Perbuatan Tuhan

D. Perbuatan Tuhan

Set iap aliran dalam pemikiran kalam berpandangan bahwa Tuhan melakukan perbuat an. Perbuat an di sini dipandang sebagai konsekuensi logis dari dzat yang memiliki kemampuan unt uk melakukannya. 295

Sebagaimana para t eolog Islam dari berbagai aliran t elah membahasnya, Muhammad Quraish Shihab j uga ikut membahasnya meskipun hanya dalam rangka menaf sirkan ayat -ayat al-Qur` an yang t elah dij adikan argumen oleh para t eolog it u dalam memperkuat pendirian masing-masing.

Persoalan yang t imbul t ent ang perbuat an Tuhan adalah, apakah perbuat an Tuhan it u t erbat as pada hal-hal yang baik saj a, at aukah perbuat an Tuhan it u t idak t erbat as pada hal -hal yang baik saj a, t et api j uga

294 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al -Mishbãh, vol XII, h 210. 295 Abdul Jabbãr, Syarè al -Uéül al -Khamsah, h. 324.

mencakup pada hal -hal yang buruk? Kemudian apakah Tuhan mempunyai kewaj iban-kewaj iban unt uk kepent ingan manusia? At aukah Tuhan t idak mempunyai kewaj iban sama sekali?

Asy` ariyyah, sebagai sebagai aliran kalam t radisional, berpendapat bahwa perbuat an-perbuat an Allah t idak t erbat as pada yang baik-baik saj a, t et api j uga mencakup yang buruk-buruk. Karena it u, Dia dapat berbuat apa saj a secara sewenang-wenang kepada manusia t anpa harus mengingat kepent ingan dan kemaslahat an mereka. 296 Bahkan, menurut mereka,

t idaklah adil j ika perbuat an Allah it u t erbat as pada yang baik-baik dan t idak

t ercakup yang buruk-buruk. Sebab, yang disebut adil, menurut mereka, adalah apabila si pemilik dapat menggunakan at au memiliki kehendak mut lak t erhadap apa saj a yang dimilikinya sesuai dengan kehendak dan

penget ahuannya. 297

Sebagai konsekuensi menganut paham kekuasaan dan kehendak mut lak Tuhan, kaum Asy` ariyyah menol ak bahwa Allah mempunyai kewaj iban t ert ent u di dalam perbuat an-Nya, sepert i kewaj iban berbuat yang baik dan t erbaik, kewaj iban mengirim nabi at au rasul, kewaj iban menepat i j anj i dan ancaman, kewaj ibaan t idak membebani manusia di luar

kemampuannya. 298 Jadi, dengan kat a lain, paham kekuasaan dan kehendak mut lak Tuhan yang dianut aliran Asy` ariyyah membawa mereka kepada

pendirian bahwa Tuhan t idak mempunyai kewaj iban apa-apa t erhadap hamba-Nya. Sebab, j ika Tuhan mempunyai kewaj iban-kewaj iban t ent u Ia t erikat oleh sesuat u. Hal ini akan membuat kekuasaan-Nya t erbat as at au

296 Maèmüd Qãsim, Manãhij al -Adil lal h f i ` Aqã'id al -Mil lah l i Ibn Rusyd ma` a Muqaddimah f i Naqd Madãris ` Il m al -Kalãm, (Qãhirah: Makt abah al-Anglo al-Misriyyah,

1963), h. 93. Harun Nasut ion, Teol ogi Isl am, h 117. 297 Maèmüd Qãsim, Manãhij al -Adil lal h f i ` Aqã'id al -Mil lah l i Ibn Rusyd ma` a

Muqaddimah f i Naqd Madãris ` Il m al -Kalãm , (Qãhirah: Makt abah al-Anglo al-Misriyyah, 1963).h 93. Harun Nasut ion, Teologi Isl am, h 117.

298 Abu Hãmid al-Ghazãli, Al -Iqt iéãd f i al -I` t iqãd, h 112.

t idak mut lak lagi. Allah bebas berbuat apa saj a yang dikehendaki dan bebas t idak berbuat apa yang t idak dikehendaki-Nya. Perbuat an Allah t idak didorong at au dilat arbelakangi oleh suat u sebab ( ﺔّ ﻠﻋ ) yang mewaj ibkan- Nya berbuat sesuat u.

Adapun pendirian Mat uridiyyah Bukhara sej alan dengan pendirian Asy` ariyyah t ent ang t idak adanya kewaj iban-kewaj iban bagi Tuhan. Oleh karena it u Tuhan t idak waj ib berbuat baik kepada manusia, dan t idak waj ib mengirim rasul-rasul. Tuhan j uga dapat memberi beban yang t ak t erpikul

oleh manusia. 299 Kaum Mat uridiyyah Bukhara agak berbeda dengan golongan

Asy` ariyyah. Bagi Mat uridiyyah Bukhara, Tuhan t idak mungkin melanggar j anj i-Nya memberi ganj aran kepada yang berbuat baik, t et api sebaliknya, bukan t idak mungkin Tuhan membat alkan ancaman unt uk memberi hukuman kepada orang yang berbuat j ahat . 300 Sedang bagi Asy` ariyyah, kedua bent uk j anj i t ersebut mungkin saj a dilanggar Tuhan, karena Tuhan t idak berkewaj iban unt uk menepat inya.

Menurut Mu` t azilah, perbuat an Tuhan hanyal ah t erbat as pada hal -hal yang baik saj a. Ia t idak pernah melakukan dan memilih perbuat an buruk,

dan t idak pula pernah menyia-nyiakan kewaj iban-Nya. 301 Ini sesuai dengan prinsip Mu` t azilah bahwa Tuhan waj ib berbuat baik, bahkan t erbaik bagi

kepent ingan manusia, yang dikenal dengan ist ilah wuj ub al -éal ah wa al - aél ah.

Unt uk melegit imasi pendapat t ersebut , Mu` t azilah meruj uk kepada surat al-Anbiyã' [ 21] : 23 dan al-Rüm [ 30] : 8:

NŁ d u r ª @y Ł ł

$ ‹ Hx

ª @t « ¡ w 302 ( 23 : ء ﺎﺒﻧﻷا ) ˙¸ ¨ cqŁ=t« ¡

299 Harun Nasut ion, Teol ogi Isl am, h 128-134. 300 Harun Nasut ion, Teol ogi Isl am, h 128-134. 301 Abdul Jabbãr, Syarè al -Ushül al -Khamsah, h 301. 302 Dia t idak dit anya t ent ang apa yang Dia perbuat , dan merekalah yang akan

dit anya. (QS. al-Anbiyã' [21] : 23).

ˇ N” u q » u K ¡ ¡ 9 $ # “!$# t,n=y{ $¤B

!$yJ k s] ł t/ $tBur u

F{$#ur 303 ( 8 : مو ﺮﻟا ) ˙ ¨ ¨ d , y sł 9 $ $ ˛ / w˛ )

Ayat pert ama, menurut Abdul Jabbãr, bahwa Tuhan hanya berbuat yang baik-baik dan Dia Maha Suci dari perbuat an yang buruk, dengan demikian Tuhan t idak perlu dit anya. Seseorang yang t erkenal baik, demikian Abdul Jabbãr, apabila secara nyat a ia t elah berbuat baik, sebenarnya ia

t idak perlu dit anya kenapa perbuat an it u ia lakukan. 304 Ayat kedua menurut Abdul Jabbãr menunj ukkan, bahwa Allah t idak pernah dan t idak akan

melakukan perbuat an-perbuat an buruk. Sebab, kalau Tuhan melakukan perbuat an buruk, maka pernyat aan bahwa: Ia mencipt akan langit dan bumi sert a segala isinya kecuali dengan hak, t ent unya berit a bohong at au t idak benar. 305

Kaum Mu` t azilah j uga berpendapat bahwa Tuhan waj ib mengirim rasul-rasul kepada umat manusia. Hal ini disebabkan karena Tuhan berkewaj iban berbuat baik dan t erbaik bagi manusia. Tanpa pengiriman rasul-rasul manusia t idak akan dapat memperoleh hidup baik dan t erbaik,

baik di dunia maupun di akhirat nant i. 306 Karena Tuhan waj ib berbuat baik, bahkan t erbaik unt uk kepent ingan

manusia, maka pemberian beban di luar kemampuan manusia, t idak dapat dit erima kaum Mu` t azilah, sebab hal it u bert ent angan dengan prinsip al - shal ah wa al -asl ah, dan j uga bert ent angan dengan paham t ent ang keadilan

Tuhan. 307 Mat uridiyyah Samarkand, karena j uga memberi bat asan-bat asan

303 Allah t idak mencipt akan langit dan bumi dan apa yang ada di ant ara keduanya

melainkan dengan yang haq. (QS. al-Rüm [ 30]: 8).

304 Abdul Jabbãr, Mut asyãbih al -Qur` an, h 497. 305 Abdul Jabbãr, Mut asyãbih al -Qur` an, h 552. 306 Abdul Jabbãr, Syarè Uéül al -Khamsah, h 563-564. Harun Nasut ion, Teologi Isl am,

h 131. 307 Harun Nasut ion, Teol ogi Isl am, h 129.

kepada kekuasaan dan kehendak mut lak Tuhan, dapat menerima paham adanya kewaj iban-kewaj iban bagi Tuhan, sepert i kewaj iban menepat i j anj i

t ent ang pemberian upah dan pemberian hukuman, 308 kewaj iban mengirim para rasul. 309 Adapun mengenai kewaj iban Tuhan melakukan hal-hal baik

dan t erbaik, al-Mãt urîdi t idak secara t egas menyat akan waj ib, ia hanya mengat akan bahwa semua perbuat an Tuhan it u berdasarkan hikmat

kebij aksanaan. 310 Mat uridiyyah Samarkand j uga memberikan bat as kepada kekuasaan

dan kehendak mut lak Tuhan, mereka berpendapat bahwa perbuat an Tuhan

hanyalah menyangkut hal-hal yang baik saj a. Dengan demikian, Tuhan mempunyai kewaj iban melakukan yang baik bagi manusia. Demikian j uga dengan masalah pengiriman rasul dipandang oleh Mat uridiyyah Samarkand sebagai kewaj iban Tuhan. 311

Dalam uraian berikut dikemukakan pula pandangan Muhammad Quraish Shihab. Firman Allah dalam surat al-Anbiyã' [ 21] : 23 312 dit afsirkan

oleh Muhammad Quraish Shihab, t ent ang bukt i keesaan Allah dan kuasa- Nya. 313 Dia t idak waj ar dit anya, yakni dimint ai pert anggungj awaban, dikrit ik

at au dikecam oleh siapa pun t ent ang apa yang Dia perbuat , karena Dia Maha Kuasa, Maha Menget ahui lagi Maha Bij aksana dan merekalah, yakni makhluk mukalaf dan at au bersama t uhan-t uhan yang mereka sembah yang akan

308 Abdul Jabbãr, Syarè Uéül al-Khamsah , h 129. 309 Kamãl al-Dîn Aèmad al-Bayãdi, Isyãrat al -Marãm min Ibarãt al -Imãm, (Ed), Yüsuf

‘ Abd al-Razzãq, (Kairo: Must af a al-Babi al-Halabi wa Auladuh, 1949), h 312.

310 Muèammad Abu Zahrah, Tãri kh al -Maíãhib al -Isl ãmiyyah, h 203. 311 Harun Nasut ion, Teologi Isl am, h 132. Kamãl al-Dîn Aèmad al-Bayãdi, Isyãrat al -

Marãm min 'Ibãrat al -Imãm, (Ed), Yusuf Abd al-Razzãq, (Kairo: Must af a al-Bãbi al-Halabî wa Aulãduh, 1949), h 312.

312 Teks ayat : cqŁ=t« ¡

ª @t « ¡ w ˙¸ ¨ Dia t idak dit anya t ent ang apa yang diperbuat -Nya dan merekalah yang akan dit anyai. (QS. al-Anbiyã [ 21]: 23).

NŁ d u r ª @y Ł ł

$ ‹ Hx

313 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol VIII, h 433.

dit anya kelak di hari Kemudian t ent ang apa yang mereka t elah lakukan. 314 Dengan pernyat aan Muhammad Quraish Shihab di at as, j elaslah bahwa

dalam melakukan perbuat an-Nya, Allah t idak bert anggungj awab kepada siapa pun, karena Dia pemilik dan penguasa sert a segala perbuat an-Nya sesuai dengan hikmah dan kemaslahat an, karena it u apa pun yang dilakukan-Nya t idak perlu Dia pert anggungj awabkan, t idak j uga waj ar dikecam at au dikrit ik, berbeda dengan manusia. Dengan lebih j elas Muhammad Quraish Shihab mengat akan sebagai berikut :

Mengisyarat kan Kepemilikan, Kuasa, sert a Ilmu Allah yang Maha

Mut lak, sekaligus mengisyarat kan kedudukan manusia sebagai makhluk bert anggung j awab. Allah Maha Pemilik mut lak lagi Maha Kuasa, sert a segala perbuat an-Nya sesuai dengan hikmah dan kemaslahat an, karena it u apa pun yang dilakukan-Nya t idak perlu Dia pert anggungj awabkan, t idak j uga waj ar dikecam at au dikrit ik, berbeda dengan manusia. Bukankah j ika kit a memiliki–kat akanlah- sebuah cangkir, kit a t idak bebas melempar at au memecahkannya, karena j ika it u kit a lakukan maka paling sedikit pert anyaan yang mengandung permint aan pert anggungj awaban akan dit uj ukan kepada kit a, bahkan boleh j adi kecaman akan t erlont ar kepada kit a. Ini karena kepemilikan manusia t erhadap sesuat u bukanlah kepemilikan mut lak. Di samping it u, manusia dicipt akan Allah sebagai makhl uk bert anggung j awab. Ini berbeda dengan Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, Dia adalah Pemilik Mut lak, Dia t idak dikecam at as apa pun yang dilakukan-Nya, apalagi pert imbangan pikiran manusia t idak dapat menj adi ukuran yang past i t erhadap perbuat an-perbuat an-Nya. Isi hat i dan mot if pelaku mempunyai peranan yang besar dalam menerima at au menolak, mengkrit ik at au memuj i sat u kebij aksanaan at au t indakan. Allah Maha Menget ahui, t idak ada sesuat u yang bersumber dari-Nya buruk. Memang boleh j adi it u t erlihat buruk oleh mat a manusia yang penget ahuannya t erbat as, t et api hakikat nya t idak demikian. Karena it u Allah t idak waj ar dimint ai pert anggungj awaban, t idak j uga dikrit ik. Sebaliknya Allah menget ahui isi hat i manusia dan mot if-mot ifnya, menget ahui rincian amal-amal mereka, dan sebelum it u Dia t elah menet apkan bahwa manusia adalah makhluk

314 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol VIII, h 434.

bert anggung j awab, dan karena it u manusia sangat waj ar unt uk dimint ai pert anggungj awaban. 315

Dari penj elasan Muhammad Quraish Shihab di at as, dapat dipahami bahwa meskipun Allah Maha Kuasa dan mempunyai kekuasaan penuh unt uk melakukan apa saj a yang dikehendaki-Nya, t anpa ada yang bisa menghalangi-Nya. Tet api, segala perbuat an-Nya sesuai dengan hikmah dan kemaslahat an, t idak ada kesan bahwa Allah berbuat sewenang-wenang t erhadap makhluk-Nya. Di samping it u, Allah Maha Menget ahui, t idak ada sesuat u yang bersumber dari-Nya buruk.

Selanj ut nya dalam menafsirkan surat al-Rüm [ 30]: 8, 316 Muhammad Quraish Shihab mengat akan bahwa Allah t idak mencipt akan langit dan bumi t anpa t uj uan yang benar. ” Ini, karena diri set iap insan merupakan bagian

dari pencipt aan langit dan bumi dengan segala isinya. 317 Lebih lanj ut Muhammad Quraish Shihab mengat akan, bahwa pencipt aan langit dan bumi

dengan haq, berart i ia t idak dicipt akan secara sia-sia at au t anpa t uj uan. Proses pencipt aan bukannya akan berlanj ut t anpa hent i. Kini ada yang mat i, ada yang hidup. Tapi past i ada t uj uan dari kehidupan dan kemat ian it u. Tuj uan t ersebut akan dicapai kelak set elah t ibanya aj al in musammã, yakni

bat as akhir yang dit ent ukan bagi punahnya al am ini. 318 Dari uraian-uraian di at as dapat lah dipahami bahwa semua perbuat an

315 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol VIII, h 436. 316 Teks ayat :

t Gt Ns9 u r r & $tBur u

$¤B 3 N˝ k ¯ ƒ

Rr& ˛ß (#rª '3x

F{$#ur ˇ N” u q » u K ¡ ¡ 9 $ # “!$# t,n=y{ wK | ¡ B 9 @y _ r & u r ¨ d , y sł 9 $ $ ˛ / w˛ ) !$yJ k s] ł t/ ˙ ¨ Dan apakah mereka t idak memikirkan t ent ang diri mereka? Allah t idak mencipt akan langit dan bumi dan apa yang ada di ant ara keduanya melainkan dengan yang haq dan bat as wakt u yang dit ent ukan. (QS. al-Rüm [ 30]: 8).

317 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol XI, h 15. 318 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol XI, h 16.

dan cipt aan Allah membawa hikmah dan kebaikan kepada manusia. Dengan demikian, t idak ada sat u pun dari perbuat an dan cipt aan-Nya it u yang membawa keburukan. Kalau pun t ernyat a di dunia ini banyak dij umpai keburukan yang menimpa manusia, menurut Muhammad Quraish Shihab, keburukan it u bukan berasal dari Allah, melainkan berasal dari kesalahan manusia sendiri sebab ut uk memperoleh kebaikan dan menghindari keburukan, Allah sudah membuat kan sunah-sunah-Nya t ent ang kebaikan dan

keburukan t ersebut . 319 Demikian penj elasan Muhammad Quraish Shihab ket ika menaf sirkan surat al-Nisã' [ 4] : 79. 320 Kalau kebet ulan manusia selal u

mengikut i sunnat ullah yang berkenaan dengan kebaikan, baik secara sengaj a maupun t idak sengaj a, ia akan selal u memperoleh kebaikan dalam kehidupannya. Sebaliknya, kalau ia mengikut i sunah-sunah yang berkenaan dengan keburukan, baik secara sengaj a maupun t idak sengaj a, ia j uga akan menerima keburukan dalam kehidupannya. Secara lebih j elas Muhammad Quraish Shihab mengat akan sebagai berikut :

Awal kehadiran kebaj ikan dari Allah swt . sedang awal t erj adinya kej ahat an adalah dari manusia sendiri. Bukankah Allah sej ak semula menginginkan kebaikan, dan kalau manusia mengusahakannya maka insya Allah akan t erj adi. Selanj ut nya bukankah manusia yang salah

at au keliru sehingga kej ahat an t erj adi? 321

Berkenaan dengan masalah beban di luar kemampuan manusia ( al - t akl îf mã l ã yut ãq), Muhammad Quraish Shihab sej alan dengan aliran Mu` t azilah dan Mat uridiyyah Samarkand yang menolak paham Tuhan dapat

Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol II, h 520-521. 320 Teks ayat :

( «!$# z ‘ ˇ J sø 7puZ|¡ym ‘ˇB y7t/ $|„r& !$¤B 4 y7¯¡ł

flR ‘ ˇ J sø 7py¥˝h y

‘ˇB y7t/ $|„r& !$tBur

˜¤$¤Z=ˇ9 y 7 » o Y ø= y r&ur ˙— ¨ #Y ˝ky› «!$$˛/ Apa saj a nikmat yang engkau peroleh adalah dari Allah, dan apa saj a bencana yang menimpamu maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengut usmu menj adi rasul kepada

4 s" x . ur 4 Z wq

segenap manusia. (QS. al-Nisã' [ 4] : 79).

321 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol II, h 521.

memberikan beban di luar kemampuan unt uk memikulnya. Sehubungan dengan ini, Muhammad Quraish Shihab mengat akan kewaj iban yang dibebankan Allah dapat dipikul oleh siapapun dan bahwa meraih surga

t idaklah sesulit apa yang dibayangkan oleh para pendurhaka. 322 Penj elasan ini, merupakan penaf siran Muhammad Quraish Shihab t erhadap surat al-

A` rãf [ 7] : 42. 323 Lebih lanj ut Muhammad Quraish Shihab mengat akan sebagai berikut :

“ Bila suat u t elah sempit maka ia menj adi luas” dalam art i apabila ada kewaj iban agama yang t idak dapat dilaksanakan seseorang oleh sat u dan lain sebab yang dibenarkan, maka kewaj iban it u, dapat gugur at au t ergant i dengan yang lain dan yang lebih ringan sehingga akan mampu dipikul. Seseorang yang sakit at au t erlalu t ua unt uk melaksanakan kewaj iban berpuasa, dapat menunda puasanya di lain hari at au bahkan kewaj iban it u dapat gugur baginya dengan

membayar fidyah. 324

Sej alan dengan it u, Muhammad Quraish Shihab berpandangan bahwa Tuhan t idaklah membebankan t aklif kepada manusia di luar bat as kemampuan, akan lebih j elas dipahami selanj ut nya apa yang dikat akan oleh

Muhammad Quraish Shihab dalam menafsirkan surat al-Baqarah [ 2] : 286. 325

322 Muhammad Quraish Shihab Taf sir al -Mishbãh, vol V, h 100. 323 Teks ayat :

˙˝¸¨ !$ygyŁ ªr w˛ ) $†¡ł tR # ˇ k = s3 R w Kami t idak memikulkan kewaj iban kepada seseorang melainkan sesuai kesanggupannya. (QS. al-A` rãf [ 7]: 42).

324 Muhammad Quraish Shihab Taf sir al -Mishbãh, vol V, h 100. 325 Teks ayat :

$ y g s9 4 $ygyŁ

ªr w˛ ) $†¡ł

tR “!$# # ˇ k = s3 ª w

3 M t 6| ¡ t F ł . $# $tB $pk

n=tªur M t 6| ¡ x . $tB rr& !$uZ ¯¡fiS b˛) !$tRı ˇ { # x sŁ ? w $oY›/ u

!$uZł n=tª @ˇ J ss? wu r $oY›/ u

4 $ t R ø’ s zr& ‘ˇB œ ˇ %' ! $ # n?tª … m t F ø= y J y m $yJx. #\

4 $uZ˛= 6s% $ o Y s9 ˇ

sp s%$ s w $tB $ o Y ø= ˇ d J y sŁ ? wu r $uZ›/ u

ł $#ur $¤Ytª # ª$#ur ( ˇm˛/ $ o Y s9 $tR ` R $ $ sø $ u Z 9 s9 qtB |MRr& 4 !$uZ Jym

$#ur

» x 6ł 9 $ # ˇ Q q s) ł 9 $ # n?tª Allah t idak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kelapangan / kesanggupannya. Baginya apa yang t elah diusahakan, dan at asnya apa yang t elah ia usahakan. (Mereka berdoa), “ Tuhan kami! Janganlah Engkau hukum kami j ika kami lupa at au kami bersalah.

Menurut Muhammad Quraish Shihab, t ugas-t ugas yang dibebankan Allah kepada manusia adalah t ugas-t ugas yang lapang (kat a lapang dalam kont eks t ugas dipahami dalam art i mudah). Mudah unt uk dilaksanakan, bahkan set iap seorang yang mengalami kesulit an dalam pelaksanaan sat u t ugas, oleh sat u dan lain f akt or, maka kesulit an t ersebut melahirkan kemudahan

yang dibenarkan walau sebelumnya t idak dibenarkan. 326 Unt uk memperj el as pandangannya it u, Muhammad Quraish Shihab memberikan cont oh.

Misalnya, shalat diwaj ibakan berdiri, t et api kalau sulit berdiri, maka boleh duduk. Seorang yang sulit mendapat air unt uk berwudhu at au khawat ir

mengalami kesulit an menyangkut kesehat annya, maka dia boleh bert ayammum, dan masih set umpuk cont oh yang lain. Demikianlah, Allah t idak menghendaki sedikit pun kesulit an menimpa manusia. 327 Jadi, dengan kat a lain, Allah t idak akan membebani manusia melainkan sesuai dengan kemampuan mereka unt uk memikulnya.

Dari uraian di at as menunj ukkan, bahwa Tuhan menurut Muhammad Quraish Shihab t idak memberikan beban yang t ak sanggup memikulnya oleh manusia. Pandangan Muhammad Quraish Shihab ini sej alan dengan pendirian kalam rasional (Mu` t azilah dan Mat uridiyyah Samarkand). Sebaliknya, bert ent angan dengan pemikiran kalam t radisional (Asy` ariyyah dan Mat uridiyyah Bukhara) yang berpendirian bahwa Tuhan dapat memberikan beban kepada manusia di luar bat as kemampuannya.

Berkenaan dengan masalah pengiriman rasul-rasul, Muhammad Quraish Shihab mengat akan, bahwa keniscayaan hadirnya rasul sebagai pembawa kabar gembira dan peringat an unt uk manusia di muka bumi ini.

Tuhan kami! Jangalah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaian Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang t idak sanggup kami memikulnya. Maaf kanlah kami; lindungi kami; dan rahmat ilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka menangkanlah kami at as kaum yang kaf ir. ” (QS. al-Baqarah [ 2] : 286).

Muhammad Quraish Shihab Taf sir al -Mishbãh, vol I, h 621. 327 Muhammad Quraish Shihab Taf sir al -Mishbãh, vol I, h 621.

Demikian penj elasan Muhammad Quraish Shihab ket ika menafsirkan surat al-Nisã' [ 4] : 165. 328 Secara lebih j elas Muhammad Quraish Shihab

mengat akan sebagai berikut : Keniscayaan kehadiran rasul bagi umat manusia. Memang, banyak hal

yang menj adikan keniscayaan it u. Ant ara lain, bahkan t erut ama, adalah karena t abiat manusia sendiri. Manusia adalah makhluk sosial, ia t idak dapat hidup sendiri. Kebut uhan hidupnya hanya dapat t erpenuhi dengan bant uan pihal lain. Tet api dalam saat yang sama manusia memiliki sif at egoisme yang dapat menj adikan lalu lint as kehidupan mereka saling bert abrakan karena bent uran kepent ingan dan at au egoismenya masing-masing. Unt uk menghindari hal t ersebut , Yang Maha Kuasa lagi Maha Menget ahui it u t idak memilki sedikit pun kepent ingan, t idak j uga memiliki sifat egoisme. Dari sini, Allah menet apkan hukum dan t unt unan-Nya. Dia memilih nabi dan rasul unt uk menyampaikan inf ormasi dan t unt unan it u kepada manusia, sambil memerint ahkan unt uk menyampaikan berit a gembira bagi yang t aat mengikut i perint ah-Nya dan peringat an sert a ancaman bagi yang membangkang. Allah menyampaikan hal it u kepada seluruh manusia melalui para nabi dan rasul, agar yang mendapat kan buah kej ahat an yang dilakukannya t idak berdalih bahwa mereka t idak t ahu. Bukankah para nabi dan rarul t elah menyampaikan kepada

mereka? 329

Menurut Muhammad Quraish Shihab, kehadiran para rasul j uga dibut uhkan oleh manusia, karena ket erbat asan akal dan penget ahuannya. Sekian banyak persoalan yang dihadapai t idak dapat dit emukan j awabannya oleh nalar at au pengalaman manusia. Sebagai cont oh, pert anyaan t ent ang kemat ian dan apa yang t erj adi set elah kemat ian. Persoalan ini hanya dapat dij awab oleh Allah swt . , dan ini diinf ormasikannya kepada nabi dan rasul ,

328 Teks ayat : tbq 3t

¯e‡t6B Wx 4 ¨@

xy¥ˇ9 tß˝

YªBur t߲

8p⁄fªm «!$# n?tª ˜¤$¤Z=ˇ9 ˙˚ˇ˛¨ $ VJ ¯3ym #„ ˝ tª “!$# t b %x . ur Rasul-rasul pembawa berit a gembira dan pemberi peringat an agar supaya t idak ada alasan bagi manusia membant ah Allah sesudah Rasul-rasul it u. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi

9$# y

Łt/

Maha Bij aksana. (QS. al-Nisã' [ 4]: 165).

329 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol II, h 666.

unt uk selanj ut nya mereka sampaikan kepada umat manusia. 330 Jadi, dengan kat a lain, pengiriman rasul-rasul adalah keniscayaan dan sangat dibut uhkan

oleh manusia. Di samping it u, hikmahnya All ah mengut us para rasul ant ara lain agar di akhirat nant i orang-orang yang dihisab Allah t idak dapat berdalih at as perbuat an dosa mereka. Sekiranya Allah t idak mengut us para rasul-Nya, di akhirat nant i orang-orang akan memprot es kenapa mereka dihukum di akhirat dan di dunia. Padahal, hukuman yang mereka t erima it u adalah akibat kej ahat an mereka sendiri.

Sej alan dengan it u adalah penafsiran Muhammad Quraish Shihab

t erhadap surat al -Qaéaé [ 28]: 47, 331 yang menyat akan bahwa kehadiran wahyu-wahyu yang menj adi peringat an it u di samping menj adi rahmat j uga

merupakan sat u keniscayaan yang sangat dibut uhkan, karena seandainya mereka sendiri kerj akan – seandainya mereka t idak berdalih dan mengat akan: “ Tuhan kami, mengapa Engkau t idak mengut us seorang rasul kepada kami yang memberi kami t unt unan dan peringat an, sehingga kami dapat mengikut i ayat -ayat -Mu dan j adilah kami t ermasuk orang-orang mukmin” – seandainya t idak demikian dalih mereka – niscaya Kami t idak mengut usmu wahai Nabi Muhammad dan t idak j uga mengut us para rasul sebelummu. Tet api it ulah dalih yang akan mereka ucapkan, karena it u mengut us pemberi peringat an merupakan keniscayaan dan karena it u pula

Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol II, h 667.

331 Teks ayat :

MtB£ s% $yJ˛/

8pt7 ¯` B Ngt6¯`Ł? br& I w q s9 u r

I w q s9 $oY›/ u

(#q 9q )u sø N˝ g ˇ r&

$uZł s9 ˛ ) | M ø= y r& ˙ ˝ —¨ tߡZˇBsJł9$# ˘ˇB cq 3tRur y 7 ˇ G» t #u Dan seandainya mereka ket ika mereka dit impa musibah disebabkan apa yang mereka kerj akan: “ Tuhan kami, mengapa Engkau t idka mengut us seorang rasul kepada kami

y ˛ 7 fi K u Z sø Z wq

sehingga kami mengikut i ayat -ayat -Muhammad dan j adilah kami t ermasuk orang-orang mukmin. (QS. al-Qaéaé [ 28]: 47).

Kami mengut usmu sehingga t idak ada lagi dalih yang dapat mereka aj ukan. 332

Dari uraia-uraian di at as menunj ukkan, bahwa pengiriman rasul menurut Muhammad Quraish Shihab adalah keniscayaan dan sangat dibut uhkan unt uk memberikan kebaikan dan kemaslahat an manusia. Pandangan Muhammad Quraish Shihab ini sej alan dengan pemikiran kalam rasional yang dianut oleh Mu` t azilah 333 dan Mat uridiyyah Samarkand bahwa pengiriman rasul merupakan kewaj iban Tuhan unt uk memberikan

kemaslahat an bagi manusia. Berikut ini dikemukakan pula pandangan Muhammad Quraish Shihab

mengenai masalah j anj i dan ancaman ( al -wa` d wa al -wa` îd). Bagaimana pandangan Muhammad Quraish Shihab t ent ang hal ini? Sepert i pada pembahasan mengenai keadilan Tuhan, dalam pandangan Muhammad Quraish Shihab, Tuhan mempunyai j anj i-j anj i yang mest i Ia t epat i. Allah sekali-kali t idak akan menyalahi j anj i-Nya. Janj i-Nya past i t erlaksana pada wakt u yang Dia kehendaki, cepat at au lambat , sesuai dengan kebij aksanaan-Nya. Demikian penj elasan Muhammad Quraish Shihab ket ika

menafsirkan surat al-Èaj j [ 22] : 47-48. 334 Pada bagian lain dari t afsirnya,

332 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol X, h 360. 333 Meskipun golongan Mu` t azilah berpendapat bahwa akal dapat menget ahui

kewaj iban-kewaj iban kepada Tuhan, namun pengiriman para rasul menurut mereka adalah waj ib.

334 Teks ayat : ‘ s9 u r >#x yŁł9$$˛/

y7tRqŁ= f ŁtG¡o ur y Yˇª $•Bqt

ªur “!$# y#˛=ł ˙ ˝ —¨ cr

c˛)ur 4 …ny

ª Ł s? $£JˇiB 7puZy #ł9r(x. y7˛n/ u

s% ‘ˇiB ß i r( 2ur ¥ n<˛)ur $pkŁEı s{ r & ¢ OŁ O pyJˇ9$s ˙˝ ¨ ¯`yJł9$# Dan mereka memint a kepadamu agar disegerakan azab, padahal Allah sekali-kali t idak akan menyalahi j anj i-Nya, dan sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu sepert i seribu t ahun menurut perhit ungan kamu. Dan berapa banyak kot a yang Aku t angguhkan kepadanya,

fur $olm; Mł n=łBr& >pt

Muhammad Quraish Shihab j uga mengat akan bahwa j anj i Allah adalah benar, j anj i Allah dengan sebenar-benarnya past i akan t erlaksana. Allah

t idak akan pernah memungkiri j anj i-Nya. 335 Demikian penaf siran Muhammad Quraish Shihab t erhadap surat al-Zumar [ 39] : 20. 336

Tuhan t idak akan memungkiri j anj i-j anj i yang t elah dibuat -Nya, demikian kat a Muhammad Quraish Shihab ket ika menaf sirkan surat al-Èaj j [ 22] : 47-48 dan surat al-Zumar [ 39] : 20. Sepert i j anj i-Nya akan memasukkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga, dan memasukkan orang-orang kafir dan durhaka ke dalam neraka. Dan j anj i Tuhan t ersebut mest i t erlaksana. Karena bila Tuhan memungkiri j anj i-j anj i t ersebut , it u berart i Tuhan bisa dikat akan berlaku zalim. Dengan demikian akan dikat akan Ia bersifat t idak adil. Sifat t idak menepat i j anj i dan t idak menj alankan ancaman it u bert ent angn dengan kemaslahat an manusia. It ulah sebabnya menepat i j anj i dan melaksanakan ancaman menj adi kewaj iban Tuhan.

Pandangan Muhammad Quraish Shihab yang mengat akan bahwa Tuhan t idak akan memungkiri j anj i-j anj i-Nya, secara implisit mengandung pengert ian bahwa Tuhan waj ib menepat i j anj i dan melaksanakan ancaman- Nya, sebagaimana yang Dia j anj ikan dalam al-Qur` an. Karena j ika Tuhan t idak mempunyai kewaj iban menepat i j anj i dan ancaman t ersebut , berart i Tuhan boleh melakukan kesewenang-wenangan. Dan ini bert ent angan dengan sifat keadilan Tuhan, kebij aksanaan yang berorient asi kepada kebaikan dan kemaslahat an manusia.

padahal ia berbuat zalim, kemudian Aku menyiksanya, dan hanya kepada-Ku-lah kembali (segala sesuat u). (QS. al-Èaj j [ 22] : 47-48)

335 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al -Mishbãh, vol XII, h 208. 336 Teks ayat :

w ( «!$# y ªur ˙¸ ¨ Janj i Allah, Allah t idak akan memungkiri j anj i. (QS. al-Zumar [ 39]: 20).

y $yŁ ˇJł9$# “!$# #˛=ł

Sebagaimana t elah disinggung sebelumnya, pandangan yang mengat akan bahwa Tuhan t idak akan memungkiri j anj i – karena bila Tuhan memungkiri j anj i, berart i Tuhan bisa dikat akan zalim – erat kait annya dengan paham Tuhan mempunyai kewaj iban unt uk memenuhi j anj i dan ancaman-Nya. Dalam pemikiran kalam rasional, Tuhan dikat akan akan bersif at t idak adil, bila Dia t idak menepat i j anj i dan t idak menj alankan ancaman. Di samping it u, keadaan t idak menepat i j anj i dan t idak menj alankan ancaman, bert ent angan dengan kemaslahat an dan kebaikan manusia. It ulah sebabnya, menepat i j anj i dan melaksanakan ancaman

menj adi kewaj iban Tuhan. Dari uraian di at as, dapat dipahami bahwa Muhammad Quraish Shihab berpendapat bahwa Tuhan berkewaj iban unt uk memenuhi j anj i dan melaksanakan ancaman-Nya, sebagai yang Dia j anj ikan dalam al-Qur` an. Sebab, bila Tuhan t idak mempunyai kewaj iban menepat i j anj i dan ancaman t ersebut , berart i Tuhan boleh melakukan kesewenang-wenangan. Dan ini j elas bert ent angan dengan sif at keadilan Tuhan sert a kebaikan dan kemaslahat an manusia.