Rodi di onderneming

l. Rodi di onderneming

Ondernem ing boleh m enuntut kepada penduduk untuk bekerja di perkebunan sebagai kewajiban rodi (tidak dengan bayaran), sesuai dengan peraturan tentang rodi (heerendien- stregeling ) 25 April 190 2, yaitu: (1) kerigan (pengerahan tenaga), (2) gugur gunung, (3) penjagaan untuk menjaga onderneming.

Penghasilan Lurah Desa dengan pembantu-pembantunya di J awa bermacam-macam yang dipungut dari Rakyat. Prak- t ikn ya p u n b er m a ca m -m a ca m d a n b er b ed a -b ed a . Un t u k kepentingan pekerjaan dan kebutuhan hidupnya sendiri Lurah Desa boleh menarik macam-macam pungutan, hal ini tersebut dalam In l. Gem een te Ordon n an tie. Berbagai m acam pen g- hasilan Lurah yang didapat dari penduduk dan hal itu berarti menjadi beban rakyat, dapat diuraikan seperti di bawah ini: (1) dari perceraian dan perkawinan dalam satu desa, Lurah

menerima ƒ 0 ,10 sampai ƒ 2, masing-masing menurut da- erah n ya; kalau pen gan tin berdan dan di rum ah Lurah mendapat tambahan ƒ 0 ,50 ;

(2) dari laki-laki yang kawin dengan perempuan dari lain desa dan mengikuti istrinya menerima ƒ 1 sampai ƒ 2,50 , terka- dang berupa seekor ayam jantan dan sehelai tikar (biasa- nya tikar yang baik);

(3) dari pengantin perempuan yang harus mengikuti suami- nya ke lain desa m enerim a ƒ 0 ,75 sam pai ƒ 4, kadang- kadang berupa seekor ayam jantan dengan sebuah kam- pak;

Mochammad Tauchid (4) dari orang yang meminang menerima ƒ 0 ,25;

(5) dari rujuk menerima ƒ 0 ,10 sampai ƒ 0 ,50 ; (6) dari urusan warisan karena perceraian menerima sampai

10 % dari harga barang warisan itu, ada yang ditentukan antara ƒ 0 ,25 sampai ƒ 25; ( 7) dari perem puan yan g akan m en jadi pem ban tu rum ah tangga pada orang Eropa, menerima ƒ 2,50 sampai ƒ 10 ,; (8 ) dari orang yang pindah ke tempat lain menerima ƒ 0 ,50 sampai ƒ 1,50 . Dari orang yang kembali ƒ 0 ,35 sampai ƒ 1. Pindah dengan rumahnya menerima ƒ 1 sampai ƒ 4;

(9) dari orang menjual atau menggadaikan sawahnya mene- rima ½ sampai 10 % (kadang-kadang dengan kemauannya yang memberi). Ada pula yang ditetapkan antara ƒ 0 ,25 sampai ƒ 8;

(10 ) dari penjualan kolam ikan menerima ¦ 1 sampai ¦ 5 (ka- dang-kadang sampai maksimum), atau ¦ 0,20 sampai ¦ 10; (11) dari penjualan rumah dan pekarangan menerima 1 sampai

10 % (kadan g-kadan g sam pai m aksim um ) atau ƒ 0 ,20 sampai ƒ 10 ; (12) dari pembagian pekarangan antara saudara menerima ƒ

0 ,25; (13) dari penjualan ternak besar ƒ 0 ,12 ½ sampai ƒ 1,50 , dari penjualan ternak kecil ƒ 0 ,10 sampai ƒ 0 ,50 ; (14) dari penjualan hewan (dibedakan dalam 2 m acam : pe- m otongan biasa, pem otongan darurat, dan pem otongan oleh tukang jagal) menerima antara ƒ 0 ,10 sampai ƒ 0 ,50 berikut daging (dari ternak besar), dari pemotongan ter- nak kecil menerima ƒ 0 ,0 5 sampai ƒ 0 ,20 ;

(15) dari penjualan kendaraan m enerim a 1 sam pai 2 % dari harga kendaraan, atau ƒ 0 ,0 5 sampai ƒ 3;

Masalah Agraria di Indonesia (16) dari perjanjian kontrak lori atau gerobak, besar kecilnya

tidak ditentukan; ( 17) dari penjualan atau penebangan pohon ƒ 0 ,10 sam pai ƒ

0 ,50 ; (18 ) dari penjualan perahu kadang-kadang 1 sampai 5 %, ke- banyakan ƒ 0 ,25 sampai ƒ 2,50 ; (19) dari pen yewaan tan ah m en erim a ¼ sam pai ½ persen dari uang sewa atau ƒ 0 ,25 sampai ƒ 2,50 ; (20 )dari pinjaman yang didapat dari Bank Rakyat menerima

1 sampai 2 ½ % atau f 0 ,25 sampai f2,50 . Adakalanya di- jelaskan dalam perjanjian desa waktu pem ilihan Lurah, bahwa dari peminjaman itu tidak diwajibkan apa-apa. Dari pem in jam an lain n ya yan g diketahui um um m en erim a juga f 0 ,25 sampai f 1;

(21) dari orang yang akan masuk serdadu atau akan menjadi matrus menerima f 0 ,10 sampai f 5; (22) dari pengembalian ternak dari lain desa menerima f 0 ,25 sampai f 0 ,50 ; (23) dari oran g yan g m en dirikan pem bakaran batu m erah m en er im a f 0 ,10 sa m p a i f 1, —, t er ka d a n g d ih it u n g m enurut banyaknya hasil batu m erah;

(24) d ar i or an g yan g m en d ir ikan r u m ah m en er im a f 0 ,10 sampai f 5; (25) dari pemeliharaan itik di sawah-sawah desa menerima f

0 ,25 sampai f 1; (26) dari penerimaan postw essel atau surat tercatat yang me- m erlukan tan da tan gan pen gesahan , m en erim a f 0 ,0 5 sampai f 5;

(2 7)dari orang yang naik haji, menerima f 0 ,25 sampai f 5; (28) dari panen padi menerima 1 sampai 2 gédéng, terkadang

Mochammad Tauchid dengan uang f 0 ,10 ;

(29) dari panen jagung, biasanya m enerim a 2 gédéng, terka- dang 1% dari hasil, atau f 0 ,25 sampai f 0 ,50 ; (30 )dari peralatan biasa menerima f 0 ,10 . sampai f 2, berikut m akan an ban yakn ya m en urut yan g pun ya hajat. Pada perayaan selam atan agam a, biasan ya tiap pen gun jun g laki-laki membayar 2 sen;

(31) dari fitrah seringkali menerima 1/ 3 dari pendapatan, atau

f 2 sampai f 5; (32) dari gugatan menerima dari kedua belah pihak, f 0 ,12 ½ sam pai f 0 ,25. Selain dari itu dari pihak yan g m en an g m enerim a lagi tam bahan sejum lah itu, atau m aksim um sam pai f 2,50 . J uga di beberapa daerah berlaku pihak yang m enang m em berikan kepada lurah 5% dari harga yang m enjadi perkara. Umumnya di J awa Barat pendapatan Lurah semacam ini

lebih sedikit daripada di J awa Tengah dan J awa Tim ur. Di daerah Cirebon dulu Kuwu menerima rumah dinas.

Pam ong-pam ong desa lainnya kecuali lurah juga m ene- rim a penghasilan seperti apa yang diterim a lurah seperti di atas, hanya besarmya yang berbeda (lebih kecil). Di samping itu ia menerima hak-hak istimewa seperti yang diterima oleh lurah: (1) m enerim a tenaga pancén (alingan, panukang), (2) tan ah ben gkok yan g serin g dikerjakan oleh pen duduk

dengan tidak bayaran (kuduran) atau dengan sambatan, (3) bebas dari kewajiban-kewajiban yang diwajibkan kepada penduduk lainnya, (4) bebas dar i kewajiban -kewajiban yan g lain yan g sam a dengan pembebasan kewajiban untuk lurah; *

Masalah Agraria di Indonesia Berbagai m acam jen is pen ghasilan den gan pem ban tu-

pem ban tun ya seper ti yan g disebutkan di atas m er upakan beban berat bagi rakyat. Sem ua ini berlaku dan terdapat di seluruh Indonesia, m asing-m asing berbeda jenis m acam nya dan besar kecilnya.

Penghasilan lurah desa (beban rakyat) seperti itu, biasa- nya ditetapkan dalam perjanjian desa waktu pemilihan lurah, seperti disebut dalam In lan dsche Gem een te Ordon n an tie, semua ini harus disepakati oleh semua penduduk yang berhak m em ilih lurah.

Andai kata rakyat mengerti apa artinya beban yang sebe- rat itu bagi dirinya dan boleh m enolak, tentu m ereka tidak akan semudah itu mengiakan perjanjian desa yang seperti itu.

Kewajiban seperti itu ditambah dengan berbagai macam kewajiban bekerja, (persoonlijke, dan desa diensten) merupa- kan beban yang sangat berat. Hal ini masih berlaku di mana- mana, karena selain tradisi “masih perlu” dipertahankan juga karena hingga kini belum ada ketentuan tentang penghasilan lurah dan peran gkatn ya. Terutam a di tem pat-tem pat yan g lurah tidak menerima bengkok, hingga terpaksa mencari-cari pemasukan, yang berakibat sangat memberatkan rakyat. Sei- ring dengan perkembangan zaman, maka biasanya kewajiban- kewajiban yang berat itu dikatakan “bakti untuk perjuangan”.

Tidaklah berlebihan kalau oran g berkata bahwa pajak yang resm i, seperti pajak bum i dan lain-lainnya, -sekalipun sudah san gat berat-, dikatakan “h an ya perm ain an kan ak- kan ak” (k in der sp el) kalau diban din gkan den gan m acam - m acam beban dan kewajiban yan g harus dipen uhi den gan uang, tenaga dan hasil bumi oleh rakyat.