BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era persaingan global seperti sekarang ini membuat setiap perusahaan dituntut memiliki kinerja yang tinggi agar tetap kompetitif. Kinerja perusahaan tidak terlepas dari
kinerja karyawan secara individu dalam organisasi perusahaan tersebut. Oleh karena itu setiap perusahaan bukan saja mengharapkan karyawannya berkinerja baik, namun juga
membutuhkan karyawan yang dapat memberikan kontribusi ekstra extra-role. Perilaku extra-role ini disebut juga dengan Perilaku Kewargaan Organisasional Organizational
Citizenship Behavior OCB. OCB didefinisikan sebagai kontribusi individu yang mendalam melebihi tuntutan
peran kerja. OCB direfleksikan melalui sikap karyawan yang kooperatif, suka menolong, perhatian, dan bersungguh–sungguh. OCB merupakan sebuah sikap yang ditunjukkan
karyawan untuk membalas tindakan organisasi. Hal ini didukung oleh pendapat para ahli yang menyatakan bahwa dimensi kepuasan kerja, dan komitmen organisasi berhubungan
dengan OCB Luthans, 2006 : 251. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa OCB dipengaruhi oleh kepuasan kerja karyawan.
Malayu 2005:202 menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan
kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja tersebut. Menurut Robbins 2008:102 konsekuensi dari kepuasan kerja yaitu: produktifitas, kemangkiran dan tingkat
keluar masuknya karyawan. Organisasi dengan karyawan yang lebih puas cenderung
Universitas Sumatera Utara
menjadi lebih efektif dan produktif, memiliki angka kemangkiran yang rendah serta tingkat keluar masuk turn over karyawan juga rendah. Oleh karena itu factor kepuasan
sangat mempengaruhi terciptanya OCB. PT Pos Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak di bidang distribusi surat,
logistik dan jasa keuangan sejak tahun 1746, berusaha memposisikan perusahaan menjadi yang terdepan di bidangnya dengan mengoptimalkan jejaring bisnis dan infrastruktur
terluas dan terpadu. Namun infrastruktur saja tentunya tidak cukup untuk menjaga perusahaan tetap kompetitif diantara banyaknya pesaing. Seperti kita ketahui bahwa
sebagai perusahaan yang bergerak di bidang distribusi surat, logistic dan juga jasa keuangan yang sangat mengandalkan tenaga kerja manusia, maka PT Pos Indonesia
tentunya memiliki kepentingan terhadap kinerja karyawannya. Mengingat PT Pos Indonesia bergerak di bidang jasa yang memiliki banyak pesaing dengan produk layanan
yang serupa, tentunya perusahaan juga mengharapkan setiap karyawannya memberikan kinerja ekstra extra job-role atau yang kita sebut OCB.
Pengamatan pra-survei yang dilakukan pada karyawan PT Pos Indonesia Cabang Medan masih terlihat adanya tindakan-tindakan indisipliner yang dilakukan sebagian
kecil karyawan, diantaranya terdapat karyawan yang terlambat masuk jam kerja dan absensi tidak ditanda tangani, seperti dapat dilihat pada Tabel 1.1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Laporan Disipliner Karyawan
Caturwulan Pertama Januari - April
Sumber: Divisi Delivery PT Pos Indonesia Cabang Medandiolah 2010 Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 1.1 diatas, maka kita menemukan
masih adanya sikap tidak disiplin dan kooperatif karyawan terhadap peraturan perusahaan, dimana sikap disiplin dan kooperatif merupakan indikasi terciptanya OCB
yang mewakili dimensi Conscientiousnes. Karyawan yang memiliki OCB tentunya memberi kontribusi melebihi apa yang
diharapakan perusahaan. Apabila seorang karyawan tidak menunjukkan sikap ekstra role pastinya karyawan tersebut tidak mengindikasikan terciptanya OCB pada diri mereka.
OCB sendiri berkaitan dengan kepuasan kerja. Kepuasan kerja dapat terlihat dari keterlibatan kerja karyawan yang dikaitkan kepada tingkat kemangkiran dan tingkat
permohonan berhenti.Robbins 2008: 92 Pada PT Pos Indonesia, kepuasan kerja tergolong tinggi dimana dapat terlihat dari
absensi karyawan yang tergolong rendah. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2 yang merupakan jumlah absensi karyawan caturwulan pertama Januari- April 2010.
Bulan
Bekerja Tanpa Absensi
Terlambat
Januari 2
3 Februari
1 2
Maret 4
3 April
2 4
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2 Daftar Absensi Karyawan
Caturwulan Pertama Januari - April
Sumber: Divisi Delivery PT Pos Indonesia Cabang Medan diolah 2010 Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pergerakan absensi Per Januari kehadiran
sejumlah 75 orang kemudian relative stabil dari bulan Februari hingga April yaitu tingkat kehadiran 76 orang atau 95 dari keseluruhan karyawan divisi delivery setiap bulannya.
Adapun persentase absensi yang tercatat selama bulan Januari –April 2010 masih tergolong rendah yaitu 5 saja.
Berdasarkan data disipliner dan absensi karyawan yang telah tersaji sebelumnya terdapat fenomena menarik dimana pengamatan awal di lapangan bertolak belakang
dengan teori. yang menyebutkan bahwa kepuasan kerja mempengaruhi OCB Robbins 2003: 92. Kepuasan kerja yang teramati dari segi absensi menunjukkan absensi yg
rendah, namun disisi lain masih ada perilaku karyawan yang tidak mencerminkan OCB seperti tidak menandatangani absensi dan hadir tepat waktu sesuai peraturan yang
diberlakukan oleh perusahaan. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk
Bulan Jumlah
Karyawan Jumlah kasus
Hadir Absen
Cuti Sakit
Izin
Januari
80 75
1 2
2 -
Februari
80 76
1 2
- 1
Maret
80 76
1 2
- 1
April.
80 76
1 2
- 1
Universitas Sumatera Utara
mengadakan penelitian berjudul “Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Perilaku Kewargaan Organisasi OCB Organizational Citizenship Behavior.
B. Perumusan Masalah