Kemampuan Akal

1. Kemampuan Akal

Masalah akal dan wahyu dalam pemikiran kalam dibicarakan dalam kont eks – manakah di ant ara keduanya, akal at au wahyu – sebagai sumber

penget ahuan manusia t ent ang Tuhan, t ent ang kewaj iban bert erima kasih kepada Tuhan, t ent ang apa yang baik dan apa yang buruk, sert a t ent ang kewaj iban menj alankan yang baik dan menghindari yang buruk.

Aliran Asy` ariyyah, sebagai penganut pemikiran kalam t radisional, berpendapat bahwa akal hanya mampu menget ahui Tuhan, sedangkan t iga hal lainnya, yakni kewaj iban bert erima kasih kepada Tuhan, baik dan buruk, sert a kewaj iban melaksanakan yang baik dan menghindari yang j ahat , diket ahui manusia berdasarkan wahyu. Sement ara it u aliran Mat uridiyyah Bukhara yang j uga digolongkan ke dalam pemikir kalam t radisional berpendapat bahwa dua dari keempat hal t ersebut diat as, yakni menget ahui Tuhan dan menget ahui yang baik dan yang buruk, dapat diket ahui melalui akal, sedangkan dua hal lainnya, yakni kewaj iban bert erima kasih kepada Tuhan sert a kewaj iban melaksanakan yang baik sert a meninggalkan yang buruk, hanya dapat diket ahui dengan wahyu.

Aliran kalam t radisional mempergunakan beberapa ayat al-Qur` an sebagai dalil unt uk memperkuat pendirian mereka. Ayat -ayat t ersebut Aliran kalam t radisional mempergunakan beberapa ayat al-Qur` an sebagai dalil unt uk memperkuat pendirian mereka. Ayat -ayat t ersebut

Ng»oYı3n=dr& !$flRr& q s9 u r ˇ&˛#

7 s% ‘ˇiB 5> # x yŁ˛/

9 $ s) s9 Z wq u

I w q s9 $uZ›/ u

(#q

$uZł s9 ˛ ) | M ø= y r& ˛ 7 fi K u Z sø ⁄A flR br& ¨ @ 7 s% ‘ˇB y 7 ˇ G» t #u

2 ( 134 : ﻃ ) ˙˚ ˝¨ 2 t ł wUu r $ y J fl R ˛ * sø 3 y tF d$# ˙‘¤B

uZˇ9 ˇ tGku wu r 4 $pk

¤ @| ˚ ‘tBur ( ˇm¯¡ł

n=t @¯

$ y J fl R ˛ * sø

zØ& u ł

˝r ou ˛

#ur s?

4 fiLym t߲/

yŁªB $¤Z . $tBur

y]yŁ 6t R ( ¯ Æł t

3 ( 15 : ءا ﺮﺳﻻا ) ˙˚˛¨ Z wq u

ł9$# z‘ˇB ª ¤ y J s? %s3 s? l q sø $pk

ˇø u ¯+ł9Ø& !$yJfl= .

JtRt yz N lm;r’y (#q 9 $ s%

Os9 r & !$pk

3 ˇ ? ø’ t tR $tRu ! %y ‘ s% 4 n?t/ t A¤ tR $tB $ u Z ø= Ł %u r $uZ / ⁄ s3 sø

¨ tR /

w˛ ) O FRr& b˛) >

x« ‘ˇB “!$#

4 ( 9 - 8 : ﻚﻠﻤﻟا ) ˙ ¨ 9 ˛7x. 9 @» n = | ˚ ˛ß

Ayat -ayat di at as menj elaskan, bahwa Allah t idak menurunkan azab

1 Abu Yusr Muèammad Al-Bazdawi, Kit ãb Ushül uddi n, (Ed.) Hasn Pet er Linss, (Qãhirah: Isa al-Bãbi al-Èalabi, 1963) , h. 209.

2 Dan Sekiranya Kami binasakan mereka dengan suat u azab sebelum Al Quran it u (dit urunkan), t ent ulah mereka berkat a: "Ya Tuhan Kami, mengapa t idak Engkau ut us

seorang Rasul kepada Kami, lalu Kami mengikut i ayat -ayat Engkau sebelum Kami menj adi hina dan rendah?". (QS. Thaha [ 20]: 134).

Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), Maka Sesungguhnya Dia berbuat it u unt uk (keselamat an) dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang sesat Maka Sesungguhnya Dia t ersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. dan seorang yang berdosa t idak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami t idak akan meng'azab sebelum Kami mengut us seorang rasul. (QS. al-Isrã' [ 17]: 15).

Hampir-hampir (neraka) it u t erpecah-pecah lant aran marah. Set iap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kaf ir), penj aga-penj aga (neraka it u) bert anya kepada mereka: "Apakah belum pernah dat ang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringat an?" Mereka menj awab: "Benar ada", Sesungguhnya t elah dat ang kepada Kami seorang pemberi peringat an, Maka Kami mendust akan(nya) dan Kami kat akan: "Allah t idak menurunkan sesuat upun; kamu t idak lain hanyalah di dalam kesesat an yang besar".

(QS. al-Mulk [ 67]: 8-9).

at au siksa kecuali set elah Rasul diut us. 5 Ini menunj ukkan bahwa kewaj iban- kewaj iban t idak ada kecuali set elah diut usnya Rasul. Dengan demikian iman

t idaklah waj ib sebelum Rasul diut us. Karena kewaj iban-kewaj iban t idak t erwuj ud kecuali kalau diwaj ibkan oleh Allah, sedang kewaj iban dari Allah t idak dapat diket ahui dengan berit a seseorang yang diut us oleh Allah. Oleh karena it u t idaklah t ergambar adanya kewaj iban-kewaj iban sebelum Rasul diut us. 6

Aliran Mu’ t azilah sebagai penganut pemikiran kalam rasional

berpendapat bahwa akal mempunyai kemampuan menget ahui keempat hal t ersebut diat as. 7 Adapun aliran Mat uridiyyah Samarkand, bagi mereka hanya

sat u yait u kewaj iban berbuat baik dan menj auhi perbuat an j ahat , yang t idak dapat diket ahui oleh akal. Ket iga masalah lainnya adalah dalam

j angkauan akal. Akal dapat menget ahui adanya Tuhan, baik dan j ahat , waj ibnya manusia bert erima kasih kepada Tuhan. 8

Mu` t azilah dan Mat uridiyyah Samarkand memperkuat pendirian mereka dengan surat Fuééilat [ 41] : 53, al-Ghãsyiyah [ 88] : 17 dan al-A` rãf

˛ß $uZˇF»t #u O˛ g ˛ ª\y N˝ k ¯ ƒ

Rr& ˛ ßu r - $ søF y $ #

4 fiLym #ı3t

mflRr& N g s9 t ߤ t7oKt

Ns9 u r r & 3 ,ptł:$#

5 Saif al-Dîn Abi al-Èasan Ali bin Ali bin Muèammad al-Amîdi, al -Ièkãm f i Uéül al - Aèkãm, j uz 1, (Beirut : Dãr al-Kut ub al-‘ Ilmiyyah, 1958), h 82.

6 Al-Bazdawi, Kit ãb Ushüluddin, h. 209. Abdul Karîm Nauf ãn ` Abidat , Al -Dil ãlat al - ` Aqliyyah f i al -Qur` an wa Makãnat uhu f i Masãil al -` Aqîdat al -Isl ãmiyyah, (Ummãn: Dãr al-

Naf ã` is, 1420 H/ 2000 M. ), h. 180. 7 Muèammad Ibn ` Abd al-Karîm al-Syahrast ãni, al -Mil al wa al -Nihal, (Beirut : Dãr al-

Kut ub al-Ilmiyyah, t . t h. ), vol I, h. 39. Lihat j uga Muèammad Abu Zahrah, Tãri kh al -Maíãhib al -Isl ãmiyyah Fi al -Siyãsah wa al -Aqã` id, (Qãhirah: Dãr al-Fikr al-` Arabî, t .t h.), vol I, h. 144. Lihat j uga Harun Nasut ion, Teol ogi Isl am, Al iran-al iran Sej arah Anal isa Perbandingan, (Jakart a: UI Press, 1986) , h. 81.

8 Harun Nasut ion, Teol ogi Isl am, h. 91. 9 Al-Bazdawi, Kit ãb Ushül uddin, h. 208-209.

¨e@. 4 n?tª …mflRr& y7˛n/ t ˛/

10 ( 53 : ﺖﻠﺼﻓ ) ˙˛ ¨ ˝ky› & x«

¨ @˛ / M}$# n<˛) tbrª

Yt x sør &

11 ( 17 : ﺔﺷﺎﻐﻟا ) ˙ ˚ —¨ M s) ˛ = z y#ł 2

Os9 u r r & $tBur ˙

ˇ Nq 3n=tB ˛ß (#rª

Zt

F{$#ur ˇ N” u q » y J ¡ ¡ 9 $ #

br&ur &

x« ‘ˇB “!$# t,n=y{

z>u t I ł %$ # ˇ s% tbq 3t

br& # |⁄tª ⁄] ˇ tn ˜d r ’ ˛ 7 sø ( NgŁ=y_r&

12 ( 185 : فا ﺮﻋﻻا ) ˙˚ ˛¨ t b q ª Z ˇ B sª …ny Łt/

Ket iga ayat di at as menunj ukkan bahwa Allah t elah mewaj ibkan perenungan dan pemikiran t erhadap cipt aan-Nya agar manusia menget ahui

bahwa Dia Maha Pencipt a. Ini berart i bahwa ayat -ayat di at as menunj ukkan bahwa waj ib beriman kepada Allah sebelum t urunnya wahyu, karena manusia dengan kekuat an akalnya dapat menget ahui bahwa kekuf uran it u haram, karena kekuf uran it u sesuat u yang dibenci Allah, sedang yang dibenci Allah adalah haram. Oleh sebab it u dengan kemampuan akalnya

manusia dapat menget ahui bahwa beriman kepada Allah it u adalah waj ib. 13 Selanj ut nya bagaimana kedudukan akal dal am t afsri al-Misbah, dan

sej auh manakah wewenang akal dalam menget ahui empat masalah ( mengetahui Tuhan, mengetahui baik dan buruk, kewajiban berterima kasih kepada Tuhan serta kewajiban melaksanakan yang baik dan menghindari yang jahat ?

10 Kami akan memperlihat kan kepada mereka t anda-t anda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga j elas bagi mereka bahwa Al

Quran it u adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menj adi saksi at as segala sesuat u? (QS. Fuééilat [ 41]: 53).

Maka Apakah mereka t idak memperhat ikan unt a bagaimana Dia dicipt akan. (QS.

al-Ghãsyiyah [ 88] : 17).

12 Dan Apakah mereka t idak memperhat ikan keraj aan langit dan bumi dan segala sesuat u yang dicipt akan Allah, dan kemungkinan t elah dekat nya kebinasaan mereka? Maka

kepada berit a manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran it u? (QS. al-A` rãf [ 7]: 185).

13 Al-Bazdawi, Kit ãb Ushül uddin, 209.

14 Akal menurut Muhammad Quraish Shihab adalah salah sat u di ant ara empat hidayah yang diberikan Allah kepada manusia. Sehubungan dengan

kemampuan akal it u Muhammad Quraish Shihab mengat akan: Yang meluruskan kesalahan panca indra adalah pet unj uk Allah yang

ket iga yakni akal. Akal yang mengkoordinir semua inf ormasi yang diperolehh indra kemudian membuat kesimpulan-kesimpulan yang sedikit at au banyak dapat berbeda dengan hasil informasi indra. Tet api walau pet unj uk akal sangat pent ing dan berharga, namun t ernyat a ia hanya berfungsi dalam bat as-bat as t ert ent u dan t idak mampu menunt un manusia keluar j angkauan alam f isika. Bidang operasinya adalah bidang alam nyat a dan dalam bidang ini pun t idak j arang manusia t erperdaya oleh kesimpulan-kesimpulan akal sehingga

Al-Èaris bin Asad al-Muèãsibî, seorang suf i besar, sekaligus pakar hukum dan hadis sert a sast rawan yang waf at di Bagdad pada t ahun 857 M berkat a bahwa: “ Akal adalah inst ing yang dicipt akan Allah swt . pada kebanyakan makhluk-Nya, yang (hakikat nya) oleh hamba-hamba-Nya- baik melalui (pengaj aran) sebagian unt uk sebagian yang lain, t idak j uga mereka secara berdiri sendiri- (mereka semua) t idak dapat menj angkaunya dengan pandangan, indera, rasa, at au cicipan. Allah yang memperkenalkan (inst ing it u) melalui akal it u (dirinya sendiri). ”

Lebih lanj ut al-Muèãsibi berkat a, “ Dengan akal it ulah hamba-hamba Allah mengenal-Nya. mereka menyaksikan wuj ud-Nya dengan akal it u, yang mereka kenal dengan akal mereka j uga. Dan dengannya mereka menget ahui apa yang bermanf aat bagi mereka dan dengannya pula mereka menget ahui apa yang membahayakan bagi mereka. Karena it u siapa yang menget ahui dan dapat membedakan apa yang bermanf aat dan apa yang berbahaya baginay dalam urusan kehidupan dunianya, maka dia t elah menget ahui bahwa Allah t elah menganugerahinya dengan akal yang dicabut nya dari orang gila at au yang t ersesat dan j uga dari sekian banyak orang picik yang hanya sedikit memiliki akal.”

Ada lagi yang berpendapat bahwa akal t erdiri dari dua macam. Akal yang merupakan anugerah Allah dan akal yang dapat diperoleh dan dikembangkan oleh manusia melalui penalaran, pendidikan, dan pengalaman hidup.

Al-Ghazãlî, suf i yang f ilosof it u, mengingat kan bahwa kat a “ akal” mempunyai banyak pengert ian. Ia dapat berart i pot ensi yang membedakan manusia dari binat ang dan yang menj adikan manusia mampu menerima berbagai penget ahuan t eorit is. Makna ini t idak j auh berbeda dengan pendapat al-Muhasibi di at as. akal j uga berart i penget ahuan yang dicerna oleh seorang anak yang t elah mendekat i usia dewasa, di mana- misalnya- ia dapat menget ahui bahwa sesuat u t idak mungkin ada pada sesuat u yang pada saat yang sama ia t idak ada j uga di t emat it u, at au dua it u lebih banyak dari sat u. Makna ket iga dari akal, menurut al-Ghazali, adalah penget ahuan yang diperoleh seseorang berdasar pengalaman yang dilaluinya dan yang pada gilirannya memperhalus budinya. Menurut kebiasaan, orang yang demikian ini dinamai “ orang berakal” , sedang orang yang kasar budinya dinamai “ t idak berakal” . Makna keempat dari akal adalah kekuat an inst ing yang menj adikan seseorang menget ahui dampak semua persoalan yang dihadapinya, lalu mampu menekan hawa nafsunya sert a mengat asinya agar t idak t erbawa larut olehnya. Muhammad Quraish Shihab, Logika Agama, Kedudukan Wahyu Dan Bat as-bat as Akal Dal am Isl am, (Jakart a: Lent era Hat i, 2005) , h. 86-88.

akal t idak merupakan j aminan menyangkut seluruh kebenaran yang didambakan. . karena it u, manusia memerlukan pet unj uk yang melebihi

meluruskan kekeliruan- kekeliruannya dalam bidang-bidang t ert ent u. Pet unj uk at au hidayah

yang dimaksud adalah hidayah agama. 15

Sebagaimana yang dikat akan Muhammad Quraish Shihab di at as, menunj ukkan bahwa akal dan wahyu sama-sama merupakan hidayah Allah. Menurut nya, hidayah Allah it u meliput i empat macam, yait u naluri,

pancaindera, akal, dan agama (wahyu). 16 Keempat hidayah it u, menurut nya, membent uk susunan khirarkis yang t ert ut up. Art inya, “ t ingkat

kedua t idak dapat diperoleh sebelum memperoleh t ingkat pert ama, t ingkat ket iga t idak dapat diperoleh sebelum t ingkat kedua, demikian set erusnya” . Pandangan ini j elas bahwa peringkat akal berada di bawah wahyu.

hidayah di at as mengkoordinasikan semua informasi yang diperoleh indera unt uk kemudian membuat kesimpulan-kesimpulan. Di sini, menurut Muhammad Quraish Shihab, akal berperan set elah pancaindera mencapai bat as, akal membuka bagi manusia cakrawala baru yang t idak bisa dia memperoleh melalui pancindera. Namun, meskipun akal mampu menerobos bat asan-bat asan yang t idak dapat dilewat i indera, t api akal j uga mempunyai bat as-bat asnya sendiri. Bidang operasi akal , kat anya, adalah bidang alam nyat a; ia t idak mampu menunt un manusia ke luar j angkauan alam f isik ini. Bahkan dalam operasinya di wilayah alam f isik ini pun akal sering t erj erumus ke dalam kesimpulan-kesimpulan yang keliru. Pada bat as di mana akal t idak lagi mampu beroperasi it ulah, maka wahyu (agama) merupakan hidayah sat u- sat unya yang dapat menunt un manusia. Wilayah-wilayah yang di dalamnya akal t idak lagi beroperasi ialah wilayah met af isika.

Menurut Muhammad Quraish Shihab akal adalah ut usan kebenaran, ia

15 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al -Mishbãh Pesan, Kesan dan Keserasi an al - Qur` an, (Jakart a: Lent era Hat i, 2005), vol 1, h. 64.

16 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol 1, h. 63-64.

adalah kendaraan penget ahuan sert a pohon yang membuahkan ist iqamah dan konsist ensi dalam kebenaran. Karena it u, manusia baru menj adi

manusia kalau ada akalnya. 17 Sebagaimana uraian di at as, j elas menunj ukkan penghargaan

Muhammad Quraish Shihab t erhadap kemampuan akal , t et api kemampuan akal yang dij elaskan Muhammad Quraish Shihab it u belum menggambarkan daya yang besar. Unt uk lebih j elasnya akan dilihat penafsiran Muhammad Quraish Shihab t erhadap ayat -ayat yang berbicara t ent ang masalah ini.

18 Surat Fuééilat [ 41] : 53 dit afsirkan oleh Muhammad Quraish Shihab

dengan mengat akan bahwa ayat di at as menj anj ikan bant uan bagi yang hendak merenungkan dan berpikir secara obyekt if . 19 Lebih lanj ut

Muhammad Quraish Shihab mengat akan, Allah berf irman: Kami akan memperl ihat kan kepada mereka dalam wakt u yang t idak t erlalu lama ayat -

ayat t anda-t anda kekuasaan sert a kebenaran f irman-f irman Kami di segenap uf uk dan j uga pada diri mereka sendiri, sehingga j el asl ah bagi mereka bahwa ia yakni al-Qur` an it u adal ah benar. Apakah mereka t idak menggunakan pikiran mereka unt uk memahami bukt i-bukt i yang t erdapat

dalam al-Qur` an sendiri. 20 Allah mengaj ak manusia dan menunt ut manusia memperhat ikan dan mengenal sekelilingnya. Di sana t erdapat banyak ayat

yakni t anda dan bukt i t ent ang wuj ud sert a keesaan Allah swt .

17 Muhammad Quraish Shihab, Dia Di mana-mana “ Tangan” Tuhan Di balik Set iap Fenomena, (Jakart a: Lent era Hat i, 2004), h. 135.

18 Teks ayat :

˛ ßu r - $ søF y $ # ˛ß $uZˇF»t #u

O˛ g ˛ ª\y

mflRr& N g s9 t ߤ t7oKt

4 fiLym N˝ k ¯ ƒ Rr&

Ns9 u r r & 3 ,ptł:$# ˙˛ ¨ ˝ky› & x« ¨e@. 4 n?tª Kami akan memperlihat kan kepada mereka ayat -ayat Kami di segenap uf uk dan pada diri mereka sendiri, sehingga bagi mereka bahwa ia adalah benar. Dan apakah belum cukup bahwa Tuhanmu Maha Menyaksikan segala sesuat u? (QS. Fuééilat [ 41] : 53).

…mflRr& y7˛n/ t ˛/ #ı3t

19 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol 12, h 440. 20 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol 12, h 440.

Menurut Muhammad Quraish Shihab, kat a ( ﺪﺷ ) syahîd pada f irman- Nya: ( ﺪﺷ ﺊﺷ ّ ﻞﻛ ﻰﻠﻋ ّ ﻧأ ﻚ ّﺑ ﺮ ﺑ ﻒﻜ ﻢﻟ وأ ) dapat dipahami sebagai pelaku yakni Dia Maha Menyaksikan, dapat j uga sebagai obj ek yakni Allah Maha Disaksikan. Ke manapun mat a Anda memandang at au pikiran Anda t ert uj u, maka di sana Anda menemukan bukt i t ent ang wuj ud dan keesaan-Nya, sehingga Allah Maha Disaksikan kapan dan dimanapun, dan ini pada gilirannya

membukt ikan bahwa inf ormasi al-Qur` an adalah 21 haq. Oleh sebab it ulah, demikian Muhammad Quraish Shihab, kalau merenung dan berpikir secara

t ulus dan benar, past i kit a akan menyadari bahwa Allah hadir di mana- mana. Kit a dapat menemukan-Nya set iap saat dan di semua t empat . Penget ahuan manusia dapat mengant arkannya kepada pengakuan t ent ang wuj ud dan kuasa-Nya. 22 Hal ini pun dij elaskan Muhammad Quraish Shihab ket ika menaf sirka surat Fãt hir [35]: 28.

‘ˇB '!$# y·ł s $yJflR˛) ˙¸

¨ 3 (# sfl » y J n = ª Ł ł 9 $ # ˝nˇ $ t 6ˇ ª 23

Ulama yang dimaksud di sini-sesuai dengan kont eks dan uraian ayat - ayat sebelumnya- adalah mereka yang memperhat ikan dan memahami kit ab Tuhan Yang t erhampar di alam raya. Mereka mengenal-Nya melalui hasil cipt aan-Nya, menj angkau-Nya melalui dampak kuasa-Nya, sert a merasakan

hakikat kebesaran-Nya dengan melihat aneka kebij akan-Nya. Dari sini, maka mereka t akut dan kagum kepada-Nya sert a bert akwa dengan sebenar-

benarnya. 24

21 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol XII, h. 441. 22 Muhammad Quraish Shihab, Dia Di mana-mana, h. ix.

23 Sesungguhnya yang t akut (kagum) kepada Allah di ant ara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. (QS. Fãt hir [ 35] : 28).

24 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al -Mishbãh, vol XI, h. 466. Muhammad Quraish Shihab, Dia Dimana-mana, h. ix.

Dari uraian-uraian di at as dapat diket ahui, bahwa akal menurut Muhammad Quraish Shihab dapat menget ahui adanya Tuhan, karena kit a, Muhammad Quraish Shihab menj elaskan, manusia memiliki akal dan banyak ragam kecerdasan yang dapat kit a gunakan unt uk memahami diri dan keliling kit a. Pemahaman kit a t erdapat sekeliling kit a, di samping mengant ar kit a menemukan Yang Maha Kuasa, j uga dapat menggugah bat in kit a unt uk melangkah secara benar, melalui upaya mengambil pelaj aran

dari apa yang kit a kenal dan saksikan. 25 Sej alan dengan penghargaan yang diberikan Muhammad Quraish

Shihab t erhadap akal, maka ia sangat menent ang sikap t aklid, ket ika ia menafsirkan surat al-Baqarah [ 2]: 171. Secara lebih j elas Muhammad Quraish Shihab mengat akan, ayat ini memberi isyarat bahwa t radisi orang t ua sekalipun, t idak dapat diikut i kalau t idak memiliki dasar-dasar yang

dibenarkan oleh agama, at au pert imbangan akal yang sehat . 26 Sej alan dengan penghargaan yang diberikan Muhammad Quraish

Shihab t erhadap akal, maka ia sangat menent ang sikap t aklid. 27 Tradisi orang t ua sekalipun, t idak dapat diikut i kalau t idak memiliki dasar-dasar

yang dibenarkan oleh agama, at au pert imbangan akal yang sehat , ket ika ia menafsirkan surat al-Baqarah [ 2] : 170. 28 Oleh sebab it u, dalam pandangan

25 Muhammad Quraish Shihab, Dia Dimana-mana, h. xi. 26 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol I, h. 383.

27 Taklid biasa diart ikan dengan menerima dan mengikut i pendapat orang lain t anpa menget ahui alasan at au dalilnya. Lihat Ibnu Manìür, Lisãn al -Ar ab, vol XII (Beirut : Dãr

Éãdir, 2000), h. 173. Mengikut i pendapat orang lain dengan menget ahui dalilnya disebut it t iba.

28 Teks ayat : t At Rr& !$tB (#qªŁ˛7fi?$# ª N g s9 @ˇ% #s˛)ur

$uZł x ł9r& !$tB ˛ 6fi K t R @t / (#q 9 $ s% “!$# c %x .

q s9 u r r & 3 !$tRu !$t/ #u ˇmł n=tª

w NŁ d t!$t/ #u ˙˚— ¨ tbr tGgt Apabila dikat akan kepada mereka (oleh siapa pun): “ Ikut ilah apa yang t elah dit urunkan Allah, ” mereka menj awab: “ (Tidak), t et api kami hanya mengikut i apa yang t elah kami dapat i dari (perbuat an) nenek moyang kami. Apakah (mereka akan mengikut i j uga)

wu r $\«ł x' cqŁ= ) Łt

Muhammad Quraish Shihab, kecaman ini t ert uj u kepada mereka yang mengikut i t radisi t anpa dasar; bukan t erhadap mereka yang mengikut inya berdasar pert imbangan nalar, t ermasuk di dalamnya yang berdasar ilmu yang dapat dipert anggung j awabkan at au berdasar pet unj uk Ilahi, t ermasuk

Sunnah Rasul-Nya saw. 29 Sikap t aklid dapat menj adi penghalang bagi seseorang dalam mencari kebenaran, bahkan dapat menut up akal pikiran,

sehingga ia t idak mampu lagi menyeleksi, memilih dan memilah mana yang benar dan harus dit erima, mana yang salah dan harus dij auhi.

Di samping menget ahui t ent ang adanya Tuhan, Muhammad Quraish

Shihab j uga berpandangan bahwa baik dan buruk, j uga dapat diket ahui dengan akal. Tet api, Muhammad Quraish Shihab membat asinya dengan sebagian besar dari kemaslahat an dan keburukan dapat diket ahui melalui akal, demikian j uga sebagian besar ket et apan syara. 30 Lebih lanj ut Muhammad Quraish Shihab mengat akan, memang para ahli hukum memandang akal sebagai sumber ut ama menyangkut hal yang t idak dit emukan penj elasannya dari syariah. Tet api, sekali lagi bukan semua hal. Ia hanya sebagian besar Kemaslahat an yang berkait an dengan urusan

duniawi dapat diket ahui melalui akal. 31 Akal sehat menet apkan bahwa j alan yang baik dan benar adalah j alan

Allah, karena yang menelusurinya mendapat ket ent raman sert a meraih peningkat an. It ulah pilihan yang bij aksana; sayang t idak semua orang menelusurinya. Memang hanya yang dianugerahi hikmah yang dapat

memahami dan mengambil pilihan yang t epat . 32 Demikian penj elasan

walaupun nenek moyang mereka it u t idak memahami sesuat u berdasar pet unj uk akal dan t idak j uga mendapat pet unj uk. (QS. al-Baqarah [ 2] : 170).

29 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol I, h. 383. 30 Muhammad Quraish Shihab, Logika Agama, h. 126. 31 Muhammad Quraish Shihab, Logika Agama, h. 126. 32 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol I, h. 580.

Muhammad Quraish Shihab ket ika menaf sirkan surat al-Baqarah [ 2] : 269. 33 Lebih lanj ut Muhammad Quraish Shihab mengat akan, bahwa kat a hikmah

t erambil dari kat a ( ﻢ ﻜﺣ ) èakama, yang pada mulanya berart i menghalangi . Dari akar kat a yang sama dibent uklah kat a yang bermakna kendal i, yakni sesuat u yang f ungsinya mengant ar kepada yang baik dan menghindarkan dari yang buruk. Unt uk mencapai maksud t ersebut diperlukan penget ahuan dan kemampuan menerapkannya. 34 Penj elasan lebih lanj ut dan j elas

Muhammad Quraish Shihab mengat akan sebagai berikut : Dari sini hikmah dipahami dalam art i penget ahuan t ent ang baik dan

buruk, sert a kemampuan menerapkan yang baik dan menghindar dari yang buruk. Sekali lagi, ayat sebel um ini menj elaskan dua j alan, j alan Allah dan j alan set an. Siapa yang dianugerahi penget ahuan t ent ang kedua j alan it u, mampu memilih yang t erbaik dan melaksanakannya sert a mampu pula menghindar dari yang buruk, maka dia t elah dianugerahi hikmah. Tent u saj a siapa yang dianugerahi al-Hikmah it u, maka ia benar-benar t elah diberi anugerah yang banyak. Sayang, t idak semua menggunakan pot ensinya mengasah dan mengasuh j iwanya, sehingga t idak semua yang diberi anugerah it u, bahkan t idak semua mau menggunakan akalnya unt uk memahami pelaj aran t ent ang hakikat ini, hanya Ulu al-Albãb yang

dapat mengambil pelaj aran. 35 Meski Muhammad Quraish Shihab mengakui bahwa akal manusia

mampu menget ahui baik buruknya perbuat an, hal it u t idak membuat ia berpendapat bahwa manusia sudah dibebani t aklif syariat . Pandangan Muhammad Quraish Shihab t ersebut t ercermin dalam penaf sirannya at as

surat al-Nisã [ 4] : 165. 36

33 Teks ayat :

‘tB sp y J 6¯ sł 9 $ # ˛ A sª 3 #Z

| N sª ‘tBur 4 !$t–o

ˇW2 #Z

yz u ˛ Ar Ø & s) sø sp y J 6¯ sł 9 $ # ˙¸ˇ ¨ = » t 6ł 9 F { $ # (#q 9’rØ& Hw˛ ) ª 2⁄ t

$tBur Dia menganugerahkan al-Hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa yang

dianugerahi al-Hikmah, maka ia benar-benar t elah diberi anugerah yang banyak. Dan hanya Ulu al-Albãb yang dapat mengambil pelaj aran. (QS. al-Baqarah [ 2] : 269).

34 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol I, h. 581. 35 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol I, h. 581. 36 Teks ayat:

Dalam penaf sirannya t erhadap ayat di at as, Muhammad Quraish Shihab mengat akan bahwa ayat ini menj elaskan t uj uan kehadiran rasul- rasul, baik yang t elah disebut nama mereka dan diuraikan kisahnya dalam

al-Qur` an maupun yang t idak, 37 yait u bahwa Allah mengut us mereka sebagai rasul-rasul pembawa berit a gembira dan pemberi peringat an agar

supaya t idak ada alasan bagi manusia membant ah Allah sesudah dat angnya rasul-rasul it u, menj elaskan t unt unan Allah sert a memberi berit a gembira dan ancaman. Lebih lanj ut Muhammad Quraish Shihab mengat akan, bahwa Allah senant iasa, sej ak dahulu hingga kini dan masa dat ang Maha Perkasa

t idak dapat dikalahkan oleh siapa pun, bahkan Dia mengalahkan siapa saj a, lagi Maha Bij aksana, ant ara lain dengan mengut us rasul-rasul it u, sehingga t idak menj at uhkan sangsi kecuali set elah yang melanggar menget ahui larangan-Nya. 38

Ayat t ersebut , menurut Muhammad Quraish Shihab, menunj ukkan keniscayaan kehadiran rasul bagi umat manusia. Memang, banyak hal yang menj adikan keniscayaan it u. Ant ara lain, bahkan t erut ama, adalah karena

t abiat manusia sendiri. 39 Secara lebih j elas Muhammad Quraish Shihab mengat akan bahwa manusia adalah makhl uk sosial, ia t idak dapat hidup

sendiri. Kebut uhan hidupnya hanya dapat t erpenuhi dengan bant uan pihal lain. Tet api dalam saat yang sama manusia memiliki sifat egoisme yang dapat menj adikan lalu lint as kehidupan mereka saling bert abrakan karena bent uran kepent ingan dan at au egoismenya masing-masing. Unt uk

xy¥ˇ9 tß˝

YªBur t߲ ¯e‡t6B Wx 8p⁄fªm «!$# n?tª ˜¤$¤Z=ˇ9 tbq 3t

“!$# t b %x . ur 4 ¨@

9$# y Łt/ ˙˚ˇ˛¨ $ VJ ¯3ym #„ ˝ tª

Rasul-rasul pembawa berit a gembira dan pemberi peringat an agar supaya t idak ada alasan bagi manusia membant ah Allah sesudah Rasul-rasul it u. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bij aksana. (QS. al-Nisã [ 4] : 165).

37 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al -Misbãh, vol II, h. 666.

38 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Misbãh, vol II, h. 666.

39 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al -Misbãh, vol II, h. 666.

menghindari hal t ersebut , perlu disusun perat uran dengan sanksi dan ganj arannya agar kehidupan pribadi dan masyarakat berj alan dengan aman. Tent u saj a yang menyusun dan menet apkan perat uran it u t idak boleh manusia. Bukan saj a karena bila mereka sendiri yang menet apkannya dapat t imbul bent uran kepent ingan, t et api j uga karena manusia sendiri t idak sepenuhnya mengenal dirinya dan kemaslahat an hidupnya, baik di dunia dan lebih-lebih di akhirat . Yang mengenal dan menget ahui kemaslahat an mereka, adalah Allah swt . Di samping it u, Yang Maha Kuasa lagi Maha Menget ahui it u t idak memilki sedikit pun kepent ingan, t idak j uga memiliki

sifat egoisme. Dari sini, Allah menet apkan hukum dan t unt unan-Nya. Dia memilih nabi dan rasul unt uk menyampaikan inf ormasi dan t unt unan it u kepada manusia, sambil memerint ahkan unt uk menyampaikan berit a gembira bagi yang t aat mengikut i perint ah-Nya dan peringat an sert a ancaman bagi yang membangkang. Allah menyampaikan hal it u kepada seluruh manusia melalui para nabi dan rasul , agar yang mendapat kan buah kej ahat an yang dilakukannya t idak berdalih bahwa mereka t idak t ahu.

Bukankah para nabi dan rasul t elah menyampaikan kepada mereka? 40 Jadi, dengan kat a lain, menurut Muhammad Quraish Shihab memberikan

penj elasan bahwa hikmahnya Allah mengut us para rasul ant ara lain agar di akhirat nant i orang-orang yang dihisab Allah t idak dapat berdalih at as perbuat an dosa mereka. Sekiranya Allah t idak mengut us para Rasul-Nya, di akhirat nant i orang-orang akan memprot es kenapa mereka dihukum di akhirat di hukum di dunia. Padahal, hukuman yang mereka t erima it u adalah akibat kelaliman mereka sendiri.

Kehadiran para rasul j uga dibut uhkan oleh manusia, menurut Muhammad Quraish Shihab, karena ket erbat asan akal dan penget ahuannya. Sekian banyak persoalan yang dihadapai t idak dapat dit emukan j awabannya

40 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Misbãh, vol II, h. 666.

oleh nalar at au pengalaman manusia. 41 Secara lebih j elas Muhammad Quraish Shihab memberikan cont oh, pert anyaan t ent ang kemat ian dan apa

yang t erj adi set elah kemat ian. Persoalan ini hanya dapat dij awab oleh Allah swt ., dan ini diinformasikannya kepada nabi dan rasul, unt uk selanj ut nya mereka sampaikan kepada umat manusia. Anda j angan berkat a, “ Mengapa Allah t idak menyampaikan saj a hal t ersebut kepada masing-masing manusia, t anpa melalui perant ara nabi dan rasul ?” Jangan berkat a demikian, karena t idak semua manusia menerima wahyu. Di sisi lain, Allah swt . berkehendak dengan mengut us para nabi dan rasul unt uk menguj i manusia, siapa yang

t aat dan siapa pula yang membangkang. 42 Adapun pada surat al-Isrã [ 17] : 15, 43 Muhammad Quraish Shihab mengat akan bahwa dipahami oleh banyak ulama sebagai kemurahan Ilahi sehingga siapa yang t idak dapat menget ahui t ent ang kehadiran aj aran rasul ut usan Allah, maka ia t idak dit unt ut unt uk mempert anggungj awabkan amal- amalnya yang melanggar, karena kesalahan yang dilakukannya lahir dari ket idakt ahuan dan ket idakmampuan unt uk menget ahui. Adapun yang t idak menget ahui t et api ia berpot ensi unt uk t ahu, maka ia t idak sepenuhnya

bebas dari t anggung j awab. 44 Lebih lanj ut Muhammad Quraish Shihab mengat akan, bahwa sement ara ulama memahami kat a rasül pada ayat di

at as dalam art i akal, sehingga seseorang yang memiliki pot ensi unt uk

41 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al -Misbãh, vol II, h. 667.

42 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Misbãh, vol II, h. 667. 43 Teks ayat :

ˇm¯¡ł

$ y J fl R ˛ * sø 3 y tF d$# ˙‘¤B wu r 4 $pk

uZˇ9 ˇ

tGku

$ y J fl R ˛ * sø ¤ @| ˚ ‘tBur ( $¤Z .

n=t

$tBur 3 3 t

zØ& u ł

˝r ou ˛

#ur s? ˙˚˛¨ Z wq u y]yŁ 6t R 4 fiLym t߲/ j

yŁªB Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), Maka Sesungguhnya Dia berbuat it u unt uk (keselamat an) dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang sesat Maka Sesungguhnya Dia t ersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. dan seorang yang berdosa t idak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami t idak akan meng'azab sebelum Kami mengut us seorang rasul. (QS. al-Isrã [ 17]: 15).

44 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Misbãh, vol VII, h. 429.

menget ahui t et api enggan menggunakan pot ensi it u unt uk menget ahui dan mengamalkan kebenaran, maka ia t et ap akan dit unt ut pert anggung j awabannya walaupun ia t idak menget ahui t ent ang kehadiran rasul yang

membawa aj aran-aj aran kebenaran. 45 Menurut Muhammad Quraish Shihab, kat a ( ﺎ ّﻨ ﻛ ) kunnã t idak selalu

dipahami menunj uk masa lampau, ia dapat j uga menunj uk makna kesinambungan dari dahulu hingga kini dan masa dat ang. 46 Lebih lanj ut

Muhammad Quraish Shihab mengat akan, bahwa sif at -sif at Allah yang dilukiskan al-Qur` an sering kali digandengkan dengan kat a ( ن

ﺎﻛ ) kãna. Perhat ikanlah misalnya firman-Nya ( ﺎ ًﻤ ْ ِﺣ َر ا ًر ْ ﻮ ﻔ َﻏ ُ ُ ﷲا ن ﺎ َﻛ َو ) 47 . Di sini sifat

Pengampunan dan kasih sayang Allah didahului oleh kat a kãna yang t ent u saj a t idak hanya dipahami bahwa pengampunan dan rahmat -Nya it u hanya

berlaku pada masa lampau berdasar adanya kat a kãna, t et api kat a kãna di sini di samping menunj ukkan kemant apan dan kepast ian kedua sifat t ersebut , j uga menyat akan bahwa Allah sej ak dahulu hingga kini dan akan dat ang (senant iasa) bersifat 48 Gaf ür dan Rahîm.

Jika diperbandingkan wewenang yang diberikan Muhammad Quraish Shihab bagi akal dengan wewenang yang diberikan oleh aliran-aliran kalam bagi akal, maka dapat diket ahui persamaan ant ara pandangan Muhammad Quraish Shihab dengan pendirian Mat uridiyyah Bukhara. Muhammad Quraish Shihab maupun Mat uridiyyah Bukhara sama-sama memberikan wewenang kepada akal unt uk menget ahui bahwa Tuhan it u ada dan unt uk menget ahui mana yang baik dan yang buruk.

Dalam pandangan Mat uridiyyah Bukhara, akal manusia t idak mampu unt uk menent ukan kewaj iban manusia. Akal hanya dapat menget ahui sebab

45 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al -Misbãh, vol VII, h. 429. 46 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al -Misbãh, vol VII, h. 430.

47 Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. al-Nisa [4]: 96). 48 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al -Misbãh, vol VII, h. 430.

dari kewaj iban it u. Akal, bagi Mat uridiyyah Bukhara adalah menget ahui kewaj iban-kewaj ibannya, sedangkan yang menent ukan kewaj iban t ersebut

adalah Tuhan lewat wahyu-Nya. 49 Jadi, dapat disimpulkan bahwa corak pemikiran kalam Muhammad

Quraish Shihab dalam masalah kemampuan akal ini, dapat digolongkan ke dalam pemikiran kalam t radisional, dalam hal ini Muhammad Quraish Shihab sepaham dengan aliran Mat uridiyyah Bukhara.