organisasi yang mempunyai karyawan yang memiliki OCB yang baik, akan memiliki kinerja yang lebih baik dari organisasi lain.
Berdasarkan definisi dari beberapa tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa OCB adalah tindakan yang bersifat sukarela, bersedia membantu tanpa meminta
bayaran ataupun reward, dilakukan tanpa adanya paksaan, dan memberi kontribusi pada keefektifan fungsi organisasi.
2. Dimensi Organizational Citizenship Behavior OCB
Dimensi yang paling sering digunakan dalam Organizational Citizenship Behavior OCB adalah dimensi-dimensi yang dikembangkan oleh Organ.
Menurut Organ 1988, OCB dibangun dari lima dimensi yang masing-masing bersifat unik, yaitu:
a. Altruism Altruism merupakan perilaku karyawan untuk menolong rekan kerjanya
yang mengalami kesulitan tanpa memikirkan keuntungan pribadi. b. Courtesy
Merupakan perilaku yang memperhatikan dan menghormati orang lain, menjaga hubungan baik dengan rekan kerja agar terhindar dari masalah
interpersonal, dan membuat langkah-langkah untuk meredakan atau mengurangi suatu masalah.
c. Sportsmanship Perilaku ini menekankan pada aspek-aspek perilaku positif terhadap
keadaan yang kurang ideal dalam organisasi tanpa menyampaikan
Universitas Sumatera Utara
keberatan, seperti tidak suka mengeluh walaupun berada dalam situasi yang kurang nyaman, tidak suka protes, dan tidak membesar-besarkan
masalah yang kecil. d. Conscientiousness
Perilaku yang menunjukkan sebuah usaha melebihi harapan dari organisasi. Perilaku sukarela atau yang bukan merupakan kewajiban dari
seorang karyawan. e. Civic Virtue
Karyawan berpartisipasi aktif dalam memikirkan kehidupan organisasi atau perilaku yang menunjukkan tanggung jawab pada kehidupan
organisasi untuk meningkatkan kualitas pekerjaaan yang ditekuni. Contoh perilakunya adalah ketika karyawan mau terlibat dalam permasalahan
yang ada di organisasi dan tetap up to date dalam perkembangan organisasi.
Selanjutnya Podsakoff 2000 juga membagi OCB menjadi tujuh dimensi atau aspek, yaitu:
a. Altruism Yaitu perilaku membantu teman kerja secara sukarela dan mencegah
terjadinya masalah yang berhubungan dengan pekerjaan. Dimensi ini merupakan komponen utama dari OCB.
b. Conscientiousness Yaitu perilaku yang melakukan prosedur dan kebijakan perusahaan
melebihi harapan
minimum perusahaan.
Karyawan yang
Universitas Sumatera Utara
menginternalisasikan peraturan
perusahaan secara
sadar akan
mengikutinya meskipun pada saat tidak diawasi. c. Sportsmanship
Yaitu tidak
mengeluh mengenai
ketidaknyamanan bekerja,
mempertahankan sikap positif ketika tidak dapat memenuhi keinginan pribadi, mengizinkan seseorang untuk mengambil tindakan demi kebaikan
kelompok. d. Loyality
Didefinisikan sebagai
loyalitas terhadap
organisasi, meletakkan
perusahaan diatas diri sendiri, mencegah dan menjaga perusahaan dari ancaman eksternal, serta mempromosikan reputasi organisasi.
e. Cheerleading Karyawan terlibat atau mengikuti perayaan prestasi dari rekan kerjanya
rendah hati. Dampaknya yaitu untuk memberikan penguatan positif bagi kontribusi positif, yang pada gilirannya akan membuat kontribusi tersebut
lebih mungkin terjadi di masa depan Organ; Podsakoff; Mackenzie, 2006.
f. Peacemaking Karyawan menyadari adanya masalah atau konflik yang akan
memunculkan perselisihan antara dua atau lebih partisipan. Seorang peacemaker akan masuk kedalam permasalaha, memberikan kesempatan
pada orang yang sedang memiliki masalah untuk berpikir jernih, dan
Universitas Sumatera Utara
membantu mencari solusi dari permasalahan Organ; Podsakoff; Mackenzie, 2006.
g. Courtesy Courtesy adalah menjaga hubungan baik dan menghargai sesama rekan
kerja. Dimensi altruism, courtesy, cheerleading, dan peacemaking dapat
digabung menjadi satu dimensi yaitu dimensi helping behavior karena berkaitan dengan perilaku menolong orang lain dalam mengatasi permasalahan-
permasalahan yang ada serta menyangkut pekerjaan di organisasi Organ; Podsakoff; dan Mackenzie, 2006. Berdasarkan pada penjelasan di atas maka
peneliti menggunakan empat aspek untuk mengukur OCB karyawan yaitu helping behavior, civic vitue, sportsmanship dan conscientiousness.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Organizational Citizenship Behavior