Secara singkat dapat di uraikan pembangunan dan perkembangan pabrik ini dilaksanakan berdasarkan waktu dan pimpinannya, yakni :
1. Mulai dibangun
: 6 Januari 1982 2.
Selesai dibangun : 2 Januari 1984
3. Giling percobaan
: 20 Januari 1984 4.
Giling komersial I : 20 Januari 1984
PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu Stabat berlokasi di Kwala Begumit ± 36 Km dari kota Medan dan mempunyai kapasitas desain 4.000
ton tebu per hari dengan luas areal penanaman tebu sebesar 6.736 Ha, sebelah utara berbatasan dengan Desa Sei Karang, sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Tandem Hilir, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kwala Binge dan sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sendang Rejo Kecamatan Kwala
Begumit, yang terdiri dalam 6 areal perkebunan, yaitu:
Tabel 4.1. Areal Perkebunan
Lokasi Kebun Luas Areal
Kwala Madu dan Kwala Binge 3.222,3 Ha
Tandem Hilir 875,5 Ha
Tandem Hulu 1.008,3 Ha
Bulu Cina 1.068,9 Ha
Klumpang 588,0 Ha
Sumber : Bagian SDM PTPN II Pabrik Gula Kwala Madu Stabat
4.1.2 Kegiatan Perusahaan
Di PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu Stabat terdapat satu jenis tanaman yang dihasilkan yaitu tebu. PT. Perkebunan Nusantara II yang
berkedudukan di Tanjung Morawa merupakan salah satu perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
bergerak dibidang ekspor komoditi hasil-hasil perkebunan ke luar negeri, disamping juga melakukan pemasaran lokal. Bahan baku yang diolah adalah tebu
yang dikumpulkan dari suatu lahan perkebunan dan diangkut oleh alat transformasi truck dan dibawa langsung ke pabrik pengolahan tebu PGKM.
Seluruh kegiatan baik itu berupa pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan sampai proses produksinya dari bahan mentah menjadi bahan jadi
gula pasir dilakukan di perkebunan itu sendiri Berikut ini adalah proses produksi yang dilalui :
1. Penerimaan Tebu
Penerimaan tebu ini bertujuan untuk mengetahui berapa ton tebu yang diterima di pabrik. Tebu yang telah ditebang oleh pegawai harian lepas
terlebih dahulu dikumpulkan di suatu lahan dan di angkut dengan truck pengangkut yang telah disediakan. Setelah penuh barulah di angkut ke
pabrik dan melalui timbangan terlebih dahulu. 2.
Pencacahan Tebu Tebu yang telah ditimbang dibawa oleh truk-truk yang berada di lapangan
diler yang berkapasitas 4000 ton hari, dan ada yang langsung datang di hilot utara dan selatan dan dituangkan ke truck tippler. Alat untuk
mencacah tebu digunakan C.Cutter = 72 pisau dan C.Cutter II 16 pisau C. Cutter digunakan untuk mendapatkan cacahan lebih sempurna agar
mempermudah elatasi gula di tebu.
Universitas Sumatera Utara
3. Penggilingan Tebu
Gilingan digunakan untuk memisahkan anatara serabut dengan air tebunira. Gilingan tebu terdiri dari 5 sheet dan setiap sheet nya dilengkapi
3 rol gilingan serta proses dari gilingan ke gilingan yang lain disebut intermediate carrier dan alat ini juga yang membawa ampas dari gilingan
akhir gilingan 5 dan digunakan sebagai bahan bakar boiler. Ampas tebu terakhir diupayakan menagndung gula sekecil mungkin. Pompa berguna
untuk memompakan air nira hasil dari gilingan 5-4-3-2- dan 1 mixed juice yang berguna untuk mencampur atau memompa nira 1 dan 2 ke saringan
nira juice therainer yang mana hasil saringan tersebut disebut nira mentah raw juice yang akan dikirimkan ke processing proses
selanjutnya melalui pompa nira mentah raw juice pump. Sistem pemisahan tebu ke stasiun gilingan PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik
Gula Kwala Madu memakai imbibsi yaitu penyaringan dengan air panas yang dilakukan gilingan 5 ± 20 – 30 air dari jumlah tebu dengan suhu
panas ±60 -70 º C, alat gilingan tebu PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu digerakkan oleh turbin uap dengan kapasitas 4000 ton.
4. Pengolahan Nira ke Setiap Stasiun
Air tebu nira mentah tersebut dikirim ke 4 stasiun yaitu sistem pemurnian, stasiun penguapan, stasiun makanan dan stasiun putaran. Nira
mentah pertama sekali dikirim ke stasiun pemurnian melalui timbangan, nira yang sudah ditimbang dipanaskan 2 kali untuk mendapatkan
kemudahan dalam mengatur suhu dan suhu yang dipakai pada panasan I :
Universitas Sumatera Utara
±30 -70 º C dan diletakkan kapur Ph 8,5 – 9 ºC dan gas SO² belerang, panas II suhunya 105 - 110ºC lalu dimasukkan di door dan endapan
kotoran di empayer dan mengalir ke tangki nira jernih lalu ke evakuator stasiun penguapan fungsinya mencapai 60 -65ºC diekuasi nira mentah
5,2-5,3ºC dan dikirim ke stasiun makanan. Di stasiun makanan terjadi 3 penggolongan masakan yaitu A,B,D masakan A dimasak untuk B, gula B
dan stuk B dikirim ke D diputar menghasilkan gula D dan tetesan gula D dimasak dan masakan A dan tetesan dibuat menjadi alcohol. Gula yang
telah dimasak masuk kedalam stasiun putaran dan setiap putaran 950 rpm dan masuk ke mixer diputar ke gula A dan langsung turun ke tolang
goyang dan masuk ke mixer A lalu dipompa ke mixer SHS lalu diputar kembali ke SHS untuk memisahkan struk yang ditinggal di gula. Gula SHS
lalu dituangkan dengan suhu 35ºC untuk mengangkat gula yang jatuh ke mixer dan ke ayakan saringan gula. Gula lalu dilebur agar mendapat
intipati dan dimasukkan karung gula dan ditimbang. 5.
Gudang gula Gudang gula harus mampu menyimpan gula dalam waktu yang cukup
lama. Gudang gula merupakan tempat penyimpanan produk setelah dikarungkan dan syarat penimbunan antara lain : ukuran besar, jenis butir
gula 0,9 – 1 mm, warna gula secara visual telah memenuhi syarat, kadar air tidak boleh lebih dari 0,1 jumlah karung harus dihitung.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan