Pengertian Pelatihan Tahapan Pelatihan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelatihan

2.1.1 Pengertian Pelatihan

Setelah perusahaan melakukan perekrutan, seleksi, dan penempatan pegawai, perusahaan bisa saja menghadapi hal-hal yang mungkin mengalami perubahan disaat para pegawai sedang menjalani masa kerjanya. Perubahan- perubahan seperti perkembangan teknologi, menurunnya tingkat kinerja, dan lain- lain, dapat dijadikan dasar perusahaan untuk melaksanakan pelatihan bagi pegawainya. Hal ini dilakukan agar para pegawai tidak mengalami ketertinggalan terhadap perkembangan lingkungan, serta lebih mengetahui keahlian pegawai dibidang kerja yang lebih tepat lagi. Selain itu, pelatihan juga dapat meningkatkan keahlian teknis para pegawai yang diharapkan lebih menguasai bidang kerjanya, sehingga dapat bekerja secara efektif dan efisien. Menurut Sofyandi 2008 : 113 pelatihan merupakan suatu program yang diharapkan dapat memberikan rangsangan atau stimulus kepada seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam pekerjaan tertentu dan memperoleh pengetahuan umum dan pemahaman terhadap keseluruhan lingkungan kerja dan organisasi. Sedangkan menurut Sirait 2006 : 100 pelatihan adalah lebih mengarah kepada skill untuk jabatan yang sekarang. Universitas Sumatera Utara Selain itu, Panggabean 2004 : 41 mendefenisikan pelatihan sebagai suatu cara yang digunakan untuk memberikan atau meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan saat melaksanakan pekerjaan di masa sekarang.

2.1.2 Tahapan Pelatihan

Dessler dalam Sirait 2006 : 103 mengungkapkan beberapa tahapan pelatihan, yakni : 1. Needs Analysis, mengidentifikasi keterampilan spesifik yang dibutuhkan untuk memperbaiki performansi dan produktivitas, menganalisis trainee untuk memastikan bahwa program akan sesuai dengan tingkat pendidikan, pengalaman, dan keterampilan, sikap, dan motivasi pribadi. Menggunakan penelitian untuk mengembangakan tujuan yang dapat diukur. 2. Instructional Design, mengumpulkan tujuan instruksional, metode, media, uraian, dan urutan isi program, contoh, latihan dan kegiatan. Memastikan semua materi ditulis secara jelas dan sesuai dengan tujuan belajar yang telah ditentukan. Menangani semua unsur program dengan teliti dan profesional untuk menjamin kualitas dan efektivitas program latihan. 3. Validation, memperkenalkan dan memvalidasi latihan. 4. Implementation, bila dapat diterapkan, fokuskan pada pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan serta peralatan yang mendukung pelaksanaan pelatihan. 5. Evaluation and follow-up, mengakses keberhasilan program sesuai dengan reaksi, belajar, perilaku, dan hasil. Universitas Sumatera Utara a. Reaksi : catat reaksi spontan dari trainee terhadap program b. Belajar : gunakan alat Feedback atau preset dan posttest untuk mengukur apa yang sebenarnya telah dipahami oleh trainee. c. Perilaku : beri catatan reaksi dari trainee kepada supervisor setelah latihan berakhir. Ini merupakan salah satu cara untuk mengukur sampai seberapa jauh trainee dapat menerapkan keterampilan dan pengetahuan barunya dalam pekerjaan baru mereka. d. Hasil : tentukan tingkat perbaikan performance. Menurut Panggabean 2004 : 44 dalam melaksanakan atau mengimplementasikan pelatihan terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan di antaranya : 1. Peserta Terdapat dua jenis peserta yang mengikuti pelatihan dari perusahaan yaitu pegawai baru dan pegawai lama, baik itu sebagai pegawai operasional maupun pegawai manajerial. Keduanya dapat didefenisikan sebagai berikut : a. Pegawai baru. Yaitu, pegawai yang baru diterima untuk bekerja di sebuah perusahaan. Mereka diberikan pelatihan agar memahami, terampil, dan ahli dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga para pegawai tersebut dapat bekerja lebih efisien dan efektif. Pelatihan yang Universitas Sumatera Utara diberikan biasanya lebih mengarah kepada teori – teori dasar dari perusahaan. b. Pegawai lama. Yaitu, pegawai yang telah lama bekerja di sebuah perusahaan, diberikan pelatihan oleh perusahaan di balai-balai pelatihan, tujuannya lebih mengarah kepada promosi jabatan, perluasan perusahaan, tuntutan penggunaan mesin-mesain baru dan lain sebagainya. 2. Pelatih Pelatih adalah seseorang atau tim yang memberikan atau menyampaikan pelatihan kepada para peserta pelatihan. Pelatih memiliki peranan yang penting dalam keberhasilan pelaksanaan pelatihan. Pelatih dapat digolongkan dalam tiga kategori, sebagai berikut: a. Pelatih internal. Yaitu, seseorang atau tim pelatih yang ditugaskan dari dalam perusahaan untuk membetikan pelatihan kepada pegawai. Kepala bagian mutlak menjadi pelatih bagi para bawahannya, karena dialah yang memberikan petunjuk agar bawahannya dapat mengerjakan pekerjaan sesuai bidang kerja masing-masing. Pelatih internal hanya memberikan pelatihan kepada pegawai yang ada didalam perusahaan yang bersangkutan saja. b. Pelatih eksternal. Yaitu, seseorang atau tim pelatih dari luar perusahaan yang diminta untuk memberikan pelatihan kepada para pegawai suatu perusahaan. Pelatih dapat didatangkan dari luar perusahaan atau bisa Universitas Sumatera Utara juga pegawai yang dikirim untuk mengikuti kegiatan pelatihan di beberapa lembaga pelatihan. c. Pelatih gabungan internal dan eksternal. Yaitu, selain menggunakan pelatih dari dalam perusahaan juga menggunakan pelatih dari luar perusahaan, serta mengikuti beberapa pelatihan di lembaga-lembaga pelatihan. Cara ini di anggap paling baik karena dapat memberikan masukan yang lebih banyak kepada peserta pelatihan atau pegawai suatu perusahaan. 3. Metode pelatihan yang diberikan Keberhasilan pelaksanaan pelatihan juga didukung oleh metode pelatihan yang diberikan, sesuai atau tidak dengan kebutuhan setiap peserta pelatihan. Metode yang menarik dapat memberikan rangsangan yang positif agar peserta pelatihan memiliki semangat dan ketertarikan saat mengikuti program pelatihan. Metode yang diberikan dapat secara on the job training maupun off the job training.

2.1.3 Tujuan Pelatihan