Hak Erfpacht

3. Hak Erfpacht

“H ak erfpacht adalah hak ben da un tuk m en dapatkan kenikm atan y ang sepenuh-penuhny a dari suatu benda y ang tidak bergerak (tanah) kepuny aan orang lain, dengan kew a- jiban m em beri upeti (sew a tanah) tiap-tiap tahun pada y ang puny a tanah, baik berupa uang, m aupun berupa penghasilan atau pendapatan” seperti diterapkan dalam Undang-undang Tanah (Stbl. 1870 no 118 dan Stbl 1872 no 237a dan diubah dengan Stbl. 1905 no. 211 dan Stbl. 1909 no 310, yang ditambah dengan peraturan-peraturan yang mengatur hak-hak kewajiban yang memegang hak erfpacht dengan Stbl. 1913 no.699), yang m em berikan kekuasaan kepada Gubern ur J en deral un tuk memberikan tanak kepada orang partikelir menurut Undang- undang Hukum Perdata pasal 720, dari tanah yang bebas.

H ak erfpacht yan g berarti “hak sew a turun -tem urun ” (erfelijk=turun-tem urun; pacht=sewa, persewaan), berm ak- sud untuk menjamin modal besar partikelir di lapangan perke- bunan dan pertanian.

Masalah Agraria di Indonesia Dengan kembalinya kekuasaan Belanda dari tangan Ing-

gris, terutama tanah-tanah di J awa lazimnya disewakan. Teta- pi pada zam an Cultuurstelsel (V.D. Bosch) persewaan tanah dihentikan dengan m em akai cara baru dalam m endapatkan uang dan keuntungan. Sejak tahun 1854 (Regeerings Regle- ment pasal 62 ayat 3 dan firman Raja tahun 1856 no. 64) dite- tapkan adanya peraturan sewa tanah untuk perkebunan. Teta- pi dengan peraturan sewa yang lamanya 20 tahun itu dianggap terlalu pendek untuk perkembangan modal yang begitu besar. Lebih-lebih karena persewaan itu tidak disertai dengan hak benda (zakelijke recht). Hal itu dianggap tidak dapat menjamin perkembangan modal, karena tidak dapat dipakai tanggungan untuk mendapat pinjaman dari Bank. Dengan memberikan hak ben da kepada hak erfpacht dim aksudkan m en jam in kaum m odal dengan m endapat jam inan tanah cukup dengan hak yang kuat pula, maka dapat dipakai untuk memperbesar modal perusahaannya. Si pem egang hak itu berkuasa penuh untuk m em perlakukan tanah sebagai m iliknya sendiri, hanya tidak diperbolehkan berbuat yang mengakibatkan kerusakan tanah yang berakibat m erosotnya harga tanah.

Dengan hak ini, terutama untuk menarik kapital asing yang sebesar -besar n ya d en gan jam in an sebaik-baikn ya. Tan ah J awa menjadi tempat strategis bagi penanam modal besar par- tikelir, sebab di sini m asih tersedia beberapa hutan belukar (w oeste gronden), tanah yang subur, persediaan tenaga manu- sia yang cukup, dan sangat murah.

Untuk mendapatkan hak erfpacht ini, pertama-tama di- adakan penawaran umum (lelangan) kepada siapa yang ingin mempunyai hak itu. Tetapi kemudian hanya diberikan kepada siapa yang memerlukan dengan cara mengajukan permintaan

Mochammad Tauchid Hak erfpacht dapat dipindahkan haknya (dijual) kepada

orang lain, dan dapat dibebani dengan hak hipotik. Dapat di- kembalikan kepada negara. Dapat juga dicabut haknya kalau tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam perjan- jian, di antaranya ialah kalau tidak ditanami menurut patutnya (perjanjiannya) atau pelanggaran atas larangan-larangan yang ditentukan (dalam perjanjian erfpacht di antaranya disebutkan tidak boleh m en an am opium ) serta juga karen a tidak setia m em bayar kanonnya sam pai 5 tahun berturut-turut. Dalam praktiknya hal semacam itu tidak sampai terjadi.

Pen duduk daerah tan ah erfpacht tidak diken akan rodi kepada pemilik erfpacht. Tetapi jika ada kerusakan karena ben- cana alam, atau “kalau dipandang perlu” orang laki-laki yang kuat bekerja dapat dikerahkan untuk bekerja gugur gunung.

Men urut un dan g-un dan g, tan ah yan g boleh diberikan den gan hak erfpacht ialah tan ah bebas yan g berupa hutan belukar, tetapi ada pula pengecualiannya:

a . tanah milik rakyat yang dikelilingi hutan, yang masing-ma- sing pemiliknya “melepaskan haknya sesuai dengan kema- uan sendiri,”

b . tanah hak milik rakyat, asal para pemiliknya “mau melepas- kan haknya dengan kemauan sendiri” untuk erfpacht per- tanian kecil buat golongan orang Eropa yang tidak mampu menggunakanya dalam waktu 25 tahun, dan luasnya 25 bau,

c . tanah bekas tanah partikelir yang telah dibeli oleh pem e-

rintah untuk dijadikan tanah pertanian besar yang lamanya

75 tahun, lalu kepem ilikan tanah tersebut diganti dengan hak m ilik baru yang bernam a “landerijen bezitsrecht.”

Tanah hak erfpacht ada 3 macam:

a . er fp a ch t u n t u k p er t a n ia n b esa r (er fp a ch t v oor g r oot

Masalah Agraria di Indonesia lan dbouw );

b . erfpacht untuk perkebunan dan pertanian kecil bagi orang Eropa (dan yang dipersamakan dengan itu) yang tidak mam- pu (erfpacht v oor tuin en klein lan dbouw v oor m in v er- m ogende Europeanen en m et deze gelijkgestelden );

c . erfpacht untuk mendirikan kebun pekarangan atau rumah peristirahatan (erfpachtvoor landgoederen en buitenver- blijv en ).

Berikut akan dijelaskan lebih luas ten tan g pem bagian tanah hak erfpacht:

A. Erfpacht untuk Pertanian Besar

Hak erfpacht buat pertanian besar diatur dalam Undang- undang Erfpacht (Stbl. 190 4 no. 30 4, diubah dan ditam bah dengan Stbl. 190 9 no. 311 dan 1912 no. 349).

Orang atau badan yang diperkenankan mendapatkan hak ini adalah sebagai berikut:

a . raky at Belanda (Nederlands onderdaan),

b . penduduk negeri Belanda , atau Indonesia,

c . badan persekutuan dagang di negeri Belanda atau di In- donesia (Nederlands Indie). Sebagaimana telah diterangkan di muka, tanah yang dapat diberikan dengan hak erfpacht ialah tanah negara yang bebas. Nam un tetap ada pengecualian seperti telah diterangkan di m uka. Sebagai con toh, seperti apa yan g akan dijelaskan di bawah ini;

a . Pem egan g hak tidak boleh m en ggan ggu tan ah hak m ilik

rakyat di situ yang tidak mau menyerahkan haknya. Selain itu juga tanah yang dipandang keramat oleh penduduk dan tan ah -tan ah yan g disediakan un tuk kepen tin gan um um

Mochammad Tauchid

dalam desa (untuk kuburan, pasar, dan pekerjaan um um lainnya). Luas tanah erfpacht 50 0 bau, tetapi kem udian

m asih dapat dim in takan tam bah den gan beberapa kali

50 0 bau. W aktun y a palin g lam a 75 tahun , tetapi dapat diperpan jan g lagi m en rut keperluan on dern em in g. J adi boleh lebih ketentuan m aksim um .

b . Si pem egan g hak erfpacht diwajibkan m em bayar can on

(pacht, sewa) maksimum f 5 (lima rupiah) tiap-tiap bau per

1 tahun. Kanon itu m ulai dibay ar pada tahun keenam dari hak erfpacht diberikan di samping membayar verponding (pajak harta tetap) yang harus mulai dibayar sesudah waktu

10 tahun dari m ulain ya m en dapat hak itu. Pem bebasan p em bayar an kan on d ap at d iber ikan bilam an a 5 t ah u n berturut-turut tidak mendapat hasil dari tanah itu. Dalam praktiknya, uang kanon dapat lebih rendah dari ketentuan itu. Ada erfpacht yang kanonnya hanya satu sen tiap bau per satu tahun , seperti yang terdapat di daerah Bogor, Ka- wedan an J asin ga, atas persil Tji Kopom ajah , dari N. V. Cultuur m aatschappij “Tjikopo Majah”, berkedudukan di Semarang, luasnya 453 bau 30 0 m persegi dengan kanon f 4,53 satu tahun.

Pem egan g hak erfpacht dapat m en jual hakn ya kepada orang lain, dan tanah erfpacht dapat dibebani hak hy potheek (dapat dijadikan tanggungan untuk mendapat pinjaman dari Bank). Untuk m elepaskan hak erfpacht harus m endapat ijin Gubernur J endral.

b. Erfpacht untuk Perkebunan dan Pertanian kecil bagi

orang Eropa yang tidak mampu

H ak er fp a cht u n t u k “p er t an ian kecil” d iat u r d en gan

Masalah Agraria di Indonesia Un dan g-un dan g (Stbl. 190 4 n o. 326, diubah dan ditam bah

dengan Stbl. 190 5 no. 153 dan Stbl. 190 8 no. 263). Tujuannya ialah memberikan tanah dengan hak erfpacht kepada:

1. orang-orang Eropa (dan yang dipersam akan dengan itu) yang tidak mampu, dan penduduk Hindia Belanda. Penger- tian “kurang m am pu” dapat diartikan seluas-luasnya, ter- masuk dalamnya bekas-bekas pegawai-pegawai negeri dan pensiunan serdadu (orang Belanda) yang m endapat “pen- siun kecil”,

2 . badan-badan Hukum , perkumpulan sosial, dan keagamaan. Maksud pemberian kesempatan itu adalah agar pegawai- pegawai negeri (bangsa Belanda) sesudah pensiun kemudian mendapat tanah dengan hak erfpacht melalui jalan “m enjadi orang tidak m am pu” , atau “m inta dicap sebagai orang tidak m am pu” lebih dulu. Luas tanah yang diberikan 10 bau, kalau perlu dapat ditam bah sam pai 25 bau. Sedang untuk Badan Sosial dan Keagamaan bisa sampai 50 0 bau dan waktu peng- gunaannya paling lama 25 tahun.

Batas luas 25 bau tersebut kalau perlu dapat dimintakan tam bahan lagi berapa saja tiap-tiap kali 25 bau, asal tanah yang sudah diberikan betul-betul sudah dikerjakan, dan tanah yang diminta lagi tidak berupa sawah. Dan juga batas waktu palin g lam a 25 tah un itu dapat diperpan jan g tiap-tiap 25 tahun .

Tanah erfpacht pertanian kecil bisa didapat dari tanah

h ak m ilik r akyat yan g oleh p em ilikn ya su d ah d ilep askan “dengan kem auan sendiri”. J uga tanah kepunyaan desa dapat dijadikan tanah erfpacht pertanian kecil bilamana desa sudah dengan sukarela melepaskan haknya, begitu juga tanah rakyat yang dikelilingi hutan. J adi dem i kepentingan Belanda yang

Mochammad Tauchid “m iskin ” itu, maka kepentingan rakyat dikorbankan. Larangan

menjual tanah dari orang Indonesia kepada orang asing, dalam praktiknya sama sekali tidak ada artinya.

Besarnya kanon untuk pertanian kecil ini m aksim um f 1 (satu rupiah) satu bau tiap-tiap tahun. Peraturan pembayaran- nya seperti yang berlaku buat erfpacht pertanian besar. Kare- na “kurang mampu”, maka si peminta hak dapat dibebaskan

d ar i biaya-biaya yan g m estin ya h ar u s d ikelu ar kan (biaya m en gukur, m en ggam bar, alat-alat lain n ya yan g diperlukan bahkan biaya segel dan biaya surat-surat dapat dibebaskan).

Untuk mengusahakan tanah itu selanjutnya, “si tani kecil” itu bisa mendapat pinjaman dari Pemerintah (Grond-, bouw - dan bedrijfscredieten):

a . pin jam an tan ah (grond crediet) un tuk m em bayar harga

tanah (pengganti kerugian kepada yang punya), besarnya ¾ nya taksiran harga tanah itu, yang bisa diterima sebelum ijin hak erfpacht itu keluar;

b . pinjam an pertanian (bouw erediet) untuk m odal m enger-

jakan , m em buat ban gun an -ban gun an , m em buat pem bi- bitan dan keperluan m en gusahakan sebesar yan g diper- lukan dengan secara hemat,

c . pinjam an perusahaan (bedrijfscrediet) untuk m em besar- kan perusahaan. Pinjaman itu semua hanya dengan bunga 3 % (tiga persen),

d an waktu p en gem balian n ya cu ku p p an jan g yaitu sesu ai dengan penggunaan hak erfpacht tersebut(25 atau sekian kali

25 tahun). Untuk keperluan pertanian kecil, oleh Kepala Peme- rintahan Daerah (Residen) dibentuk satu kom isi yang dina- m akan “Kom isi Kolon isasi” yan g peraturan n ya dibuat oleh Gubernur J endral. Kom isi ini terdiri dari orang-orang yang

Masalah Agraria di Indonesia ahli dalam lapan gan pertan ian dan perusahaan (lan dbouw

con sulen t dan plan ters, dll) serta Kepala Daerah setem pat sebagai anggota karena jabatannya. Komisi itu berkewajiban m em berikan n asih at-n asih at dan pen eran gan -pen eran gan kepada “si tani kecil” dalam soal peraturan perusahaan, pengo- lahan tanah, dalam m endapatkan alat-alat yang diperlukan, pengolahan produksinya dan juga dalam m encarikan pasar produksinya. Serta hal-hal lainnya mengenai cara pemakaian kredit yang diberikan pemerintah. J adi kepada si tani kecil itu

d iber ikan ban tu an secu ku p-cu ku pn ya u n tu k ber kem ban g (mendapatkan tanah, uang, pimpinan teknis dan lain-lain yang diperlukan ).

Banyaknya dan luas tanah erfpacht buat pertanian dan perkebunan kecil

Daerah

Jumlah

Luas (ha) Rata-rata

tiap persil Jawa Barat

persil

4.761 7,2 Jawa Tengah

2.216 5 Jawa Timur

4.179 6,5 Jumlah (Jawa)

11.156 6,4 Luar Jawa

75 652 9 Jumlah (Indonesia)

11.808 6,5 Pada tahun 1934

Tan ah -tan ah itu diusah akan un tuk berm acam -m acam tanaman. Sampai tahun 1938 masih ada 20 9 persil yang belum dikerjakan. Di antara yang sudah dikerjakan, ada 983 persil dengan keterangan catatan tanam an dan pem akaian tanah- tanah itu sebagai berikut :

Mochammad Tauchid Pokok Perusahaan

Banyaknya Luas (ha) Tanaman bahan ekspor

919 Padi dsb.

83 7.143 Kebun buah-buahan

546 Kebun sayur-sayuran

6 26 Kebun bunga-bungaan

11 37 Peternakan

22 155 Peternakan unggas

5 12 Perkebunan ulat sutera

1 4 Pangonan dan kebun rumput

c. Erfpacht untuk mendirikan kebun pekarangan dan

taman peristirahatan di luar kota

Pem ber ian h ak in i ber d asar kan St bl. 18 70 p asal 18 , kepada orang asing seperti tersebut di muka bagi orang-orang yang berhak mendapatkan hak erfpacht lainnya. Tanah yang dapat diberikan dengan hak tersebut di atas ialah tanah yang berupa sem ak belukar yang syaratnya seperti untuk m enda- patkan hak erfpacht lainnya.

Lu a sn y a sa m p a i 50 h a . Ka n on n y a sebesa r a a n sla g la n d r en t e y a n g t er t in g g i d i t em p a t it u a t a u p a ja k y a n g m en g g a n t ik a n n y a . Ver p on d in g bar u d it ar ik sesu d ah 10 tahun. J adi selama 10 tahun berturut-turut dari waktu mene- rim a hak itu tidak m em bayar verponding. Penduduk di da- lam nya juga tidak dikenakan rodi terhadap si pem ilik tanah ini.

Dalam praktiknya hak sem acam ini tidak banyak diper- gunakan, karena tidak berarti bagi keperluan dan keuntungan modal besar. Dengan pemberian hak erfpacht ini kepada orang asing, maka terdapat di J awa saja tanah erfpacht untuk per- tan ian besar selu as 590 .8 58 h a, er fp ach t p er tan ian kecil

Masalah Agraria di Indonesia 11.510 ha hingga m enurut statistik 1938 , luas ondernem ing

d i J awa (t er m asu k t an ah p er sewaan ) t an ah kon ver si (d i Yogyakarta dan Surakarta) sem ua 1.250 .70 6 ha dan di luar J awa 1.619.0 23 ha.