BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan memberikan gambaran umum tentang subjek penelitian dan hasil penelitian yang berkaitan dengan analisa terhadap data penelitian. Analisa
data pada bab ini berkaitan dengan rumusan masalah yang akan dijawab maupun variabel yang diteliti oleh peneliti
A. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Perkebunan Nusantara Persero II Kebun Limau Mungkur yang berjumlah 205 orang. Pada awalnya
peneliti menyebar 205 skala, akan tetapi peneliti hanya mengolah data dari 170 responden karena 35 skala lainnya tidak dikembalikan oleh subjek. Berikut ini
merupakan deskripsi dari subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, dan lamanya masa kerja.
1. Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Jumlah
Persen
Laki-laki 143
84.1
Perempuan 27
15.9
Total 170
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah subjek terbanyak adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 143 orang 84.1 sedangkan
jumlah subjek berjenis kelamin perempuan sebanyak 27 orang 15.9 . 2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja
Berdasarkan teori perkembangan karir oleh Morrow dan McElroy 1987 gambaran subjek berdasarkan lamanya masa bekerja dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Bekerja Masa Bekerja
Kategori Jumlah
N Persentase
2 tahun Tahap
perkembangan establishment stage
2 tahun – 10 tahun
Tahap lanjutan
advancement stage 62
36.47
10 tahun Tahap
pemeliharaan maintenance stage
108 63.53
Total 170
100 Tabel diatas menunjukkan bahwa subjek penelitian terbanyak, yaitu
sebanyak 108 responden 63.53 berada dalam tahap pemeliharaan dalam pekerjaan mereka dan telah bekerja selama lebih dari 10 tahun. Sebanyak
62 responden 36.47 berada dalam tahap lanjutan dengan masa bekerja 2 sampai 10 tahun. Sedangkan untuk subjek yang bekerja di bawah 2 tahun
tidak ada
Universitas Sumatera Utara
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Uji Asumsi
a. Uji Normalitas Sebaran Uji normalitas sebaran dilakukan untuk mengetahui apakah setiap
variabel telah menyebar secara normal. Uji normalitas sebaran dilakukan dengan metode statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Kaidah
yang digunakan yaitu jika p 0.05 maka sebaran data normal, sedangkan jika p 0.05 maka sebaran data tidak normal.
Tabel 9. Uji normalitas sebaran dengan uji one-sample Kolmogorov
Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Organizational Citizenship
Behavior Persepsi
Kualitas hubungan
atasan- bawahan
N 170
170 Normal Parameters
a,,b
Mean 81.1647
80.80000 Std. Deviation
7.42034 11.140098
Most Extreme Differences Absolute .069
.081 Positive
.069 .081
Universitas Sumatera Utara
Negative -.059
-.060 Kolmogorov-Smirnov Z
.901 1.055
Asymp. Sig. 2-tailed .392
.216 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Data menunjukkan bahwa nilai Z variabel organizational citizenship behavior sebesar 0.901
dengan ρ = 0.392 sedangkan variabel persepsi kualitas interaksi atasan-bawahan memiliki nilai Z = 1.055
dengan ρ = 0.216. Berdasarkan hasil analisia data di atas, nilai signifikansi kedua variabel lebih besar dari 0.05 dengan demikian maka
dapat dikatakan bahwa sebaran data kedua variabel tersebut adalah normal.
b. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas
persepsi kualitas interaksi atasan-bawahan dan variabel tergantung organizational citizenship behavior memiliki hubungan yang linier atau
tidak. Uji linearitas dilakukan dengan melihat nilai signifikansi, apabila lebih besar dari 0.05 maka kedua variabel tersebut memiliki hubungan
yang tidak linier. Sebaliknya, apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang linear.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Uji Linearitas persepsi dukungan organisasi dengan Organizational Citizenship Behavior
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square
F Sig.
Organizational Citizenship
Behavior
Persepsi Kualitas
hubungan atasan-
bawahan Between
Groups Combined
5329.543 33 161.501 5.524 .000
Linearity 1277.194 1
1277.194 43.688 .000 Deviation from
Linearity 4052.349 32
126.636 4.332 .000
Within Groups 3975.846 136 29.234
Total 9305.388 169
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai signifikansi linearitas sebesar 0.000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0.05 yang berarti
terdapat hubungan yang linear secara signifikan antara persepsi kualitas interaksi atasan-bawahan dan organizational citizenship behavior.
2. Hasil Utama Penelitian
a. Pengaruh persepsi kualitas interaksi atasan-bawahan terhadap Organizational Citizenship Behavior OCB
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara dua variabel, yaitu variabel persepsi interaksi atasan-bawahan dan
organizational citizenship behavior pada karyawan. Oleh sebab itu,
Universitas Sumatera Utara
pengujian pengaruh antara kedua variabel dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi sederhana dengan menggunakan
bantuan aplikasi SPSS versi 17 for windows dan Microsoft Office Excel 2007.
Tabel 11. Hasil Analisis Regresi Sederhana
ANOVA
b
Model Sum
of Squares
df Mean Square F
Sig. 1
Regression 1277.194 1
1277.194 26.727
.000
a
Residual 8028.195
168 47.787
Total 9305.388
169 a. Predictors: Constant, Persepsi Kualitas hubungan atasan-bawahan
b. Dependent Variable: Organizational Citizenship Behavior
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai F hitung yaitu 26.727 , sedangkan nilai F tabel dapat diperoleh dengan menggunakan tabel F
dengan derajat bebas df Residual sisa yaitu 168 sebagai df penyebut dan df Regression perlakuan yaitu 1 sebagai df pembilang dengan tarap
siginifikan 0.05, sehingga diperoleh nilai F tabel yaitu 3.90. Karena F hitung 26.727 F tabel 3.90 , dan nilai signifikansi 0.000 0,05,
maka ada pegaruh positif persepsi kualitas interaksi atasan-bawahan
Universitas Sumatera Utara
terhadap Organizational Citizenship Behavior OCB pada karyawan PTPN II kebun limau mungkur Medan.
Tabel 12. Hasil Analisis Regresi Sederhana
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 Constant
61.226 3.893
15.727 .000 Persepsi
Kualitas hubungan
atasan- bawahan
.247 .048
.370 5.170
.000
a. Dependent Variable: Organizational Citizenship Behavior Hasil pengujian diperoleh nilai t hitung= 5.170. Pada t tabel
dengan df 168 dan taraf signifikansi 0.05 diperoleh 1.65. Nilai signifikansi yang ditunjukkan dari tabel diatas adalah 0.000 yang berarti
lebih kecil dari 0.05 .Dengan demikian nilai t hitung t tabel serta nilai signifikansi 0.05 maka hipotesa penelitian diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh persepsi kualitas interaksi atasan- bawahan terhadap Organizational Citizenship Behavior OCB pada
karyawan PTPN II kebun limau mungkur Medan. Arah koefisien regresi positif berarti bahwa persepsi kualitas
interaksi atasan-bawahan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap organizational citizenship behavior. Semakin tinggi skor
Universitas Sumatera Utara
persepsi dukungan organisasi, maka semakin tinggi pula skor Organizational Citizenship Behavior OCB pada karyawan.
b. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai adjusted R square.
Tabel 13. Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate
1 .370
a
.137 .132
6.91281 a. Predictors: Constant, Persepsi Kualitas hubungan
atasan-bawahan b. Dependent
Variable: organizational
citizenship behavior
Berdasarkan hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa koefisien determinasi adjusted R2 yang diperoleh sebesar 0.132. Hal ini
berarti 13.2 organizational citizenship behavior pada karyawan PT. Perkebunan Nusantara II Persero Kebun Limau Mungkur dipengaruhi
oleh persepsi kualitas interaksi atasan-bawahan.
Universitas Sumatera Utara
c. Nilai Empirik dan Hipotetik 1 Nilai Empirik Dan Hipotetik Organizational Citizenship
Behavior Setelah dilakukan uji coba, terdapat 22 aitem yang digunakan
dalam penelitian. Respon yang diberikan terdiri dari 5 buah rentang yaitu sangat tidak sesuai, tidak sesuai, netral, sesuai, dan sangat
sesuai. Nilai untuk respon sangat tidak sesuai adalah 1, nilai untuk respon tidak sesuai adalah 2, nilai untuk respon netral adalah 3, nilai
untuk respon sesuai adalah 4, dan nilai untuk respon sangat sesuai adalah 5. Dengan demikian, skor minimum yang dapat diperoleh
untuk skala organizational citizenship behavior adalah 22, sedangkan nilai maksimum yang dapat diperoleh adalah 110.
Hasil perhitungan nilai empirik dan hipotetik untuk organizational citizenship behavior dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 14. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Organizational Citizenship Behavior
Variabel Organizational Citizenship Behavior
Nilai Hipotetik
Empirik Min
22 63
Universitas Sumatera Utara
Maks 110
110
Mean 66
81.16
SD 14.67
7.42
2 Nilai Empirik dan Hipotetik Persepsi Kualitas Interaksi Atasan- Bawahan
Setelah dilakukan uji coba alat ukur persepsi kualitas interaksi atasan-bawahan, terdapat 22 aitem yang digunakan di
dalam penelitian. Respon yang diberikan terdiri dari 5 buah rentang yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat
setuju. Nilai untuk respon sangat tidak setuju adalah 1, nilai untuk respon tidak setuju adalah 2, nilai untuk respon netral adalah 3, nilai
untuk respon setuju adalah 4, dan nilai untuk respon sangat setuju adalah 5. Dengan demikian, skor minimum yang dapat diperoleh
untuk skala persepsi kualitas interaksi atasan-bawahan adalah 22, sedangkan nilai maksimum yang dapat diperoleh adalah 110.
Hasil perhitungan nilai empirik dan hipotetik untuk kesejahteraan psikologis dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 15. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Persepsi Kualitas Interaksi Atasan-Bawahan
Variabel Persepsi Kualitas Interaksi Atasan-Bawahan Nilai
Hipotetik Empirik
Min 22
50
Maks 110
110
Mean
66 80.8
SD
14.67 11.14
d. Kategorisasi Data Penelitian 1. Kategorisasi Organizational Citizenship Behavior
Norma kategorisasi yang digunakan pada organizational citizenship behavior adalah sebagai berkut.
Tabel 16. Norma Kategorisasi Organizational Citizenship
Behavior Rentang Nilai
Kategori
X ≤ µ - 1.0 SD Rendah
µ - 1.0 SD X ≤ µ + 1.0 SD
Sedang
Universitas Sumatera Utara
X µ + 1.0 SD Tinggi
Besar nilai rata-rata hipotetik organizational citizenship behavior adalah 66 dengan standar deviasi 14.67 sehingga
kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut
Tabel 17. Norma Kategorisasi Organizational Citizenship Behavior
Rentang Nilai Kategori
Jumlah Persentase
X ≤ 51.33 Rendah
51.33 X ≤ 80.67 Sedang
83 48.82
X 80.67 Tinggi
87 51.18
Total 170
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada subjek penelitian yang memiliki tingkat organizational citizenship
behavior yang rendah, sedangkan sebanyak 83 orang dari subjek penelitian 48.82 memiliki organizational citizenship behavior
sedang dan sebanyak 87 orang dari subjek penelitian 51.18 memiliki organizational citizenship behavior yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
2. Kategorisasi Persepsi Kualitas Interaksi Atasan-Bawahan Norma kategorisasi yang digunakan pada persepsi interaksi
atasan- bawahan adalah sebagai berikut:
Tabel 18. Norma Kategorisasi Persepsi Kualitas Interaksi Atasan- Bawahan
Rentang Nilai Kategori
X ≤ µ - 1.0 SD Negatif
µ - 1.0 SD X ≤ µ + 1.0 SD
Netral X µ + 1.0 SD
Positif
Besar nilai rata-rata hipotetik persepsi dukungan organisasi adalah 66 dengan standar deviasi 14.67 sehingga kategorisasi yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 20. Norma Kategorisasi Persepsi Kualitas Interaksi Atasan-Bawahan
Rentang Nilai Kategori
Jumlah Persentase
X ≤ 51.33 Negatif
5 2.94
51.33 X ≤ 80.67 Netral
79 46.47
X 80.67 Positif
86 50.59
Universitas Sumatera Utara
Total 170
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat 5 orang subjek 2.94 yang memiliki persepsi negatif terhadap
kualitas interaksi atasan-bawahan, sedangkan sebanyak 79 orang dari subjek penelitian 46.47 memiliki persepsi yang netral yaitu
persepsi terhadap kualitas atasan-bawahannya tidak positif tidak juga negatif, dan sebanyak 86 orang dari subjek penelitian 50.59
memiliki persepsi yang positf terhadap kualitas atasan dan bawahan.
C. Pembahasan
Data penelitian menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini berjumlah 143 orang berjenis kelamin laki-laki dan 27 orang berjenis kelamin
perempuan. Jika dilihat dari lamanya masa bekerja terdapat 62 orang yang telah bekerja dalam rentang dua sampai sepuluh tahun, 108 orang yang telah bekerja
lebih dari sepuluh tahun, dan tidak ada subjek yang bekerja kurang dari dua tahun. Analisa hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kualitas interaksi
atasan-bawahan terbukti memiliki pengaruh yang positif terhadap organizational citizenship behavior OCB pada karyawan PT. Perkebunan Nusantara II
Persero Kebun Limau Mungkur dengan koefisien determinasi adjusted Rsquare sebesar 0.132 yang menandakan bahwa persepsi kualitas interaksi
atasan-bawahan memiliki pengaruh sebeasar 13.2 terhadap organizational citizenship behavior pada karyawan PT. Perkebunan Nusantara II Persero
Universitas Sumatera Utara
Kebun Limau Mungkur. Hal ini menunjukkan bahwa semakin positif persepsi kualitas interaksi atasan-bawahan maka semakin tinggi Organizational
Citizenship Behavior OCB karyawan PT. Perkebunan Nusantara II Medan Persero Kebun Limau Mungkur, demikian sebaliknya, semakin negatif persepsi
kualitas interkasi atasan-bawahan yang dimiliki karyawan PT. Perkebunan Nusantara II Medan Persero Kebun Limau Mungkur maka semakin rendah
Organizational Citizenship Behavior OCB yang dimiliki karyawan. Hasil penelitian yang didapatkan ini sejalan dan mendukung penelitian
yang telah dilakukan olehShore dan Wayne 1993 yang menemukan bahwa persepsi terhadap dukungan organisasi menjadi prediktor OCB dan berhubungan
positif dengan kinerja dan OCB. Hasil penelitian ini sejalan dan mendukung penelitian dari Trukenbrodt
2000 mengenai hubungan antara sikap atasan terhadap bawahan terhadap komitmen organisasi dan organizational citizenship behavior yang menunjukkan
hasil bahwa ada hubungan yang positif antara sikap tersebut terhadap komitmen organisasi dan organizational citizenship behavior.
Alasan yang menjelaskan pengaruh positif kualitas interaksi atasan- bawahan terhadap organizational citizenship behavior adalah ketika interaksi
atasan-bawahan berkualitas baik, hal ini memiliki arti bahwa seorang atasan akan berpandangan positif terhadap bawahannya sehingga bawahannya akan merasakan
bahwa atasan banyak memberikan dukungan dan motivasi. Hal ini meningkatkan rasa percaya diri dan hormat bawahan pada atasan sehingga mereka termotivasi
Universitas Sumatera Utara
untuk melakukan ”lebih dari” yang diharapkan oleh atasan mereka Roggio, 1990.
Alasan lain adalah ketika kualitas interaksi atasan-bawahan dipersepsi secara positif atau pada level yang tinggi oleh karyawan, hal ini akan membuat
karyawan merasa suka rela untuk memberi imbal balik reciprocity. Imbal baliknya dapat diwujudkan dengan bekerja “lebih dari” yang seharusnya mereka
kerjakan atau menunjukkan OCB Riggio, 1990. OCB itu sendiri mampu meningkatkan efektifitas dan kesuksesan organisasi. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Borman dan Motowidlo 1993 yang mengatakan bahwa OCB dapat meningkatkan performa organisasi organizational performance karena perilaku
ini merupakan “pelumas” dalam organisasi, dapat diartikan dengan adanya perilaku ini maka interaksi sosial pada anggota-anggota organisasi menjadi lancar,
mengurangi terjadinya perselisihan, dan meningkatkan efisiensi. Jika dilihat dari pengkategorian Organizational Citizenship Behavior
OCB dan persepsi kualitas interaksi atasan-bawahan yang menunjukkan bahwa tingkat OCB karyawan di Kebun Limau Mungkur tinggi dan persepsi terhadap
kualitas interaksi atasan-bawahan yang positif, hal ini tidak sesuai dengan fenomena yang telah dijelaskan di latar belakang masalah. Perbedaan hasil
penelitian dengan fenomena diduga karena terdapat social desirability saat mengisi skala. Social desirabiliy adalah jawaban atau respon individu terhadap
pertanyaan atau pernyataan yang mana mereka akan menjawab sama dengan jawaban orang pada umumnya dan menghindari jawaban yang tidak diharapkan
oleh orang lain Sjostrom Hoolst, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Individu akan cenderung setuju pada pernyataan yang baik dan tidak setuju pada pernyataan yang jelek mengenai interaksinya dengan atasan dan tentang
perilaku sukarelanya di perusahaan, karena jika mereka merespon secara negatif mereka berfikir akan mempengaruhi hubungannya dengan atasan. Selain itu
berbedaan hasil ini juga dipengaruhi oleh kurang maksimalnya peneliti dalam melakukan wawancara awal untuk menggali masalah di perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari permasalahan dalam penelitian ini. Kemudian pada akhir bab, peneliti akan mengemukakan beberapa saran terkait
dengan organisasi maupun penelitian yang akan dilakukan di masa mendatang.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Persepsi kualitas interaksi atasan-bawahan terbukti memiliki pengaruh yang positif terhadap Organizational Citizenship Behavior OCB pada
karyawan PT. Perkebunan Nusantara II Medan Persero Kebun Limau Mungkur. Hal ini menunjukkan bahwa semakin positif persepsi kualitas
interaksi atasan-bawahan maka akan semakin tinggi Organizational Citizenship Behavior OCB karyawan PT. Perkebunan Nusantara II
Medan Persero Kebun Limau Mungkur. 2. Sumbangan efektif variabel persepsi kualitas interaksi atasan-bawahan
terhadap Organizational Citizenship Behavior OCB adalah sebesar 13.2 adjusted R2 = 0.132 pada karyawan PT. Perkebunan Nusantara II
Medan Persero Kebun Limau Mungkur. 3. Berdasarkan norma kategorisasi data hipotetik Organizational Citizenship
Behavior OCB, rata-rata karyawan PT. Perkebunan Nusantara II Medan
Universitas Sumatera Utara