Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia
134
Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI IPS
4. Gun kawedanan atau distrik, dipimpin oleh seorang gunco. 5. Son kecamatan, dipimpin oleh seorang sonco.
6. Ku kelurahan atau desa, dipimpin oleh seorang kuco.
Dalam menjalankan pemerintahan, syucokan dibantu oleh Cokan Kanbo Majelis Pemusyawaratan Cokan yang terdiri dari tiga bu bagian, yaitu Naiseibu bagian pemerintahan
umum, Keizaibu bagian ekonomi, dan Keisatsubu bagian kepolisian. Para syucokan secara resmi dilantik oleh gunseikan pada bulan September 1942.
Pelantikan ini merupakan awal dari pelaksanaan organisasi pemerintahan daerah dan menyingkirkan pegawai-pegawai Indonesia yang pernah menduduki kedudukan tinggi pada
masa pemerintahan sementara. Pemerintahan militer di Sumatra yang berada di bawah Panglima Tentara Keduapuluhlima membentuk sepuluh karesidenan syu yang terdiri dari
bungsyu
subkaresidenan, gun, dan son. Kesepuluh syu tersebut adalah Aceh, Sumatra Timur, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Jambi, Palembang, Lampung, dan Bangka
Bilitan Belitung. Jabatan syucokan dipegang oleh orang Jepang. Selain pemerintahan militer gunsei
angkatan darat, Armada Selatan Kedua juga membentuk suatu pemerintahan yang disebut
Minseibu . Pemerintahan ini terdapat di tiga
tempat, yaitu Kalimantan, Sulawesi, dan Seram. Daerah bawahannya meliputi syu,
ken, bunken subkabupaten, gun, dan son.
Seperti di Pulau Jawa dan Sumatra, tidak lama setelah pendaratan tentara Jepang, orang-orang Indonesia mendapatkan jabatan-jabatan tinggi. Namun, setelah bulan Agustus 1942, jabatan-
jabatan yang disediakan untuk orang Indonesia hanya terbatas sampai gunco dan sanco, sedangkan jabatan wali kota untuk Makassar, Manado, Banjarmasin, dan Pontianak dipegang
oleh orang Jepang.
Dalam bidang ekonomi, Jepang membuat kebijakan-kebijakan yang pada intinya terpusat pada tujuan mengumpulkan bahan mentah untuk industri perang. Ada dua tahap perencanaan
untuk mewujudkan tujuan tersebut, yaitu tahap penguasaan dan tahap menyusun kembali struktur.
Pada tahap penguasaan, Jepang mengambil alih pabrik-pabrik gula milik Belanda untuk dikelola oleh pihak swasta Jepang, misalnya, Meiji Seilyo Kaisya dan Okinawa Seilo Kaisya.
Adapun dalam tahap restrukturisasi menyusun kembali struktur, Jepang membuat kebijakan- kebijakan berikut.
1. Sistem autarki, yakni rakyat dan pemerintah daerah wajib memenuhi kebutuhan sendiri untuk menunjang kepentingan perang Jepang.
2. Sistem tonarigumi, yakni dibentuk organisasi rukun tetangga yang terdiri atas 10 - 20 KK untuk mengumpulkan setoran kepada Jepang.
3. Jepang memonopoli hasil perkebunan berdasarkan UU No. 22 Tahun 1942 yang dikeluarkan oleh Gunseikan.
4. Adanya pengerahan tenaga untuk kebutuhan perang.
Inskripsi
Dalam rangka menandingi pengaruh Eropa, Jepang mengganti nama-nama wilayah yang dikuasainya.
Misalnya, Buitenzorg diganti menjadi Bogor, Meester Cornelis diganti menjadi Jatinegara, Taiwan diganti
menjadi Formosa, dan Konca diganti menjadi Chosen.
Pendudukan Jepang
135
Pengaruh Jepang dalam bidang pendidikan dan kebudayaan di Indonesia sebagai berikut. 1. Bahasa Belanda dilarang digunakan. Sebagai gantinya, bahasa Jepang dan bahasa
Indonesia wajib digunakan di sekolah-sekolah dan kantor-kantor. Selain itu, Jepang juga mengajarkan penggunaan aksara Kanji, Hiragana, dan Katakana.
2. Untuk mengembangkan bidang budaya, diterbitkan koran berbahasa Jepang dan dibuka kursus bahasa Jepang.
3. Rakyat diwajibkan mengikuti tradisi menghormat matahari dengan seikeirei atau menghadap ke timur pada setiap pagi ketika matahari terbit.
4. Pada tanggal 1 April 1943 didirikan Pusat Kebudayaan Keiman Bunka Shidosko. Sebagai usaha penunjang kebutuhan perang, Jepang memberlakukan mobilitas sosial
yang meliputi: 1. pelaksanaan kinrohoshi atau latihan kerja paksa,
2. pelaksanaan romusa atau kerja paksa tanpa bayar selamanya, dan
3. pembentukan tonarigumi atau organisasi rukun tetangga. Untuk membangun mentalitas, ditanamkan seiskin atau
semangat serta bhusido atau jalan ksatria yang berani mati, rela berkorban, siap menghadapi bahaya, dan menjunjung
tinggi keperwiraan.
Bentuk-bentuk organisasi kemiliteran yang dibentuk Jepang sebagai berikut.
1. Seinendan, yaitu barisan pemuda yang berumur 14 – 22 tahun.
2. Iosyi Seinendan, yaitu barisan cadangan atau seinendan putri.
3. Bakutai, yaitu pasukan berani mati. 4. Keibodan, yaitu barisan bantu polisi yang anggota-
nya berusia 23 – 35 tahun. Barisan ini di Sumatra disebut Bogodan dan di Kalimantan disebut Borneo
Konon Hokokudan. 5. Hisbullah, yaitu barisan semimiliter untuk orang
Islam. 6. Heiho, yaitu pembantu prajurit Jepang yang anggotanya berusia 18– 25 tahun.
7. Jawa Sentotai, yaitu barisan benteng perjuangan Jawa. 8. Suisyintai, yaitu barisan pelopor.
9. Peta atau Pembela Tanah Air, yaitu tentara daerah yang dibentuk oleh Kumakichi Harada
berdasarkan Osamu Serei No. 44 tanggal 23 Oktober 1943. 10. Gokutokai, yaitu korps pelajar yang dibentuk pada bulan Desember 1944.
11. Fujinkai, yaitu himpunan wanita yang dibentuk pada tanggal 23 Agustus 1943.
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia
Gambar 6.2
Latihan Seinendan
Sumber: Ensiklopedi Nasional Indonesia
Gambar 6.1 Romusa, oleh Jepang
dipropaganda menjadi tentara pelajar
136
Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI IPS
Jabatan-jabatan militer yang dapat diperoleh setelah seseorang menamatkan pendidikan adalah sebagai berikut.
1. Daidanco komandan batalyon, dipilih dari kalangan tokoh-tokoh masyarakat, seperti pegawai pemerintah, pemimpin agama, pamong praja, politikus, dan penegak hukum.
2. Cudanco komandan kompi, dipilih dari kalangan mereka yang telah bekerja, namun belum mencapai pangkat yang tinggi, seperti guru dan juru tulis.
3. Shodanco komandan peleton, umumnya dipilih dari kalangan pelajar sekolah lanjutan pertama atau sekolah lanjutan atas.
4. Budanco komandan regu, dipilih dari kalangan pemuda yang lulus sekolah dasar. 5. Giyuhei prajurit sukarela, dipilih dari kalangan pemuda yang masih setingkat sekolah
dasar. Calon perwira Peta mendapat latihan pertama kali
di Bogor. Setelah mendapatkan latihan-latihan tersebut, tentara Peta ditempatkan di daidan-daidan batalyon
yang tersebar di Jawa, Madura, dan Bali. Semuanya berjumlah 66 daidan. Dalam perkembangannya, banyak
anggota Peta yang merasa kecewa terhadap pemerintah pendudukan Jepang. Mulai tahun 1944 terjadi pem-
berontakan-pemberontakan, yang terbesar adalah pemberontakan Peta Blitar, Jawa Timur, pada tanggal 14
Februari 1945 yang diikuti oleh sekitar separuh dari seluruh anggota daidan. Sayangnya, pemberontakan yang dipimpin oleh Supriyadi dan Muradi tersebut dapat ditumpas Jepang.
Sosiodrama
Buatlah kelompok yang terdiri atas lima orang. Tiap kelompok membuat skenario sosiodrama 15 menit dengan tema berikut pilih salah satu.
1. Masuknya Jepang ke Indonesia dengan propaganda 3A. 2. Kekalahan Belanda atas Jepang dalam Perang Asia.
3. Penyerahan kekuasaan Belanda atas Hindia Belanda Indonesia kepada Jepang. 4. Pemaksaan tradisi Jepang di Indonesia seikerei, pelarangan penggunaan bahasa Belanda,
dan pelaksanaan kinrohoshi serta romusa. Pentaskan skenario yang Anda susun di depan kelas