendaki, past i Dia memberi pet unj uk kepada kamu semuanya. (QS. Al-An` ãm [ 6]:

231 Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, t ent ulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka Apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menj adi

orang-orang yang beriman semuanya ? (QS. Yünus [ 10]: 99).

232 Abu Mansur al-Mãt urîdî, Al -Tauèîd, h. 289.

penaf sirannya dalam t afsir al-Misbah. Apakah kekuasaan dan kehendak mut lak Tuhan mest i berlaku semut lak-mut laknya, sepert i pendirian aliran kalam t radisional (Asy` ariyyah dan Mat uridiyyah Bukhara)? At au kekuasaan dan kehendak mut lak Tuhan it u t idak berlaku sepenuhnya, sepert i pendirian aliran kalam rasional (Mu` t azilah dan Mat uridiyyah Samarkand)?

Dalam pandangan Muhammad Quraish Shihab, Tuhan mempunyai kekuasaan dan kehendak mut lak. Segala sesuat u yang berada di alam raya ini, baik sist em kerj anya, maupun sebab dan wuj udnya, kesemunya adalah hasil perbuat an Allah swt . semat a. Apa yang dikehendaki-Nya t erj adi, dan

apa yang t idak dikehendaki-Nya t idak akan t erj adi. 233 Kekuasaan dan kehendak mut lak Tuhan, dalam pandangan

Muhammad Quraish Shihab, bukan berart i bahwa Allah berlaku sewenang- wenang, at au “ bekerj a” t anpa sist em yang dit et apkannya. Tet api sudah

dibat asi oleh hukum-hukum, t akdir at au sunnat ullah yang dit et apkan-Nya. 234 Pandangan Muhammad Quraish Shihab, yang mengakui adanya sunnat ul ah (hukum-hukum alam) yang t et ap dan t idak berubah, membuat kekuasaan dan kehendak mut lak Tuhan menj adi t erbat as, karena Tuhan t idak mengubah sunnah-Nya it u, meskipun ia sanggup mengubah-Nya. Ini dikemukakan Muhammad Quraish Shihab wakt u menaf sirkan surat Fat hir [ 35] : 43

|M¤Y w˛ ) crª

@y g sø ˇM¤Y ¡ˇ9 y ¯grB ‘ n = sø 4 tߡ9¤rF{$#

Zt

y ¯grB ‘ s9 u r ( Wx ˇ

7 s? «!$# 235 ˙˝ ¨ ‚x ¨qłtrB «!$# ˇM¤Y ¡ˇ9

233 Muhammad Quraish Shihab, Wawasan al -Qur` an Taf sir Maudhui` i at as Pel bagai Persoalan Umat , (Bandung: Mizan 1996), h. 35. Muhammad Quraish Shihab, Menyibak Tabir

Il ahi Al -Asma al -Husna Dal am Perspekt if al -Qur` an, (Jakart a: Lent era Hat i, 2006), h. 318. 234 Muhammad Quraish Shihab, Wawasan al -Qur` an, h. 35.

235 Tiadalah yang mereka nant i-nant ikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang t elah berlaku) kepada orang-orang yang t erdahulu. Maka sekali-kali kamu t idak akan

mendapat penggant ian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali t idak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah it u. (QS. surat Fãt hir [ 35]: 43) mendapat penggant ian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali t idak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah it u. (QS. surat Fãt hir [ 35]: 43)

diraih oleh yang malas. 236 It u adalah sunnah Allah yang diberlakukan-Nya t erhadap apa, siapa dan kapan pun. Karena ia adalah sunnah yang t idak

menyimpang dari arah yang dit et apkan. 237 Adapun surat al-Burüj [ 85] : 16, dit afsirkan Muhammad Quraish

f ã` ãl l imã yur îd dari segi redaksional berart i Maha Pel aksana t erhadap apa yang dikehendaki-Nya dan ini mencakup segala sesuat u, namun demikian kat a

Shihab dengan mengat akan bahwa kalimat

f a` al a apabila pelakunya adalah Allah, maka sering kali yang dimaksud adalah siksa at au

ancaman siksa. 238 Lebih lanj ut Muhammad Quraish Shihab mengat akan bahwa kat a f a` al a yang pelakunya manusia, sering kali yang dimaksud

adalah 239 kel akukan buruk. Kekuasaan dan kehendak mut lak Tuhan j uga t idak lagi berlaku

semut lak-mut laknya, karena sudah dibat asi oleh kebebasan dan ikht iar yang diberikan Tuhan kepada manusia. Sepert i masalah iman dan kuf ur, seandainya kalau Tuhan menghendaki agar semua manusia beriman at au t aat sepert i malaikat , past i Tuhan sanggup melakukannya. Tet api at as dasar hikmat dan kebij aksanaan, Tuhan sengaj a t idak melakukannya, masalah iman dan kuf ur dilet akkan-Nya at as ikht iar manusia, sehingga sebagian

Muhammad Quraish Shihab Taf sir al -Mishbãh, vol XI, h. 494.

237 Teks ayat : ˙˚ˇ¨ ª $yJˇj9 A$ ¤ Ł sø

Maha pelaksana t erhadap apa yang dikehendaki-Nya. (QS. al-Burüj [ 85]: 16). 238 Muhammad Quraish Shihab Taf sir al -Mishbãh, vol XV, h. 163.

239 Muhammad Quraish Shihab Taf sir al -Mishbãh, vol XV, h. 163.

manusia ada yang beriman dan sebagian yang lain kafir. 240 Demikianl ah Muhammad Quraish Shihab menj elaskan ket ika ia menafsirkan surat Yünus

[ 10] : 99. Jadi walaupun Tuhan berkuasa menj adikan semua manusia beriman, t et api it u t idak dikehendakinya, karena Dia bermaksud menguj i manusia dan memberi mereka kebebasan beragama dan bert indak. Dia menganugerahkan manusia pot ensi akal agar mereka menggunakannya unt uk memilah dan memilih.

Lebih t egas lagi, Muhammad Quraish Shihab ket ika menj elaskan surat al-An` ãm [ 6]: 107:

!$tB “!$# u !$x' q s9 u r y 7 » o Y ø= y Ł y _ $tBur 3 (#q. u ı r&

|MRr& !$tBur ( $Z ˇ

ym N˛ g ł n=t 241 ˙˚ —¨ 9@ˇ. uq˛/ N˝ k n=tª

Muhammad Quraish Shihab menj elaskan ayat di at as dengan menyat akan bahwa keimanan dan kekuf uran seseorang t idak berada dalam kehendak mut lak Allah, sehingga menj adikan mereka bebas dari t anggung j awab. Ayat ini unt uk menguj i manusia agar beriman melalui kesadaran mereka sendiri pada t anda-t anda kebesaran Allah yang mereka t emukan di alam raya ini. Muhammad Quraish Shihab mengungkapkan:

Ayat ini t elah menj elaskan kepada kit a bahwa ayat ini t idak dapat dij adikan dalih oleh siapa pun bahwa dalam hal keimanan dan kekuf uran mereka berada dalam lingkungan kehendak mut lak Allah, sehingga menj adikan mereka bebas dari t anggung j awab. Penggalan ayat ini lebih banyak dimaksudkan unt uk menghibur Rasul saw. yang sangat sedih dengan kedurhakaan mereka. Unt uk it u Allah menyat akan bahwa sebenarnya Allah kuasa menj adikan mereka beriman dan t aat dengan cara-cara t ert ent u, misalnya dengan mencabut hak pilih mereka, sehingga mereka langsung dapat percaya at au menghidangkan hal-hal yang luar biasa, at au mencabut ciri-ciri

240 Muhammad Quraish Shihab Taf sir al -Mishbãh, vol VI, h. 1164. 241 Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka t idak memperkut ukan (Nya). Dan

Kami t idak menj adikan engkau pengawas bagi mereka; dan engkau sekali-kali bukanlah pemelihara bagi mereka. (QS. al-An` ãm [ 6] : 107).

kemanusiaan mereka sehingga set iap orang t idak mempunyai pilihan kecuali percaya dan bert akwa. Allah swt . kuasa melakukan it u semua, t et api ini t idak dikehendaki-Nya karena Dia bermaksud menguj i manusia dan mengundang mereka agar beriman melalui kesadaran sert a berdasar bukt i-bukt i yang mereka yakini, lagi memuaskan j iwa mereka. Dari sini Dia mengut us para rasul unt uk mengaj ak, menasihat i dan menj elaskan aj aran, bukan unt uk

memaksa, menindas at au memperkosa pikiran dan nurani manusia. 242

Dari penafsiran Muhammad Quraish Shihab di at as dapat dipahami bahwa sekiranya Allah menghendaki unt uk mencipt akan manusia dengan t idak membawa fit rah yang memiliki pot ensi unt uk beriman at au kuf ur, baik at au j ahat . Dia dapat saj a melakukannya, t et api sesuai dengan kebij aksanaan-Nya, Allah t ernyat a t elah mencipat akan manusia unt uk menj adi khalifah di muka bumi. Unt uk it u, Dia lalu menj adikan sement ara umat manusia t ersebut ada yang berpot ensi beriman kepada-Nya dan sement ara yang lain berpot ensi kufur t erdapat -Nya. Karena it u, sudah sewaj arnya j ika Rasulullah saw. t idak akan dapat memaksa mereka unt uk beriman kepada Allah. Lebih dari it u, t indakan memaksa it u bukan merupakan t ugas seorang rasul. Tugas rasul hanyalah menyampaikan risalah kepada umat manusia.

Pandangan yang sama dengan ayat di at as, j uga dij elaskan oleh Muhammad Quraish Shihab ket ika menaf sirkan surat al-An` ãm [ 6] : 149 dengan mengat akan bahwa bukanlah Al lah t idak berkuasa memberi pet unj uk kepada kamu sekalian, t anpa kamu menolaknya. 243 Tet api menurut Muhammad Quraish Shihab, Allah t idak berkehendak demikian, karena Dia berkehendak unt uk memberikan kebebasan memilih pada manusia, sehingga ada yang diberi-Nya kemampuan menerima dan melaksanakan pet unj uk- Nya, karena mereka mau memahami dan mel aksanakannya sepert i kami dan

242 Muhammad Quraish Shihab Taf sir al -Mishbãh, vol IV, h 239. 243 Muhammad Quraish Shihab Taf sir al -Mishbãh, vol IV, h 335.

ada yang t idak diberinya pet unj uk sepert i kamu karena kalian lebih memilih j alan kesesat an. 244 Dengan pernyat aan Muhammad Quraish Shihab di at as,

j elaslah bahwa dalam melaksanakan kehendak-Nya, baik memberi pet unj uk dan menyesat kan hamba-Nya at au menj adikan mereka it u beriman, baik, kafir, dan j ahat , Allah t idak menggunakan cara yang semena-mena at au mencipt akan apa yang dikehendaki-Nya dan memaksakannya pada orang- orang yang dikehendaki-Nya t ersebut sej ak awal, t et api dengan cara yang sesuai dengan sunah-Nya. Sunnat ullah dalam memberi pet unj uk dan

menyesat kan hamba-hamba-Nya at au menj adikan mereka beriman, kafir, baik, dan j ahat adalah mengacu kepada peril aku dan sikap mereka sendiri.

Begit u j uga dalam rezeki, Tuhan sebenarnya mampu memberikan rezeki kepada seluruh makhluk t anpa usaha mereka, t et api Tuhan t idak

melakukan hal it u, mest i dihubungkannya dengan usaha dan ikht iar. Ini dapat dilihat dalam penaf siran Muhammad Quraish Shihab t erhadap surat Hüd [ 11] : 6

˙ F{$# ˛ß 7p›/ !#y

‘ˇB $tBur

$ y g Ł %ł ˝

«!$# n?tª w˛ ) $ y d § s) t F ¡ªB On = Łt ur 5= » t G¯ 2 ˛ß @@ . 4 $ygtªy qtF ¡ªBur 245 ˙ˇ¨ &߲7 B

Jaminan rezeki yang dij anj ikan Allah kepada makhluk-Nya bukan berart i memberinya t anpa usaha. Kit a harus sadar bahwa yang menj amin it u adalah Allah swt . yang mencipt akan makhluk sert a hukum-hukum yang mengat ur makhluk dan kehidupannya. Ket et apan hukum-hukum-Nya yang t elah mengikat manusia j uga berlaku unt uk seluruh makhluk. 246 Berdasarkan

244 Muhammad Quraish Shihab Taf sir al -Mishbãh, vol IV, h 335. 245 Dan t idak ada suat u binat ang melat a pun di bumi melainkan Allah-lah yang

memberi rezkinya, dan Dia menget ahui t empat berdiam binat ang it u dan t empat penyimpanannya. semuanya t ert ulis dalam kit ab yang nyat a (Lauh Mahf uzh). (QS. Hüd [ 11]: 6)

246 Muhammad Quraish Shihab Taf sir al -Mishbãh, vol VI, h 194.

penaf siran Muhammad Quraish Shihab di at as, dapat dipahami bahwa dalam perolehan rezeki semua makhluk t elah dij amin oleh Tuhan. Pengert ian j aminan di sini adalah Tuhan memudahkan rezeki t ersebut bagi makhluk dan menunj ukkan cara-cara unt uk memperolehnya melalui sunah-Nya, bukan dalam art i Tuhan memberikan rezeki t ersebut dengan semat a-mat a kekuasaan mut lak-Nya, baik ada usaha dari makhluk at au t idak. Jadi, dalam pemberian rezeki pun t uhan t elah membat asi kekuasaan mut lak-Nya dengan usaha dan ikht iar yang harus dilakukan makhluk-Nya, t erut ama manusia. Karena manusia dianugerahi Allah swt . sarana yang lebih sempurna, akal ,

ilmu, pikiran dan sebagainya, sebagai bagian dan j aminan rezeki Allah swt . t et api, j aminan rezeki yang dij anj ikan Allah swt . bukan berart i memberinya t anpa usaha.

Jika dikomparat ifkan pandangan Muhammad Quraish Shihab t ent ang kekuasaan dan kehendak mut lak Tuhan dengan pendirian aliran kalam (Mu` t azilah,

Mat uridiyyah Bukhara dan Asy` ariyyah), t ernyat a pandangan Muhammad Quraish Shihab sej alan dengan pendirian Mu` t azilah, yang berpendirian bahwa kekuasaan dan kehendak mut lak Tuhan t elah dibat asi oleh Tuhan sendiri dengan kebebasan yang diberikan Tuhan kepada manusia, keadilan, sert a sunnah-Nya yang t idak pernah berubah. Sebaliknya, pandangan Muhammad Quraish Shihab berbeda dengan pemikiran kalam t radisional (Asy` ariyyah dan Mat uridiyyah Bukhara), aliran yang memberikan kedudukan yang rendah t erhadap akal dan berpendapat , t idak adanya kebebasan manusia dalam berbuat dan berkehendak, mempunyai pendirian bahwa kekuasaan Tuhan adalah mut lak dan t ak t erbat as oleh apa pun j uga. Segala yang t erj adi di dunia ini, dit et apkan oleh Tuhan sej ak zaman azali dengan kekuasaan dan kehendak mut lak-Nya.

Mat uridiyyah Samarkand,