Hak Erfpacht di Daerah Swapraja di Luar Jawa dan Madura

V. Hak Erfpacht di Daerah Swapraja di Luar Jawa dan Madura

Pemberian erfpacht di daerah Swapraja di luar J awa dan Madura diatur dengan Undang-Undang Erfpacht Stbl. 1919 No. 61. Maksudnya sebagai pengganti Undang-Undang Kon- sesi yang lama, karena dalam perjanjian konsesi ternyata ter- dapat beberapa keberatan-keberatan dari pihak Konsesiona- ris. Keberatan utam a ialah karena hak konsesi tidak disertai hak benda, dan dianggap tidak mempunyai kedudukan hukum yang kuat. Tidak dapat dipergunakan sebagai jaminan untuk m endapatkan pinjam an bila diperlukan untuk m em perbesar modalnya. Dengan adanya hak erfpacht (dengan hak benda- benda) terdapat jam inan yang lebih kuat, dan m em beri ke- m ungkinan perkem bangan m odal.

Keberatan lainnya atas beberapa hal yang terdapat dalam Undang-undang konsesi ialah adanya sistem yang harus dianut bahwa tanah konsesi meliputi kampung penduduk yang harus dijamin tanahnya untuk waktu itu dan waktu yang akan datang.

H al in i un tuk m en gan tisipasi kem un gkin an bertam bahn ya penduduk kam pung yang harus dijam in kepem ilikan tanah-

Masalah Agraria di Indonesia nya. Peraturan itu dianggap sangat merugikan karena dianggap

menghalang-halangi kebebasan konsesionaris dalam mengu- sahakan perluasan ondernem ing-nya. Hal sem acam itu juga sangat m udah m enim bulkan perselisihan dan pertentangan antara penduduk dengan pihak ondernem ing, karena masing- masing harus dipenuhi kepentingannya. Sebaiknya, kalau hal itu sudah diatur sebelum nya saat pem berian konsesi supaya ada pemisahan antara tanah yang khusus untuk kepentingan konsesi dan yang diperuntukkan bagi penduduk kampung. Hal sem acam itu sudah pernah diajukan oleh Residen Sum atera Timur (W. M. J . Michielsen), yang maksudnya supaya tanah untuk kepentingan rakyat tidak lagi diambil dari daerah kon- sesi, tetapi di luarnya. Pendapat ini tidak disetujui oleh pihak kepala-kepala pem erin tahan . Karen a den gan begitu berarti hak-hak penduduk dalam daerah konsesi yang terjamin dalam perjanjian akan dilanggar.

Sistem lama yang dipakai dalam memberikan kewajiban kepada Konsesionaris untuk menjamin kepentingan penduduk akan tanah adalah akibat kelalaian Sultan pada waktu membe- rikan konsesi yang pertam a yang tidak m enyediakan tanah untuk kepentingan penduduk. Sem estinya harus disediakan dahulu, sedang kelebihannya baru diberikan untuk konsesi. Tanah yang luas itu diberikan sebagai konsesi, dengan tidak terbatas, dan kepada Konsesionaris diwajibkan menyediakan tanah dalam lingkungan konsesi untuk kepentingan pertanian rakyat secara bergiliran. Sedikitnya penduduk pada waktu itu,

d an belu m d iket ah u i akan kem u n gkin an p er kem ban gan ondernem ing selanjutnya, tindakan itu dikatakan dapat dima- afkan. Sistem ini kemudian harus terus dipertahankan, setelah tern yata kem udian ham pir seluruh tan ah Sum atera Tim ur

Mochammad Tauchid jatuh ke tangan orang asing sebagai konsesi.

Untuk menjamin hak-hak penduduk, maka hak-hak pen- duduk di daerah konsesi tidak disangkutpautkan dengan pihak konsesionaris. Untuk itu, m aka tiap-tiap pem berian konsesi harus diadakan penyelidikan terlebih dahulu dengan seksama, sam pai di m ana izin itu dapat diberikan, m engingati kepen- tingan penduduk waktu itu dan persediaan untuk waktu yang akan datang. Kalau memang pemberian itu tidak bertentangan dengan kepentingan di atas, artinya m asih ada tanah untuk penduduk yang cukup buat waktu itu dan persediaan untuk waktu yang akan datang, sisanya itulah yang diberikan untuk kon sesi.

Pihak konsesionaris m erasa tidak m endapat ketentuan haknya, serta kemungkinan perkembangannya, karena selalu bertam bahn ya pen duduk yan g harus disediakan tan ahn ya. Hal ini dianggap akan menghalang-halangi perkembangan dan perluasan ondernem ing.

Untuk daerah Deli, peraturan lama yang sudah terlanjur terpaksa dijalankan terus, karena sebagian besar tanah dalam daer ah itu su dah diber ikan pada kon sesi dan m er u pakan on dern em in g-on dern em in g yang satu dengan yang lainnya saling berbatasan. Tidak ada tanah lagi terluang di luar konsesi yang dapat disediakan khusus untuk keperluan penduduk. Ter- paksa rakyat yang sudah ada dalam daerah Konsesi itu tidak dapat disia-siakan haknya.

Keberatan-keberatan lainnya mengenai hak konsesi ialah waktu dan ketentuan-ketentuan tentang kedudukan hukum - nya. Demikian di antaranya pertimbangan-pertimbangan dan keberatan-keberatan kaum pemodal tentang peraturan-pera- turan yang terdapat dalam hak konsesi.

Masalah Agraria di Indonesia Pemberian erfpacht di daerah Swapraja di luar J awa dan

Ma d u r a p okokn ya m en gen a i d a sa r ya n g d ip a ka i u n t u k erfpacht daerah Gubern em en , seperti terdapat dalam Stbl. 1914 No. 367. Mulai berlakunya peraturan erfpacht ini (m e- n urut Gouvern em en ts Besluit 2 Februari 1919 No. 51, Stbl.

1919 No. 61), kalau perlu tidak bersamaan untuk seluruh da- erah luar J awa, tetapi daerah demi daerah, atau bagian daerah dem i bagian daerah, m enurut waktu yang telah ditentukan oleh Gubern ur J en dral. Un tuk Swapraja dan den gan Korte Verklaring , Gubernur J endral dapat segera menetapkan. Teta- pi untuk daerah Swapraja dengan Kontrak Panjang, memer- lukan lagi peraturan tambahan.

Perjanjian-perjanjian Erfpacht ini tidak memakai apa yang tersebut dalam perjan jian kon sesi tetapi den gan peraturan ya n g b a r u , a t a s p en ga la m a n ya n g la m a . Pem b er ia n h a k erfpacht yang berdasarkan Keputusan Pemerintah 26 Oktober 1916 No. 32 (Bijbl 90 25) lebih menguntungkan hak konsesi.

Pem berian hak erfpacht oleh Raja harus m endapat izin dari Hoofd van Gew estelijk Bestuur berdasarkan peraturan- peraturan yang sudah ditentukan, yaitu harus mengingat ke- pentingan Swapraja, kepentingan penduduk, dan kepentingan um um lainnya.

Dalam mempertimbangkan permintaan erfpacht, kepala pem erintahan daerah harus m engikuti ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Gubernur J endral atau Direktur

B.B. Erfpacht diberikan untuk jangka waktu yang tidak boleh lebih dari 75 tahun, tetapi bilamana perlu dapat diperpanjang lagi. Luas tan ah yan g diberikan seban yak-ban yakn ya 350 0 (tiga ribu lima ratus) ha seperti untuk konsesi.

Menurut perjanjian tidak diperbolehkan pemakaian tanah

Mochammad Tauchid menyimpang dari ketentuan yang tersebut dalam perjanjian,

yaitu hanya untuk keperluan perusahaan pertanian saja. Ba- ngunan-bangunan rumah dan lain-lain tidak diijinkan selain untuk keperluan pertanian.

Besarnya kanon (harga sewa) ditetapkan m inim um f 1, - (satu rupiah) tiap-tiap tahun tiap hektarenya. Tetapi bilamana ada alasan yang cukup, m engingat keadaan tem pat, dengan pertimbangan Direktur Departemen B. B. dapat dikurangi dari jumlah tersebut. Dapat juga besarnya kanon ditaksir saja me- nurut taksiran luasnya tanah yang diberikan dengan erfpacht, kalau tidak dapat menunjukkan luasnya tanah dengan gambar yan g tepat.

Peraturan-peraturan lainnya mengenai erfpacht ini sama seperti yan g terdapat dalam peraturan erfpacht um um n ya (tentang pertambangan yang ada dalam daerah erfpacht itu, tentang larangan m enanam opium dan sebagainya). Dengan hak konsesi, erfpacht dan sebagainya, maka di daerah Suma- tera saja terdapat ondernem ing seperti tertera dalam daftar ber ikut.

Banyaknya onderneming dan luasnya (ha) yang ditanami di Sumatera tahun 1938

y ang a (ha)

y ang tiap % tiap Daerah

luas

a akny

% Bany

ditanami

Rata-rata ditanami onderneming Rata-rata ditanami onderneming Aceh

47.730 9,2 455 43,1 Sumatera Timur

12.670 2,5 250 42,9 Sumatera Barat

18.998 3,7 292 34,- Jambi

5.339 1,- 445 22,4 Lampung

26.328 5,1 823 38,1 Bangka dan Bliton

40 - 20 20,- 607

Masalah Agraria di Indonesia

Luas (ha) dan macam hak tanah yang diberikan kepada orang asing untuk pertanian di Jawa Madura

Onderneming Erfpacht Tahun

Tanah Erfpacht

Sewaan

partikelir pertanian

di pertanian Jumlah besar

dari

Vorstenlanden kecil 1929

Luas Jawa dan Madura

Konsesi pertanian Erfpacht pertanian Erfpacht Tahun

Tanah besar partikelir

pertanian Jumlah Gubernemen

Swpr kecil 1929

Di situ nampak bahwa daerah Sumatera Timur-lah yang paling luas ondernem ing-nya, m erupakan 2/ 3 dari luasnya ondernem ing di seluruh Sumatera. Tanah ondernem ing yang ditanami di daerah itu kira-kira ¾ -nya luas ondernem ing yang

d it a n a m i d i selu r u h Su m a t er a . On d er n em in g d i d a er a h tersebut termasuk yang paling baik (intensif) diusahakan dan dibandingkan dari ondernem ing di seluruh Sumatera lainnya.

On d ern em in g di J awa lebih ban yak yan g diusah akan daripada di Sumatera. Tetapi di J awa Barat lebih banyak yang tidak diusahakan daripada di Sumatera Timur, karena banyak- nya tanah-tanah partikelir yang tidak semua diusahakan.

Dalam grafik di belakang nampak bahwa persediaan tanah untuk keperluan ondernem ing sebagai tanah cadangan sangat luas di sam ping rakyat yang m em punyai tanah untuk perta- nian baik di Sumatera maupun terutama di J awa. Hal ini dise- babkan rendahnya kanon/ cijns sekalipun tanah itu dijadikan cadangan berpuluh-puluh tahun tidaklah rugi.

Mochammad Tauchid