Sumber sejarah Kerajaan Kutai a. Letak kerajaan

Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia 23 c Prasasti Kebon Kopi d Prasasti Tugu e Prasasti Pasir Awi f Prasasti Muara Cianten g Prasasti Cidangiang Lebak Konsep dan Aktualita Isi prasasti Tugu adalah yang terpanjang di antara semua peninggalan Purnawarman. Bunyinya: Dahulu kali yang bernama Kali Chandrabhaga = Kali Bekasi digali oleh Maharaja Yang Mulia yang mempunyai lengan yang kencang dan kuat, yakni Raja Purnawarman. Setelah melewati istana baginda yang masyhur, kali itu dialirkan ke laut. Kemudian, di dalam tahun ke-22 dari takhta baginda, Raja Purnawarman yang berkilau karena kepandaian dan kebijaksanaannya serta menjadi panji segala raja, memerintahkan pula menggali kali yang indah serta jernih airnya. Kali Gomati namanya. Kali ini mengalir di tengah-tengah kediaman Sang Pendeta Nenekda Sang Purnawarman. Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik, yakni pada tanggal 8 paro peteng bulan Phalguna dan diakhiri pada hari tanggal 13 paro terang bulan Caitra. Galian itu panjangnya 6.122 tumbak. Untuk itu, diadakan selamatan yang dilaksanakan oleh para brahmana. Untuk selamatan itu, Raja Purnawarman mendharmakan seribu ekor sapi. Dari prasasti ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Purnawarman memerhatikan kemakmuran rakyatnya. 2. Kerajaan Tarumanegara bersifat agraris dan sudah memiliki sistem irigasi. 3. Masyarakatnya hidup teratur dengan gotong royong. 4. Agama yang dianut adalah Hindu, terbukti dari hewan yang digunakan untuk kurban adalah lembu.

c. Runtuhnya Tarumanegara

Pada akhir abad ke-7, Tarumanegara tidak terdengar lagi kabar beritanya. Ada kemungkinan kerajaan ini ditaklukkan oleh Sriwijaya. Kemungkinan ini dapat kita ketahui dari sumber-sumber sejarah berikut. 1 Dalam prasasti Kota Kapur disebutkan bahwa pada tahun 686, Sriwijaya menghukum bumi Jawa karena tidak taat kepada Sriwijaya. 2 Sejak abad ke-7, Kerajaan Cina tidak pernah menyebut lagi adanya utusan yang datang dari dan ke Tarumanegara.

3. Kerajaan Holing

Suatu berita dari Cina pada masa dinasti Tang menyebutkan bahwa di Jawa ada suatu kerajaan yang bernama Holing atau Kaling, tepatnya di daerah Jawa Tengah dekat Jepara sekarang. Kerajaan ini menghasilkan penyu, emas, perak, cula, gading, dan orang- orangnya pandai membuat minuman dari kelapa. Berita ini disampaikan oleh I-Tsing. Ia mengatakan bahwa pada tahun 664, pendeta Hwining dan pembantunya Yunki pergi ke Holing untuk mempelajari agama Buddha. Ia juga menerjemahkan kitab suci agama Buddha dari bahasa Sanskerta ke bahasa Cina dibantu pendeta Janabhadra dari Holing. Kitab terjemahan Hwining tersebut adalah bagian terakhir dari kitab Varinirvana yang mengisahkan tentang pembukaan jenazah Sang Buddha.