4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai
Pelatihan secara parsial uji-t berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu Stabat, hipotesis
dalam penelitian ini adalah pelatihan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu Stabat, jika
disesuaikan dengan hasil dari penelitian maka hipotesis tersebut diterima karena hasilnya adalah pelatihan yang berpengaruh positif dan signifikan. Selain itu terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan pada variabel pelatihan terhadap variabel kinerja pegawai dilihat dari hasil uji F serentak menunjukkan bahwa variabel bebas yakni pelatihan
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinerja pegawai.
Berdasarkan pembagian kuesioner yang dilakukan, hasil dari pernyataan variabel pelatihan menunjukkan jawaban tertinggi yakni 24 responden 41,4 yang menyatakan
setuju pada pernyataan pelatihan mampu memberikan motivasi kepada pegawai dan jumlah yang sama menyatakan kurang setuju pada pernyataan materi pelatihan sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menganggap pelatihan telah memberikan motivasi untuk melaksanakan pekerjaan karena
bertambahnya pengetahuan setelah mengikuti pelatihan, sehingga motivasi sebagai salah satu hal yang paling dominan disetujui responden berpengaruh terhadap perubahan
kinerja ke arah yang lebih baik. Sementara itu jumlah tertinggi yang sama juga menunjukkan bahwa materi pelatihan sebagai hal yang paling dominan kurang disetujui
mampu membawa perubahan kinerja pegawai ke arah yang lebih baik, karena materi pelatihan di anggap masih perlu dikembangkan tidak hanya sebatas alat-alat keselamatan
kerja tetapi juga kedisiplinan, kepemimpinan, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa hal yang menjadi kendala pada pelatihan dilihat dari responden yang menjawab Kurang Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju adalah sebagai berikut :
1. Instruktur yang kurang menguasai materi dan kurang menarik dalam penyajian
materi serta masih terlihat kaku dalam menjalin komunikasi dengan peserta pelatihan sehingga masih terdapat kesulitan dalam pengaplikasian penggunaan
alat-alat kerja. 2.
Materi dan sasaran pelatihan yang di sampaikan kurang bervariasi selalu terfokus pada keselamatan kerja dan alat-alat kerja pegawai, padahal pegawai
menganggap ada beberapa hal lain yang perlu diperkuat selain materi tersebut misalnya dalam hal kepemimpinan dan kedisplinan kerja.
3. Ketersediaan alat-alat keselamatan kerja yang masih kurang dari segi kuantitas
maupun kualitas karena alat-alat tersebut mudah rusak dan hilang sehingga belum terpenuhi bagi seluruh pegawai.
4. Tempat pelatihan yang selalu sama membuat pegawai cepat merasa bosan
melakukan pelatihan, mereka menganggap perlu dilakukan pelatihan diluar dari tempat kerja.
Hasil dari penelitian ini didukung hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Miranda 2004 dengan judul penelitian “Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas
Kerja Pegawai Pada PTPN. II Kebun Bandar Klippa”. Setelah dilakukan pengujian t- parsial, hasil dari penelitian ini menunjukkan pelatihan berpengaruh secara signifikan
terhadap produktivitas kerja pegawai apabila dilakukan pengujian terpisah dengan aktivitas manajerial dan apabila dilakukan pengujian determinasi menghasilkan 42 yang
berarti pelatihan dapat mempengaruhi produktivitas pegawai PTPN. II Kebun Bandar Klippa.
Universitas Sumatera Utara
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan teori mengenai pelatihan, menurut Panggabean 2004:41 pelatihan merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memberikan atau meningkatkan ketrampilan yang dibutuhkan saat melaksanakan pekerjaan masa sekarang. Pelatihan yang positif dan signifikan menunjukkan bahwa
program pelatihan yang dilaksanakan PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kwala Madu Stabat memang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja pegawainya terutama
dalam keterampilan kerja penggunaan alat-alat keselamatan kerja.
4.3.2 Pengaruh Aktivitas Manajerial terhadap Kinerja Pegawai