Dan supaya engkau diasuh di bawah pengawasan-Ku. (Q. S. Ëãhã [ 20]: 39) 41 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 8, h. 297-298.
40 Dan supaya engkau diasuh di bawah pengawasan-Ku. (Q. S. Ëãhã [ 20]: 39) 41 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 8, h. 297-298.
menafsirkan kat a mat a Allah di surat Ëãhã [20]: 39 dengan pengawasan-Nya. Ket iga, berkenaan dengan t angan Allah. Sepert i surat al-Mãidah [5]:
64, al-Fat è [ 48] : 10, Éãd [ 38] : 75. Menurut Muhammad Quraish Shihab dalam penj elasannya t erhadap surat al-Mãidah [ 5] : 64: 42
q ku ł9$# ˇ M s9 $ s%u r N˝ k
«!$# t
4 ’ s! q Ł = ł tB @t / ¢ (#q 9 $ s% $o ˇ3 (#qªYˇŁ 9ur ,ˇ
r& Mfl=
Yª ¨ b $ t Gs q ¡ 6t B n#y t
!$t–o y#ł x.
Berkenaan dengan firman Allah di surat al -Mãidah [ 5] : 64 di at as,
Muhammad Quraish Shihab menj elaskan bahwa ayat ini menguraikan keburukan keyakinan mereka t erhadap Allah swt . , at au set elah mereka dikecam karena t idak melarang mengucapkan kebohongan, ayat ini menunj ukkan bahwa j angankan melarang orang lain, mereka bahkan t idak
j emu melakukannya. 43
Dan orang-orang Yahudi berkat a, yakni salah seorang di ant ara mereka – yait u Finhãé Ibn ` Äzürã` kepada t eman-t eman mereka orang Yahudi, dan t eman-t eman mereka it u menyet uj ui. Ia berkat a, set elah selalu merugi semenj ak ia memusuhi Nabi Muhammad saw. , “ Tangan Al l ah
t erbel enggu sehingga t idak lagi memperluas rezeki kit a” . 44 Sebenarnya t angan merekal ah yang dibel enggu yakni merekalah orang-orang yang kikir,
dan merekal ah yang dil aknat yakni dij auhkan dari rahmat Allah disebabkan apa yang t el ah mereka kat akan it u. Tidak demikian! Tangan Allah t idaklah t erbelenggu, t et api kedua t angan Al l ah t erbuka; yakni Dia Maha Pemurah. Dia menaf kahkan sebagaimana Di a kehendaki, dan sesuai hikmah
42 Dan Orang-orang Yahudi berkat a: "Tangan Allah t erbelenggu". Tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang t elah mereka kat akan
it u. (Tidak demikian), t et api kedua t angan Allah t erbuka; Dia menaf kahkan sebagaimana Dia kehendaki. (Mãidah [ 5]: 64)
Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 3, h. 145. 44 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh , vol. 3, h. 145.
kebij aksaan-Nya. 45 Ucapan orang-orang Yahudi di at as, boleh j adi j uga menanggapi
keadaan sement ara kaum muslimin yang ket ika it u serba kekurangan at au menanggapi f irman Allah (QS. al-Èadîd [ 57] : 11): 46
ˇ %' ! $ # #s ˘¤B
ª sø $YZ|¡ym $•˚ s% : ﺪﺪﺤﻟا )
…mx ˇŁ»
O x. _r& …ª & s! u r … m s9 ( 11
Kat a ( ﺪ ) yad / t angan dalam firman-Nya: ( ﺔﻟﻮﻠﻐﻣ ﷲا ﺪ ) yad Al l ah
maghl ül ah / Tangan Al l ah t erbel enggu, t idak must ahil dipahami oleh orang- orang Yahudi dalam art i hakiki, karena t idak j arang mereka melukiskan Tuhan dalam bent uk manusia bahkan t idak j arang mereka menyif at inya
dengan sifat -sifat manusia yang kuat . 47
Selanj ut nya Muhammad Quraish Shihab menj elaskan bahwa: Para ulama berbeda pendapat t ent ang makna kat a-kat a yang
mengesankan keserupaan Allah dengan makhluk, sepert i kat a t angan Al l ah, dalam ayat ini. Ada yang diam t idak menj elaskannya sambil berkat a, “ Hanya Allah Yang Maha Menget ahui art inya” , ada j uga yang berusaha menj elaskannya dengan berkat a “ Memang Allah mempunyai t angan, t et api t idak serupa dengan t angan makhluk” . Ada lagi yang memahami kat a t angan dalam perngert ian maj azi yang sesuai dengan kont eks pembicaraan. Dalam hal ini, sekali ia bermakna anugerah, di kali lain bermakna kekuasaan dan qudr ah, dan di kali ket iga bermakna keraj aan. Dalam kont eks ayat di at as mereka memahami kat a t angan dalam art i anugerah-Nya. Bet apapun perbedaan it u, namun semua sepakat bahwa t angan dimaksud bukanlah t angan yang serupa dengan t angan makhluk, karena t iada sesuat u pun – walau dalam imaj inasi – yang serupa dengan All ah bahkan yang serupa
dengan serupa-Nya pun t ak ada ( 48 l aisa ka miêl ihi syai` ).
45 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh , vol. 3, h. 145. 46 Siapakah yang mau meminj amkan kepada Allah pinj aman yang baik, maka Allah
akan melipat gandakan (balasan) pinj aman it u unt uknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak. (QS. al-Èadîd [ 57] : 11)
Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 3, h. 146. 48 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 3, h. 147.
Firman-Nya ( ﻢﺪأ ﺖﻠﻠﻏ ) ghul l at aidîhim / t angan mereka yang
dibel enggu. Ada j uga yang memahaminya sebagai perint ah kepada kaum muslimin unt uk mendoakan agar t angan mereka t erbelenggu, dan bukan sebagai informasi dari Allah bahwa sesungguhnya orang-orang Yahudilah
yang sangat kikir. 49 Lebih lanj ut penj elasan Muhammad Quraish Shihab t erhadap ayat t ersebut dia mengat akan, bahwa j ika ia dipahami sebagai doa,
maka kat a yang harus disisipkan adalah berdol ah bukan sesungguhnya. Dengan demikian, ayat t ersebut bagaikan menyat akan: Berdoal ah semoga
50 t angan mereka dibel enggu Al l ah dan dil aknat at as ucapan mereka it u.
Set elah mengemukakan berbagai penaf siran di at as, Muhammad Quraish Shihab menegaskan bahwa penggunaan kat a kedua t angan-Nya dalam ayat ini unt uk menunj ukkan bet apa luas anugerah dan kekuasaan-Nya. Karena sat u t angan saj a t elah menunj ukkan keluasannya apalagi j ika
keduanya. 51
52 Dalam penj elasannya t erhadapa surat al -Fat è [ 48] : 10:
œ ˇ %' ! $ # ¤b˛) t
y7tRqªŁ˛ $ t 6ª
'!$# cqªŁ˛ $t7ª
$yJflR˛)
( 10 : ﺢﺘﻔﻟا ) N˝ k
r& s-
q sø «!$#
Muhammad Quraish Shihab memberikan penj elasan, bahwa ayat di at as menguraikan sikap t erpuj i dari sekelompok manusia yakni sahabat - sahabat Nabi yang mendukung beliau dan berj anj i set ia membela beliau
sampai t it ik darah penghabisan. 53 Ayat di at as menyat akan: Sesungguhnya or ang-orang yang berj anj i
set ia kepadamu yakni j anj i set ia unt uk membela risalah yang engkau
49 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 3, h. 147. 50 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 3, h. 147. 51 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 3, h. 147.
52 Sesungguhnya orang-orang yang berj anj i set ia kepadamu sebenarnya mereka
berj anj i set ia kepada Allah. Tangan Allah di at as t angan mereka. ( QS. al-Fat è [ 48] : 10)
53 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 13, h. 186.
sampaikan – baik ket ika Bai` at al-Riçwãn – sebenarnya mereka berj anj i set ia kepada Al l ah karena seluruh kegiat anmu – baik ucapan maupun
perbuat an adalah berdasar perint ah Allah dan demi karena-Nya. 54 Oleh karena it ulah, lanj ut Muhammad Quraish Shihab, karena biasanya yang
melakukan j anj i set ia at au persepakat an melakukannya dengan berj abat t angan, maka ayat di at as melanj ut kan bahwa: “ Tangan” Al l ah yakni kekuasaan, kekuat an dan anugerah-Nya di at as t angan mereka, Dia yang
akan menyert ai dan membant u yang berj anj i it u. 55 Penggunaan kat a ( قﻮﻓ ) f auq / di at as padahal dalam berj abat t angan
kedua belah pihak sej aj ar t angan mereka, penggunaan kat a it u unt uk mengisyarat kan ket inggian dan kemuliaan All ah yang menerima bai` at kaum muslimin, sekaligus unt uk mengisyarat kan bahwa t angan Tuhan yang dimaksud bukanlah t angan yang serupa dengan t angan makhluk. 56
Selanj ut nya dalam penj elasannya t erhadap surat Éãd [ 38] : 75: 57
y7yŁuZtB $tB §˛=/ ˛*fl»t t A$ s%
Mł)n=yz $yJˇ9 y
f ¡n@ br& ( 75 : ص ) £ y u ˛/
Muhammad Quraish Shihab menj elaskan bahwa ayat di at as menguraikan kecaman Allah kepada keengganan iblis unt uk suj ud kepada Adam as. Ayat di at as menyat akan bahwa Al l ah berf irman: “ Hai ibl is, apakah yang menghal angimu suj ud kepada yang t el ah Ku-cipt akan dengan
kedua t angan-Ku. 58
Ket ika menaf sirkan kalimat ( ّي ﺪ ﺑ ﺖﻘﻠﺧ ) khal aqt u bi yadayya / Ku- cipt akan dengan kedua t angan-Ku, Muhammad Quraish Shihab t elah mengut ip penaf siran dari berbagai pihak, ant ara lain ada yang mengambil
54 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 13, h. 186. 55 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 13, h. 186. 56 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 13, h. 187. 57 Allah berf irman: "Hai iblis, apakah yang menghalangimu suj ud kepada yang t elah
Ku-cipt akan dengan kedua t angan-Ku. ( QS. Éãd [ 38] : 75)
58 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 12, h. 169.
j alan pint as, lant as berkat a bahwa ada sif at khusus yang disandang Allah dengan nama it u sambil menegaskan bahwa Allah Maha Suci dari segala sif at kebendaan/ j asmani dan keserupaan dengan mahlukh. 59 Lebih lanj ut Muhammad Quraish Shihab mengat akan, ada j uga yang memahami kat a t angan dalam art i kekuasaan, dan penggunaan bent uk dual sekadar unt uk menginf ormasikan bet apa besar kekuasaan-Nya it u. Ada lagi yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kedua t angan adalah anugerah duniawi dan ukhrawi yang dilimpahkan-Nya kepada manusia, at au sebagai isyarat t ent ang kej adian manusia dari dua unsur ut ama yakni debu t anah
j uga ruh Ilahi. 60 Set elah menuangkan int erpret asinya pada ayat di at as, Muhammad
Quraish Shihab kemudian menegaskan bahwa pendapat yang lebih memuaskan adalah memahami kat a t ersebut sebagai isyarat t ent ang bet apa
manusia memperol eh penanganan khusus dan penghormat an dari sisi Al l ah swt . Dari sini pula sehingga ayat ini t idak menggunakan bent uk t unggal
unt uk kat a 61 t angan t et api bent uk dual yakni yudayya / kedua t angan-Ku. Dari penj elasan Muhammad Quraish Shihab t ersebut dapat diket ahui
bahwa ia t idak memahami kat a t angan Allah menurut art i harf iahnya sepert i yang dilakukan oleh Asy'ariyyah. Tet api ia t elah menaf sirkan kat a t angan Allah di t iga ayat di at as dengan penaf siran yang senada dengan penaf siran Mu` t azilah, Mat uridiyyah Samarkand dan Mat uridiyyah Bukhara, yang memahami nas-nas ant ropomorfisme t idak menurut art i harf iahnya, t et api menurut art i maj azi (met aforis). Misalnya, Muhammad Quraish Shihab t elah menafsirkan kat a kedua t angan-Nya di surat al-Mãidah [ 5]: 64 unt uk menunj ukkan bet apa luasnya anugerah dan kekuasaan-Nya. Selanj ut nya, Muhammad Quraish Shihab t elah menaf sirkan t angan Allah di surat al-Fat è
59 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh vol. 12, h. 170. 60 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 12, h. 170. 61 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 12, h. 170.
[ 48] : 10 dengan kekuasaan, kekuat an dan anugerah-Nya. Begit u j uga, Muhammad Quraish Shihab t elah menafsirkan kedua t angan-Ku di surat al- Qaéaé [ 28] : 88 sebagai isyarat t ent ang bet apa manusia memperoleh penanganan khusus dan penghormat an dari sisi Allah swt .
Keempat , berkenaan dengan pernyat aan All ah ada di langit dan di bumi. Dalam surat al-An` ãm [ 6]: 3 62 dij elaskan:
ˇ N” u q » y J ¡ ¡ 9 $ # ˛ß “!$# uqŁdur N.§¯
ª Nn = Łt
F{$# ˛ ßu r $tB ª Nn = Łt ur N.t
gy_ur ( 3 : م ﺎﻌﻧﻻا ) tbq 7 ¯ ¡ ı 3 s?
Muhammad Quraish Shihab mengat akan bahwa melalui ayat ini, dij elaskan penget ahuan Allah yang menyeluruh, dan yang at as dasarnya Allah akan memberi sanksi dan ganj aran t erhadap amal-amal manusia, yang
lahir maupun yang bat in. 63 Lebih lanj ut penj elasan Muhammad Quraish Shihab t erhadap ayat t ersebut dia j elaskan dengan mengat akan bahwa t elah
menj adi kebiasaan al-Qur` an membukt ikan keniscayaan hari Kemudian dengan menyebut dua sif at Allah swt . secara t egas at au samar, yait u
kekuasaan dan cakupan penget ahuan-Nya. 64 Ayat ini dan sebelumnya merupakan salah sat u cont oh hal t ersebut .
Karena it u, dalam kont eks pembukt ian keniscayaan hari Kemudian. Dalam ayat ini dij elaskan-Nya kekuasaan dan cakupan penget ahuan-Nya. Kedua sifat it ulah yang hampir selalu membarengi uraian t ent ang hari Kebangkit an, karena alasan ut ama penol akannya oleh kaum musyrikin adalah keraguan mereka t ent ang kekuasaan dan qudrat Allah. Apakah Dia memisahkan ant ara badan si A yang t elah bercampur dengan t anah bahkan
62 Dan Dialah Allah di langit dan di bumi; Dia menget ahui rahasia Kamu dan lahir Kamu dan menget ahui (pula) apa yang Kamu usahakan. (QS. al-An` ãm [ 6]: 3)
Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 4, h. 14. 64 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 4, h. 14.
dengan badan si B? kalaupun Dia kuasa, maka apakah Dia menget ahui sehingga dapat memilah lalu memisahkannya? 65
Ayat ini menegaskan bahwa, dan Dial ah yang puj ian hanya t ert uj u kepada-Nya, Al l ah yang disembah sert a berkuasa, baik di l angit maupun di bumi; Dia menget ahui rahasia kamu sej ak kamu lahir hingga meninggal dunia, dan menget ahui j uga l ahir kamu, yakni yang t idak kamu rahasiakan, dalam t ingkat penget ahuan yang sama. Bukannya yang nyat a lebih j elas bagi-Nya dari rahasia, dan di samping it u Dia menget ahui (pul a) apa yang sedang dan akan kamu usahakan. 66
Ayat ini merupakan pengant ar unt uk pembukt ian keniscayaan hari Kemudian, bahkan ia dapat j uga menj adi pengant ar bagi keseluruhan t unt unan agama, baik duniawi maupun ukhrawi. Allah swt . yang menget ahui keadaan manusia, yang nyat a dan rahasia, menget ahui pula bisikan dan
keadaan j iwanya. 67 Kalau demikian, t ent ulah Dia memberi bimbingan kepada mereka, ant ara lain dengan mengut us para nabi, dan sangat waj ar pula Dia memberi balasan dan ganj aran di dunia dan di akhirat , karena Dia menget ahui pula amal-amal mereka yang rahasia dan nyat a, yang lalu dan yang akan dat ang, yang baik dan yang buruk, sert a menget ahui pula kondisi kej iwaan masing-masing.
Sesungguhnya keberadaan alam raya ini dengan sist emnya yang demikian harmonis, serasi, dan mapan, membukt ikan melalui f it rah, naluri, dan akal manusia bahwa di balik wuj ud yang demikian it u past i ada
Pencipt a Yang Maha Esa lagi Pengat ur Yang Maha Menget ahui lagi Kuasa. 68 Dari penj elasan t ersebut , dapat diket ahui bahwa Muhammad Quraish
Shihab t elah menafsirkan pernyat aan Allah ada di langit dan di bumi pada
65 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 4, h. 15. 66 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 4, h. 15. 67 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 4, h. 15. 68 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 4, h. 16.
ayat di at as dengan art i maj azi (met aforis), yait u dengan kekuasaan dan cakupan penget ahuan-Nya.
Kel ima, berkenaan dengan Allah di at as hamba-hamba-Nya. Dalam surat al-An` ãm [ 6] : 61 69 dit erangkan:
s- q sø ª ˇ d $ s) ł 9 $ # uqŁdur ( 61 : م ﺎﻌﻧﻻا ) ˝nˇ
$ t 6ˇ ª
Menurut Muhammad Quraish Shihab ayat ini menj elaskan bahwa kekuasaan Allah yang t idak t erbendung dalam menj inakkan, menundukkan dan mencegah siapa dan apa pun guna mencapai t uj uan-Nya. Tidur yang
ant ara lain dibicarakan oleh ayat yang lalu, merupakan salah sat u bukt i kemahakuasaan Allah yang diuraikan ayat ini, yakni Dan hanya Dial ah (al -
Qãhir) Penguasa di at as semua hamba-hamba-Nya, yang menundukkan, menj inakkan sert a mengalahkan mereka, guna mencapai t uj uan yang
dirancang-Nya. 70
71 Ket erangan yang serupa dapat pula dij umpai surat al-An` ãm [ 6] : 18 menyat akan:
s- q sø ª ˇ d $ s) ł 9 $ # uqŁdur ªL ¯3ptł:$# uqŁdur 4 ˝nˇ
$ t 6ˇ ª ( 18 : م ﺎﻌﻧﻻا ) ˛7sł:$#
Ket ika menj elaskan ayat di at as, Muhammad Quraish Shihab menyat akan bahwa, Dan Dial ah Penguasa at as semua hamba-hamba-Nya. Semua kehendak-Nya berlaku, sedang kehendak hamba-hamba-Nya yang
t idak sej alan dengan kehendak-Nya t idak mungkin t erlaksana. 72 Kendat i demikian, lanj ut Muhammad Quraish Shihab, apa yang dilakukan-Nya
bukanlah kesewenang-wenangan, t et api t indakan yang penuh dengan hikmah kebij aksanaan, karena Dial ah Yang Maha Bij aksana, sehingga apa
69 Dan Dialah Penguasa di at as semua hamba-hamba-Nya. (al-An` ãm [ 6]: 61).
Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 4, h. 135. 71 Dan Dialah Penguasa at as semua hamba-hamba-Nya. Dan DialahYang Maha
Bij aksana lagi Maha Menget ahui. (QS. al-An` ãm [ 6] : 18)
72 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 4, h. 41.
pun kehendak-Nya selalu mendat angkan manf aat at au menampik mudharat , dan semua it u berdasar penget ahuan-Nya yang menyeluruh karena Dia Maha
Menget ahui. 73 Sebenarnya kat a ( ﺮªﺎﻘﻟا ) al -Qãhir t idak sepenuhnya t epat diart ikan
Penguasa, sepert i t erj emahan di at as. Ket erbat asan bahasa Indonesia at au pengalih bahasa mengant ar kit a unt uk menerj emahkan demikian, padahal maknanya t idak sepenuhnya demikian. Kat a ini t erambil dari kat a ( ﺮﻗ ) qahara, yang dari segi bahasa berart i menj inakkan, menundukkan unt uk mencapai t uj uannya, at au mencegah l awan mencapai t uj uannya sert a
merendahkannya. 74 Allah swt . sebagai al -Qãhir adalah Dia yang membungkam orang kafir
dengan kej elasan t anda-t anda kebesaran-Nya, menekuk lut ut para pembangkang dengan kekuasan-Nya, menj inakkan hat i para pecint a-Nya
sehingga bergembira menant i di depan pint u rahmat -Nya, menundukkan panas dengan dingin, mengalahkan besi dengan api, memadamkan api dengan air, menghilangkan gelap dengan t erang; menj erit kan manusia akibat kelaparan, t idak memberdayakannya dengan t idur dan kant uk, memberinya yang t idak ia inginkan dan menghalanginya dari apa yang ia
dambakan. 75 Allah swt . bersifat Qãhir t erhadap seluruh makhluk; bukankah alam
raya dit undukkan-Nya? Langit dan bumi t idak diberinya kesempat an memilih. Dat angl ah kamu berdua, suka at au t idak! (QS. Fuééilat [41]: 11), 76 demikian f irman-Nya kepada langit
dan bumi sebelum proses pencipt aannya. 77
73 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 4, h. 41-42. 74 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 4, h. 42. 75 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh , vol. 4, h. 42. 76 Allah swt . berf irman dalam QS. Fuééilat [ 41] : 11.
rr& %• qs $u ˇKł $# 77 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 4, h. 42.
( 11 : ﺖﻠﺼﻓ ) $\d
x.
Namun demikian, ayat di at as menekankan bahwa sif at Allah ini dit uj ukan kepada ( هد ﺎﺒﻋ ) ` ibãdihi / hamba-hamba-Nya. Kat a ( د ﺎﺒﻋ ) ` ibãd yang merupakan bent uk j amak dari kat a ( ﺪﺒﻋ ) ` abd / hamba t idak
digunakan kecuali kepada makhluk hidup dan memiliki kehendak. 78 Ini waj ar karena – dalam logika manusia – menundukkan yang t idak berkehendak lebih
mudah daripada menundukkan yang berkehendak, walaupun di sisi Allah t idak ada kat a “ lebih mudah” at au “ lebih sulit ” . Dan bila semua yang berkehendak t elah mampu dit undukkan, maka past i yang t idak berkehendak demikian pula adanya.
Unt uk mencapai t uj uan yang èaq it ulah Al lah swt . bersif at , yakni menj inakkan, menakl ukkan, dan memaksakan. Allah swt . menundukkan dan mengendalikan hamba-hamba-Nya, yakni makhluk-makhluk-Nya yang memiliki kehendak walau pada saat yang sama Yang Maha Kuasa it u memberi mereka kebebasan dalam bat as-bat as t ert ent u. Kebebasan t ersebut t idak mungkin membelokkan t uj uan pencipt aan, karena it u mereka semua harus berada di bawah kendali penundukan-Nya. Kalau ada t indakan salah sat u di ant ara mereka yang hampir membelokkan t uj uan pencipt aan,
maka past i Allah akan 79 t urun t angan mencegahnya. Lebih lanj ut Muhammad Quraish Shihab menj elaskan, perhat ikanlah, bagaimana manusia berupaya
membasmi nyamuk dengan berbagai cara, ant ara lain dengan mencipt akan obat -obat nyamuk, namun beberapa langkah sebelum manusia sampai kepada t ahap pemunahannya secara t ot al, pemunahan yang dapat mengganggu t uj uan pencipt aan at au merusak ekosist em, Allah mencipt akan nyamuk-nyamuk baru yang kebal t erhadap “ obat -obat nyamuk” . Kalaupun manusia membuat lagi obat -obat baru menggant ikan yang lama, Allah
78 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 4, h. 42. 79 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 4, h. 43.
kembali memberi kekebalan kepada nyamuk-nyamuk baru yang lain agar t erus mampu berkembang biak. 80
Penut up ayat di at as, Dia Maha Bij aksana l agi Maha Menget ahui, unt uk mengisyarat kan bahwa semua ket et apan-Nya selalu berakibat baik demi mencapai t uj uan walau oleh yang dit impa t erlihat at au t erasa bahwa kebij akan it u buruk baginya secara pribadi, dan Dia Maha Menget ahui kadar yang t epat dari penundukkannya dan orang yang waj ar menerimanya. 81
Dari penj elasan t ersebut , dapat diket ahui bahwa Muhammad Quraish Shihab t elah menafsirkan pernyat aan keberadaan Al l ah di at as hamba-
hamba-Nya pada ayat di at as dengan art i maj ãzi (met aforis), kekuasaan Allah di at as semua hamba-hamba-Nya, yakni kekuasaan Allah yang t idak t erbendung dalam menj inakkan, menundukkan dan mencegah siapa dan apa pun guna mencapai t uj uan-Nya.
Keenam, berkenaan dengan kedat angan Allah, diant aranya t erdapat pada Surat al-Faj r [ 89] : 22 dan al-Baqarah [ 2] : 210. Menurut Muhammad
Quraish Shihab dalam penj elasannya t erhadap surat al-Faj r [89]: 22: 82
7n=yJł9$#ur y7 / u
u ! %y ‘ u r
( 22 : ﺮﺠﻔﻟا ) $y
|„ $y |„
bahwa dan dat angl ah Tuhan-Mu – wahai nabi Muhammad at au wahai manusia- dalam bent uk yang sesuai dengan keagungan dan kesucian-Nya at au hadirlah ket et apan-Nya, sert a nampaklah dengan j elas kuasa dan keagungan-Nya; sedang mal aikat berbaris-baris sesuai dengan kedudukan
dan t ugas-t ugasnya. 83
84 Dalam penj elasannya t erhadap surat al-Baqarah [ 2] : 210:
80 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 4, h. 43. 81 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 4, h. 43.
82 Dan dat anglah Tuhanmu; sedang malaikat berbaris-baris. (al-Faj r [ 89]: 22). 83 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 15, h. 254. 84 Tiada yang mereka nant i-nant ikan melainkan dat angnya Allah. (al-Baqarah [ 2]:
ªNgu ˇ ? ø’ t
br& Hw˛ ) tbrª
Yt @y d ( 210 : ة ﺮﻘﺒﻟا ) “!$#
Dalam menafsirkan ayat di at as Muhammad Quraish Shihab menyat akan bahwa makna kedat angan Allah yang diungkap oleh ayat ini hanya Allah yang t ahu. Kit a t idak dapat menget ahui karena kit a t idak dapat
membayangkan bagaimana Allah. 85 Oleh sebab it u, lanj ut Muhammad Quraish Shihab, seluruh imaj inasi t ent ang diri-Nya, past i, Yang Maha Kuasa
it u t idak demikian, ( ﺊﺷ ﻠﺜﻤﻛ ﺲﻟ ) l aisa kamiêl ihî syai` un / t idak ada
sesuat u yang sepert i-Nya. Demikian j awaban ulama-ulama yang hidup abad
II Hij riah. Ulama lain memahami kedat angan Allah oleh ayat ini adalah kedat angan siksa-Nya. 86
Dari beberapa penj elasan di at as dapat diket ahui bahwa dalam masalah kedat angan Allah kepada hamba-hamba-Nya, Muhammad Quraish Shihab memberikan dua bent uk penafsiran, sat u sisi memberikan penaf siran secara lit eral dan di sisi yang lain memberikan penafsiran secara met af oris. Tampaknya lebih cenderung unt uk t idak menakwilkannya, namun ia j uga t idak mau t erj ebak kepada t asybîh (penyerupaan Tuhan dengan makhluk). Pendapat -pendapat ulama yang dikut ip Muhammad Quraish Shihab di at as merupakan dasar pendiriannya it u. Kedat angan Allah it u adalah yang layak dan sesuai dengan kebesaran-Nya dan t idak dapat kit a deskripsikan bagaimana caranya.
Ket uj uh, berkenaan dengan Allah bersemayam di at as arasy, di ant aranya t erdapat pada surat al-A` rãf [ 7] : 54, Ëãhã [ 20] : 5. Muhammad
Quraish Shihab dalam penj elasannya t erhadap surat al-A` rãf [ 7] : 54: 87
t,n=y{ ˇ %' ! $ # “!$# ªN3›/ u c˛)
˛ß u
F{$#ur ˇ N” u q » y J ¡ ¡ 9 $ #
85 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 1, h. 451. 86 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh, vol. 1, h. 451. 87 Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang t elah mencipt akan langit dan bumi
dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di at as ` Arsy. (al-A` rãf [ 7] : 54) dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di at as ` Arsy. (al-A` rãf [ 7] : 54)
Ket ika menj elaskan ayat di at as, Muhammad Quraish Shihab t elah mengut ip penafsiran dari berbagai pihak, ant ara lain dari Thabãt habã` i yang menyat akan bahwa Allah yang duduk di kursi / ` Arsy yang t ert inggi it u keadaan dan pengat uran-Nya t erhadap alam raya. Berbeda dengan makhluk penguasa, misalnya manusia dalam kehidupan bermasyarakat . Manusia yang duduk di at as kursi t idak menget ahui dan t idak j uga mengat ur secara rinci apa yang dikuasai oleh pemilik kursi yang berada di bawahnya. Adapun Allah swt ., maka Dia menget ahui dan mengat ur secara rinci apa yang ada di bawah kekuasaan dan pengat uran pemilik kursi-kursi yang di bawahnya. Nah, inilah yang dimaksud dengan Dia bersemayam di at as ` Arsy. Dia yang
mencipt akan dan Dia pula yang mengat ur segala sesuat u. 88
89 Ket erangan yang serupa dapat pula dij umpai di surat Ëãhã [ 20]: 5
˜‚ yŁł9$# n?tª ‘»oHq§9$# ( 5 : ﻃ ) 3 uqtG
Ket ika menafsirkan ayat t ersebut , Muhammad Quraish Shihab menj elaskan bahwa:
al -Raèmãn Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam, yakni berkuasa penuh di at as ` Arsy, yakni pada seluruh keraj aan-Nya. Milik-Nya sendiri dan dalam wewenang sert a pengat uran-Nya t anpa campur t angan siapa pun. 90
Dari penj elasan Muhammad Quraish Shihab di at as, dapat diket ahui bahwa ia t elah menakwilkan at au menafsirkan Al l ah bersemayam di at as ` arasy pada ayat di at as dengan art i maj azi, yait u berkuasa pernuh di at as ` arsy, yakni pada seluruh keraj aan-Nya. Sebagaimana yang t elah dit empuh oleh Mu` t azilah, Mat uridiyyah Samarkand dan Mat uridiyyah Bukhara, t idak mengart ikannya secara harf iah sebagaimana adanya t et api menakwilkannya
88 Muhammad Quraish Shihab, Taf sir al-Mishbãh , vol. 5, h. 121.