Kehidupan ekonomi Kerajaan Mataram Kuno a. Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno

36 Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI IPS putrinya dengan Airlangga, kerajaan ini diserang oleh Raja Wurawari dari Wengker. Dalam peristiwa yang disebut Pralaya Medang ini, Raja Dharmawangsa beserta beberapa kerabat istana wafat. 3 Raja Airlangga Ketika terjadi Pralaya Medang, Airlangga dan pengikut setianya, Narottama, berhasil lari dan bersembunyi di lereng Gunung Kelud. Setelah berhasil mengalahkan Raja Wurawari, Airlangga kembali ke Medang dan naik takhta menggantikan Dharmawangsa 1019. Gelarnya Sri Maharaja Rake Halu Lokeswaram Dharmawangsa Airlangga. Ia kemudian memindahkan ibu kota Medang Mataram ke Kahuripan pada tahun 1037. Airlangga mengeluarkan prasasti Kalkuta 1041 yang isinya: a menguraikan silsilah Airlangga Airlangga adalah putra Raja Udayana dari Bali, b kisah peristiwa penyerangan Raja Wurawari dari Wengker, c kisah pelarian Airlangga ke Bukit Wonogiri diikuti Narottama, d pendirian pertapaan di Pucangan, dan e peperangan Airlangga dengan Raja Wurawari. Usaha-usaha Airlangga mengembalikan Kerajaan Medang Mataram selanjutnya dikenal pula sebagai Kerajaan Kahuripan sebagai berikut. a Menguasai Sriwijaya dengan mengawini putri dari Sriwijaya yang melahirkan Samarawijaya dan Panji Garasakan. b Membangun bendungan Waringin Sapto. c Membangun pelabuhan Kambang Putih di Tuban. Agama yang dipeluk Airlangga adalah Hindu Wisnu, tampak dari arca-arca yang ditemukan di candi Belahan, di mana Airlangga dipatungkan sebagai Wisnu yang tengah mengendarai Ganda. Kesusastraan pada masa pemerintahan Airlangga cukup maju. Antara lain yang terkenal adalah kitab Arjunawiwaha karangan Mpu Kanwa 1030 dan kitab Calon Arang anonim. Sebelum mengundurkan diri dari takhta, Airlangga membagi dua wilayah kerajaannya. Tugas membagi dua kerajaan ini dengan adil diserahkan kepada Mpu Baradha. Mpu Baradha terkenal karena kesaktiannya. Wilayah Kahuripan dibagi menjadi JenggalaKahuripanSingasari yang diberikan kepada Panji Garasakan dan PanjaluKediriDaha yang diberikan kepada Samarawijaya. Batas kedua kerajaan adalah Gunung Kawi, sebelah utara Gunung Kawi adalah milik Kerajaan Panjalu dan sebelah selatan Gunung Kawi adalah wilayah Kerajaan Jenggala. Alasan pembagian kerajaan ini adalah sebab Putri Mahkota, Sri Sanggramawijaya tidak bersedia menjadi raja dan memilih menjadi pertapa. Itulah sebabnya Airlangga membangun pertapaan di Penanggungan. Dalam pertapaannya di Penanggungan tersebut, Sri Sanggramawijaya mendapat gelar Dewi Kilisuci. Untuk menghindari pertengkaran antara kedua putra selir, Panji Garasakan dan Samarawijaya, Airlangga memerintahkan Kahuripan Medang Mataram dibagi dua. Namun, setelah Airlangga wafat, peperangan tetap terjadi dan dimenangkan oleh Panjalu Kediri dipimpin Jayabaya.